Pesantren Serambi Mekkah Dirintis Pengusaha Garmen


Pesantren Terpadu Serambi Makkah adalah tempat para ulama membahas masalah Golput dan persoalan bangsa yang lain.

Ide cikal bakal pendirian Pesantren Terpadu Serambi Mekkah pada awalnya bermula dari niat keluarga besar H. Bahar Yusuf Dt. Rajo Bukik untuk mendirikan sebuah masjid. Slain untuk ibadah, juga sebagai pusat syiar Islam, khususnya di Padang Panjang.

Namun setelah dikaji ulang, mengingat Padang Panjang telah banyak berdiri masjid dan mushalla, keluarga besar Bahar Yusuf memutuskan untuk memprioritaskan pendirian sebuah lembaga pendidikan dalam bentuk pondok pesantren yang penggalian pondasinya dimulai tahun 1995.

“Karena ada sedikit kelebihan rezeki, mulanya saya berniat hendak mendirikan masjid supaya dapat digunakan untuk beribadah dan mengaji oleh masyarakat. Tapi oleh keluarga, terutama anak-anak saya menyarankan hendaknya dibangun pesantren. Siapa tahu kelak dapat juga muncul pengganti Buya Hamka,” ujar Bahar Yusuf saat dijumpai disela-sela Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia III di Padang Panjang, Sumatera Barat.

Dijelaskan Pimpinan Pesantren Terpadu Serambi Mekkah H. Ade Sehabuddin, SH, keputusan untuk mendirikan sebuah pesantren bukanlah keputusan tanpa alasan. Keputusan itu tidaklah berawal dari dorongan nafsu keduniawian yang materialistis, mengingat di Padang Panjang telah banyak berdiri pondok pesantren yang berpengalaman puluhan tahun dan dikenal luas masyarakat. Apalagi seluruh keluarga badan pendiri juga terkonsentrasi menggeluti bisnis garmen di Jakarta.

Ghirah keislaman dan hidayah Allah swt yang diturunkan-Nya ke hati badan pendiri, khususnya Bahar Yusuf dan istri (Hj. Ermayeti Yusuf). Ia memiliki energi yang kuat untuk tetap berazzam mendirikan Ponpes H Yusuf Bahar Yusuf. Keluarga berketetapan hati bahwa mendirikan ponpes adalah juga bagian bentuk besyukur atas nikmat rezeki yang telah dilimpahkan Allah Swt.

Betapa tidak, dalam tempo tujuh tahun sejak mulai menginjakkan kaki mengadu nasib di Jakarta pada tahun 1989, Allah swt telah memperlihatkan kekuasaannya dengan memberikan limpahan rezeki. Sehingga berdirilah sebuah pesantren berarsitektur megah.

Disisi lain, muncul kekhawatiran di kalangan keluarga badan pendiri yang banyak sedikitnya ada yang mengenyam pendidikan di pesantren. Tentang cara pandang umat Islam baik di kota-kota besar maupun daerah yang menganggap pengetahuan agama tidak menjanjikan masa depan materi yang cukup. Pandangan keduniawian ini memandang bahwa sukses menguasai mata pelajarab agama tidak akan menjamin kesuksesan mendapatkan pekerjaan.

Pada saat yang sama dunia pendidikan kita juga dilanda krisis akhlak di kalangan peserta didik. Mereka terjebak dalam limpur kemaksiatan, pecandu narkoba, tawuran antar pelajar, dan sederet bentuk kerusakan akhlak lainnya. Bahkan sangat disayangkan bahwa anak-anak didik tersebut akalnya selalu ditempa dengan berbagai ilmu pengetahuan, namun batin mereka kering dengan siraman ruhani.

Kondisi ini sangat memperihatinkan, mengingat Sumatera Barat dikenal sebagai daerah yang banyak menghasilkan para ulama dan cendekiawan muslim sekaliber Syeikh Sulaiman Ar Rasuli (Pendiri Ma’had Tarbiyah Islamiyah Canduang), Syeikh Ibrahim Musa Parabek (pendiri Perguruan Sumatera Thawalib), Rahmah El Yunusiyyah (Pendiri Perguruan Diniyyah Puteri), Buya Hamka, Muhammad Natsir dan sejumlah tokoh lainnya.

Memang, larut dengan nostalgia masa silam tidak ada gunanya. Keinginan untuk “membangkik batang terendam”, mencetak Hamka-hamka muda adalah keputusan seluruh keluarga besar H. Bahar Yusuf yang terdiri dari istri, anak, dan menantu beliau. Allah Swt mentakdirkan rencana tersebut terwujud.


Resmi Berdiri


Pada bulan November 1995, H. Bahar Yusuf dan isttri berangkat ke Padang Panjang untuk mengurus pembuatan akte Yayasan melalui Notaris Azhari, SH. Yayasan tersebut resmi didirikan pada tanggal 16 November 1995 dengan nama Yayasan Bahar Yusuf yang bergerak dibidang social, khususnya menyelenggarakan pendidikan dengan mendirikan Pesantren Terpadu Serambi Makkah.

“Yayasan telah memberi keleluasaan kepada pengelola pesantren dengan menjalin komunikasi dengan pemerintah dan masyarakat untuk kreatif mengembangkan kurikulum sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan pendidikan di pesantren ini,” ujar Bahar Yusuf, sang pendiri.

Saat menghadiri Milad ke 10 Pesantren Terpadu Serambi Makkah (2 Juni 2007) Walikota Padang Panjang Suir Syam dalam sambutannya mengatakan, kehadiran Pesantren Terpadu Serambi Makkah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Bahar Yusuf diakui telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan pendidikan di Kota Padang Panjang yang dikenal sebagai Kota Pendidikan Bernuansakan Islami.

Pesantren Terpadu Serambi Mekkah memiliki potensi untuk lebih berkembang pada masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena pesantren ini memiliki keunggulan dalam mengintegrasikan antara ilmu agama dan umum. Sehingga para santri tidak akan memiliki kepribadian terbelah yang memiliki kecerdasan otak, namun bobrok secara metal.

Sebaliknya, model pendidikan yang terapkan oleh Pesantren Terpadu ini adalah model ideal karena menyentuh ranah utama pada diri manusia, yaitu ranah akal, hati dan fisik.

Sampai saat ini luas seluruh lokasi Pesantren Terpadu Serambi Mekkah Padang Panjang adalah 8006 M², terdiri dari: Luas lokasi yang telah dibangun (4.756 M²), luas perkarangan sekolah (2.500 M²), luas lapangan basket putri (750 M²), luas lapangan basket putri (625 M²).

Saat ini pesantren terdiri dari tiga lantai, meliputi masjid, asrama santri, laboratorium, wartel, Toserba, kantor jurnalistik, ruang auidio visual, ruang komisi disiplin, medical center. Di bagian depan, rencananya akan dibangun Convention Center (aula dan gedung olahraga serta taman kanak-kanak).

“Semoga Pesantren Terpadu Serambi Mekkah melahirkan ulama-ulama besar yang dibutuhkan umat. Setidaknya menjadi sarana belajar dari tidak tahu menjadi tahu, belajar mengerjakan apa yang diketahui, belajar untuk mengenal kemampuan diri sendiri, belajar hidup bermasyarakat dan belajar untuk mengenal sang pencipta,” ujar Bahar Yusuf berharap. (mnx)

Oleh: Adhes Satria
http://sabili.co.id/index.php/20090204906/Jaulah/Pesantren-Serambi-Mekkah-Dirintis-Pengusaha-Garmen.htm

No comments:

Post a Comment