Muslim Canberra Dambakan Perpustakaan



CANBERRA--Ahmed Youssef, tokoh Muslim Canberra berusia 72 tahun itu, menyambut tiga tokoh muda Muslim asal Indonesia yang mengikuti Program Pertukaran Muslim Indonesia-Australia, yakni Cucu Surahman, Mohammad Hasan Basri, dan Muhammad Subhan Setowara dengan penuh kehangatan.

''Mari, kita mulai dari sini,'' ujar Youssef sembari menunjukkan sebuah maket bangunan di pojok ruangan Canberra Islamic Centre.

''Kami bertekad untuk mendirikan Australian National Islamic Library yang akan menjadi pusat syiar Islam. Kami berobsesi, perpustakaan ini nantinya akan memiliki koleksi lebih dari sejuta buku,'' papar pria imigran dari Mesir itu menjelaskan.

Menurut Youssef, sangat penting bagi umat Muslim Australia untuk memiliki sebuah perpustakaan yang besar dan lengkap. ''Pemberitaan media terhadap Islam masih buruk. Kehadiran perpustakaan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman umat beragama lain terhadap Islam,'' ungkapnya berapi-api.

Youssef menuturkan, Australia merupakan negara yang memberi kebebasan bagi setiap umat agama untuk menyebarkan dan menjalankan keyakinannya. ''Membangun perpustakaan adalah sebuah tugas yang mulia,'' paparnya.

Diakuinya, tak mudah untuk mendirikan perpustakaan besar dengan koleksi jutaan buku. Namun, tokoh Muslim di Canberra tersebut optimistis bahwa mimpi itu akan terwujud.

Sebenarnya, Canberra Islamic Centre yang berlokasi di 221 Clive Steele Ave, Monash, ACT 2905, itu sudah memiliki perpustakaan. Letaknya ada di dalam masjid. Koleksinya baru mencapai ribuan, tapi sudah ditata dengan sistem perpustakaan yang baik.

''Kami mengoleksi buku dari berbagai bahasa. Kami juga menyediakan buku perbandingan agama bagi umat beragama lain,'' ujar Youssef.

Rencananya, gedung Australian National Islamic Library itu akan dibangun di atas lahan seluas 6.000 meter. Rencana pembangunan gedung perpustakaan itu, kata Youssef, masih terkendala dana.

Diakuinya, hingga kini, bangunan Canberra Islamic Centre yang telah ditempati sejak 1993 masih berstatus sewa. ''Kami harus membeli lahan ini secepatnya. Sebab, harga sewanya tiap tahun terus naik.''

Berbagai cara dilakukan untuk menggalang dana pembangunan gedung perpustakaan Islam terbesar di Australia dan bahkan dunia itu. Akhir pekan ini, Canberra Islamic Centre akan menggelar malam penggalangan dana, berupa lelang beragam karya seni Islam serta beragam jenis barang lainnya.

Canberra Islamic Centre menjadi salah satu pusat kegiatan umat Islam dari berbagai suku bangsa. ''Di sini tak ada perbedaan etnis. Semuanya adalah Muslim dan bersaudara,'' ungkap Youssef.

Setiap hari, ada saja kegiatan yang digelar di masjid yang bentuknya seperti gedung pertemuan itu. Ada diskusi keagamaan, olahraga, pelatihan komputer, hingga pelaksanaan ibadah shalat Jumat.

''Tempat ini menjadi pusat untuk membangun dan memelihara pendidikan, budaya, dan sosial umat Muslim Canberra,'' imbuh Youssef.

Di Canberra Islamic Centre, semua Muslim dari beragam latar belakang bisa berkumpul dan menjalin ukhuwah. Untuk merekatkan persaudaraan, Pusat Islam Canberra juga memiliki Radio CIC, Valley FM 89.5 yang mengudara setiap Rabu sore.

''Saya berharap, umat Islam Indonesia bisa menyalurkan bantuan buku untuk perpustakaan ini,'' tutur Youssef.hri/taq

http://www.republika.co.id/berita/57900/Muslim_Canberra_Dambakan_Perpustakaan

No comments:

Post a Comment