Islam di Panama Nyaris Punah


Keberadaan Islam di Panama memiliki sejarah panjang dan unik. Karena, di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik ini, agama Islam pernah ada sejak abad ke-15 Masehi (1500-an). Namun demikian, kehidupan keagamaan umat Islam di negara ini tak banyak terpublikasikan. Bahkan, komunitas umat Islam dan jejak sejarah Islam sempat dimusnahkan.

Salah satu sumber mengenai masuknya Islam di Panama ditulis oleh Abdul Khabeer Muhammad, seorang juru dakwah yang giat menyebarkan Islam di Panama. Dalam artikel yang dimuat di majalah Islam Canada, A Brief History of the Muslim in Panama, Abdul Khabeer Muhammad mencatat ada dua gelombang kedatangan penganut Muslim di negeri itu. Pertama, tahun 1552.

Pendatang Muslim menginjakkan kakinya di Panama sebagai budak yang dibawa penjajah Spanyol untuk dipekerjakan di tambang emas. Kedua, tahun 1904-1913, ketika serombongan Muslim asal Lebanon dan negara Timur Tengah lainnya datang sebagai pedagang ke Colon, sebuah kota di tepi lautan Atlantik.

Komunitas Muslim pertama tercatat mendiami wilayah yang sekarang menjadi bagian dari negara Republik Panama pada tahun 1552. Mereka adalah para budak Afrika dari suku Mandinka yang dibawa oleh orang-orang Spanyol untuk dipekerjakan di pertambangan emas. Sebelum memerdekakan diri, wilayah Panama merupakan bagian dari wilayah koloni Spanyol. Pada masa itu, bangsa Spanyol membuat kebijakan untuk mendatangkan para budak ke wilayah jajahan mereka di kawasan Amerika Tengah saat ini.

Para budak dari suku Mandinka, yang keseluruhannya adalah Muslim, pertama kali tiba di wilayah Pantai Atlantik di Panama pada tahun 1552. Mereka tiba dalam jumlah cukup besar, yakni sekitar 500 orang.

Di wilayah baru ini, masyarakat Muslim suku Mandinka membangun sejumlah masjid, antara lain di wilayah yang saat ini dikenal sebagai Darien, San Miguel, San Bals, dan kawasan di sepanjang Sungai Bayano. Mereka kemudian juga membentuk semacam dewan pemerintahan yang dikepalai oleh seorang Bayano. Bayano inilah yang menjadi pemimpin orang-orang suku Mandinka dalam melawan pihak penjajah.

Namun, setelah pasukan Bayano berhasil di kalahkan oleh tentara Spanyol pimpinan Ko man dan Pedro de Ursula, kelangsungan hidup masyarakat Muslim suku Mandinka mulai terusik. Setelah kematian Bayano, pemerintahan kolonial Spanyol di Panama gencar melakukan upa yaupaya untuk memusnahkan semua jejak Is lam yang pernah ada di Panama. Karena itu, tidak banyak sumber sejarah yang menyebutkan ataupun menyinggung tentang keberadaan ko munitas Muslim pertama di Panama. Demikian pula, dengan buku-buku sejarah tidak banyak mengulas warisan Islam dan peran Bayano da lam mengembangkan ajaran Islam di wilayah Panama.

Baru pada kurun waktu 1904 hingga 1913, ajaran Islam mulai bergema kembali di tanah Panama. Setelah adanya gelombang imigran dari wilayah anak benua India dan Lebanon. Para imigran yang mayoritas laki-laki ini di kemudian hari menikah dengan perempuanperempuan setempat.

Gelombang imigran Muslim ke wilayah Panama tidak terhenti sampai di situ. Pada 1929, masyarakat Muslim Sunni India-Pakistan dari Bombay, India, menjajakkan kakinya di Panama. Mereka kemudian membentuk sebuah organisasi yang diberi nama Panama Muslim Mission. Organisasi Muslim pertama di Panama ini kemudian memprakarsai pendirian sebuah masjid di Kota Panama. Selain sebagai tempat ibadah, bangunan masjid tersebut juga digunakan sebagai tempat untuk mencari informasi mengenai seputar Islam, terutama bagi para mualaf.

Pada awal kedatangan mereka di Panama, komunitas Muslim asal India-Pakistan ini hidup secara individual dan belum memiliki struktur layaknya sebuah keluarga. Kondisi tersebut terus berlanjut hingga tahun 1951. Tak berapa lama, tiba sekelompok keluarga Muslim. Pada tahun 1963, mereka membeli sepetak lahan pekuburan di daerah Arrajain. Lahan yang mereka beli ini lalu digunakan sebagai tempat pemakaman Muslim.

