Menikah Di Usia Muda

Assalamu'alaikum,

perkenalkan ane fajar umur 21(pada bulam Mei), saya punya permasalahan yang saat ini sulit untuk mencari jalan keluar.

Ketika SMA saya pernah berpacaran selama kurang lebih satu tahun,namun menginjak kuliah Allah telah memberi petunjuk dan hidayahNya sehingga saya tidak lagi berpacaran dan fokus pada dakwah kampus.Namun masa lalu yang teramat begitu sulit untuk dilupakan membuat saya tidak fokus dalam dakwah ini, niat saya sering melenceng mulai dari ingin diperhatikan akhwat sampai sering memperhatikan akhwat. Ane benar-benar tertekan dengan keadaan ini dan takut amalan ane tidak diterima oleh Allah karena niat yang salah.

Apakah solusi yang terbaik yang bisa saya lakukan?Apakah dengan menikah bisa menghilangkan memori masa lalu dan fokus pada dakwah?

Mohon jawabannya.Terima kasih sebelumnya

wassalamu'alaikum wr wb

Terbit

Jawaban

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu

Sdr. Fajar yang dirahmati Allah swt.,
Anda punya masa lalu dan saat ini sedang mencoba meninggalkan apa yang salah dari masa lalu itu, inilah proses hidayah yang mahal harganya. Bersyukurlah anda dipilih untuk dapat meni’mati hidayah dan furqan untuk menjalani jalan hidup ke depan lebih terang. Saya dapat memahami bahwa suatu proses kejiwaan menuju hidayah butuh perjuangan bahkan kadang mungkin menimbulkan pergolakan batin. Semua ini sebagai bentuk proses apakah seseorang dapat istiqomah atau tidak setelah mendapatkan pintu hidayah. Seperti yang anda alami, dalam niatan yang semula lurus untuk berda’wah, tiba-tiba datang bisikan-bisikan dalam hati ...yakni yang selalu yuwas -wisu fi shudurinnas....tapi inilah gejolak darah muda, darahnya para pemuda yang dominan ujian yang datang berupa hubungan interpersonal, termasuk hubungan dengan lawan jenis.

Sdr. Fajar yang dirahmati Allah swt.,
Anda berusia 21 tahun sekarang, ini adalah masa-masa peralihan memang menuju ke kematangan berpikir, berperasaan dan bertindak. Kecenderungan pada lawan jenis menjadi hal yang fitrah adanya, ini adalah instink yang diberikan oleh Allah swt. bagi makhluk hidup untuk mempertahankan speciesnya. Jadi perasaan ini manusiawi, karena dipicu pula oleh hormon-hormon yang disertakan ketika proses reproduksi sudah siap dan matang. Selain hormon, sistem syarafpun bekerja, antara lain memicu ranah emosi, menimbulkan suatu sensasi jiwa seperti yang anda alami. Namun sistem itupun mempunyai mekanisme kendalinya sendiri dengan manajemen spiritual yang telah dianugerahkan pada manusia. Dalam bahasa agama, unsur ruhiyah harus senantiasa dibersihkan (tazkiyah) dengan upaya-upaya seperti dzikr, puasa, sholat, jauhkan dari rangsang-rangsang yang menstimulasi nafsu dan hasrat seksual.

Sdr. Fajar yang dirahmati Allah swt.,
Pengalaman masa lalu akan tersimpan dalam memori, ini alamiah. Terutama hal-hal yang berkesan sangat mendalam akan kuat pula tersimpan dalam memori, sedang hal-hal yang dianggap sepele dan tidak berkesan akan lewat begitu saja.

Untuk menghilangkan memori sama sekali memang tidak mudah tapi Anda dapat mengikhtiarkan dengan cara menerimanya dalam kesadaran kemudian dilepaskan secara sadar pula. Lakukan sebagaimana Anda melepas pergi sahabat Anda pulang, daripada sekedar menyesali maka ikhlaskan, ucapkan terimaksih untuk pelajaran berharga yang telah mengantarkan Anda pada hidayah dan istighfarlah atas kesalahan yang telah terlanjur terjadi, perbaiki di masa yang akan datang; demikianlah pengalaman-pengalaman hidup akan datang dan pergi dari kehidupan seseorang. Menikah bukan sekedar untuk menghilangkan memori, karena mungkin Anda akan kecewa; memori dapat dialihkan sementara tapi yang penting adalah penerimaan kita. Menikah, untuk kasus tertentu dapat membuat seseorang lebih fokus dalam hidup dan menjadi cara terhindar dari zina, namun tentu Anda sendiri harus sudah punya kemampuan yang cukup agar keluarga yang terbentuk tidak gampah goyah. Sekian Saudaraku, mintalah selalu petunjuk-Nya, semoga Anda dapat melampaui masa ini dengan baik..amin

Wallahu a’lam bisshawab,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Siti Urbayatun, S.Psi, M.si.
www.eramuslim.com

No comments:

Post a Comment