Debat Kecil di Peresmian Masjid Boston, AS


ROXBURY,BOSTON - Dengan upacara pengguntingan pita hijau dan seruan adzan, kerumunan ratusan Muslim lokal di Perempatan Roxbury, Boston, AS, meresmikan pembukaan masjid agung, pada 26 Juni lalu, demikian menurut laporan yang dilansir oleh Boston Globe (28/6). Proyek pendirian masjid sendiri dilakukan dua dekade lalu dan hampur tak terwujud.

Kontroversi dari pembiayaan dan berbagai tantangan sosial dalam pelaksaan, membuat proses konstruksi molor selama itu. Bangunan sendiri pun belum sepenuhnya selesai. Banyak elemen yang belum ditambah, dan fase konstruksi kedua, yakni bangunan sekolah, juga masih dalam impian.

Namun para pemimpin Muslim setempat memutuskan waktunya untuk meresmikan. Bukan sekedar upacara gunting pita, ada hal lain pula yang mewarnai peresmian Jumat lalu.

Sekelompok pengunjuk rasa berdiri di sisi lain jalan, dekat baliho bergambar Malcom X. Mereka membawa poster dan tanda lain berbunyi "Ibadah, Ya, Ekstrimisme, Tidak.

Sementara sekelompok Muslim dari acara peresmian berbaris menuju para pengunjuk rasa dengan membawa mawar putih yang mereka berikan kepada kelompok pemrotes sebagai tanda perdamaian. Debat argumen pendek antara pemimpin grup pengritik masjid, Charles Jacobs, dan sejumlah pendukung masjid tak terelakan. Bahkan terjadi pula debat antara pengunjuk rasa dengan suporter masjid lain.



Akhirnya dua kelompok tersebut masing-masing mundur di sisi jalan yang berlawanan. Para pengunjuk rasa memainkan lagu-lagu patriotik. Mereka menuding masjid dijalankan oleh ekstrimis dan didanai oleh kelompok terkait gerakan radikal.

Para pemimpin keagamaan yang tergabung dalam dialog keyakinan, berpendapat jika Muslim memiliki hak mendapat dukungan dan toleransi. Sementara para demonstran menyatakan hingga ada pemimpin Muslim moderat yang terlibat, mereka masih tetap khawatir dengan keberadan masjid tersebut.

Direktur eksekutif Masyarakat Muslim Amerika setempat,Bilal Kaleem, mengungkapkan mereka yang datang untuk merayakan--termasuk dari golongan non-Muslim--melebihi jumlah para demonstran. Namun Bilal pun mengakui beberapa pendukung masjid--beberapa dituduh menyatakan kebencian--telah melakukan kesalahan. "Ada juga pribadi yang selip di pihak kami," ujarnya.

Terlepas dari insiden kecil tersebut, peresmian sendiri berjalan lancar. Beberapa pihak berwenang, termasuk walikota Thomas M. Menino, beberapa anggota dewan kota, dan anggota dewan perwakilan negara hadir dalam acara tersebut.

Bagi Muslim lokal itu memang hari penting, terutama mengingat proses konstruksi yang demikian sulit. Kini, diperkirakan masjid mampu menampung hingga 1.800 jamaah dalam Sholat Jumat, yang sebelumnya hanya mampu diisi 600 jamaah.

"Ini merupakan acara besar, hadiah khususnya bagi komunitas Muslim, mengingat apa yang telah kami lalui," ujar salah satu pengunjung, Ahmed Jabranei, seorang Muslim dari Boston Timur. "Ini menunjukkkan bagaimana Amerika sesungguhnya--kemajemukan dan keragaman,"

Meski tiap pembicara fokus pada kebesaran masjid ketimbang kontroversi, seorang pembicara lain, Imam Taalib Mahdee,memiliki alasan lain untuk merayakan peresmian tempat ibadah bernama Masjid Al Qur'an Roxbury. Ia menilai lembaga Muslim lokal sebelumnya tidak pernah terlihat di bagian kota bermayoritas Afrika-Amerika itu. "Akhirnya kita memilikimu di dalam lingkungan," ujarnya. (itz)

http://republika.co.id/berita/58983/Debat_Kecil_di_Peresmian_Masjid_Boston_AS

No comments:

Post a Comment