Komunitas Muslim yang mendiami wilayah Panama tidak hanya berasal dari wilayah India dan Pakistan. Pada saat itu, juga tercatat ada kelompok masyarakat Muslim lainnya yang berasal dari wilayah Benua Afrika. Mereka dipimpin oleh seorang warga asal Jamaika bernama Basil Austkan. Komunitas Muslim asal Afrika ini menyewa sebuah tempat untuk shalat di kawasan Broadway Sixth Street di Kota Panama. Sejumlah sumber sejarah juga mencatat bahwa pada 1932 ada sebuah kelompok Muslim lainnya yang bermukim di daerah San Miguel, Calidonia di Kota Panama.

Pengaruh Nation of Islam

Organisasi Muslim yang didirikan oleh kaum kulit hitam di Amerika Serikat, Nation of Islam (NOI), banyak memberikan pengaruh terhadap sendi kehidupan penduduk asli Panama. Sejumlah sumber sejarah menyebutkan bahwa para pim pinan NOI di Panama, Abdul Wahab John son dan Suleyman Johnson, mulai gencar me nyebarkan ajaran Islam di Kota Panama dan wilayah koloninya pada pertengahan tahun 1970-an. Pada tahun 1977, Johnson bersaudara ini menyewa sebuah tempat di kawasan Seventh Street dan Central Avenue atas biaya dari para pedagang Arab yang bermukim di sana. Tempat ini mereka jadikan sebagai pusat kegiatan syiar Islam.

Namun, karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki para anggotanya, kelompok Muslim yang dipimpin oleh Johnson bersaudara ini mengalami perpecahan. Anggota kelompok yang berasal dari etnis India-Pakistan memutuskan untuk mengajarkan anak-anak mereka di rumah. Kondisi tersebut berlangsung dalam ku run waktu 1965 hingga 1973. Ketika itu, sebuah kelompok belajar kecil terbentuk di kawasan Bazar Hindustan yang terletak di pusat Kota Panama.

Pada tahun 1978, kelompok Muslim asal India-Pakistan ini memindahkan kegiatan mereka ke daerah Perejil di Kota Panama. Di tempat baru ini, mereka mendirikan sebuah masjid yang sekali gus berfungsi sebagai pusat kebudayaan Islam.

Masjid yang berdiri pada 15 Januari 1982 itu dibangun atas kerja sama organisasi Muslim Libya, The Islamic Call Society, dan seorang pedagang setempat asal India, Salomon Bikhu. Di masjid ini, juga diselenggarakan kelas-kelas malam dan hari Ahad untuk para mualaf serta mereka yang tertarik dengan Islam. Materi yang diberikan dalam kelas-kelas ini disampaikan oleh ulama setempat, yakni Dr Abdul Khabeer Muhammad.

Hingga pertengahan 1997, terdapat empat buah bangunan masjid yang berdiri di wilayah Republik Panama. Jumlah tersebut cukup menggembirakan mengingat hanya 0,3 persen dari jumlah penduduk Panama pada saat itu yang beragama Islam.

Namun, seiring dengan terus bergaungnya syiar Islam di negara sempalan Kolombia ini, makin banyak penduduk asli Panama yang memeluk Islam. Data resmi terakhir menyebutkan jumlah pemeluk Islam di Panama meningkat menjadi lima persen, atau menduduki urutan ketiga setelah pemeluk Katolik Roma (80 persen) dan Kristen Evangelis (10 persen). Sementara jumlah bangunan masjid yang berdiri di Panama saat ini, sebanyak sembilan buah.

Di ibu kota negara (Panama City), misalnya, terdapat beberapa buah masjid. Di antaranya, Jumah Masjid (Masjid Jumat) terletak di 30th St dan Mexico Avenue, dan satu masjid lainnya di kawasan Vista Hermosa yang masih masuk dalam wilayah Panama City. Di dua masjid ini pula, warga Muslim Panama membuat program pendidikan (madrasah) untuk mengajarkan pada anak-anak tentang Alquran, nilai-nilai dan hukum Islam, serta hadis-hadis yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Tidak hanya dalam hal beribadah, masyarakat Muslim Panama juga mulai memikirkan mengenai masa depan Islam dan para pemeluknya di wilayah Panama. Pada tahun 1983, mereka mulai berpikir untuk mencetak berbagai buku dan literatur mengenai Islam dalam bahasa Spanyol. Selain itu, meraka juga mulai berpikir untuk mendirikan sarana pendidikan Islam. Di antaranya adalah mendirikan pusat penelitian dan studi Islam serta madrasah khusus untuk hafalan Alquran. Sampai saat ini, madrasah Alquran tersebut telah berhasil mencetak para penghafal Alquran untuk dikirim ke beberapa negara tetangga, seperti Bolivia, Ekuador, dan Venezuela.


Peran Abdul Khabeer Muhammad



Namanya Abdul Khabeer Muhammad. Sebelum memeluk Islam tahun 1975, namanya adalah Ricardo Lawrence. Ia dilahirkan pada 30 April 1949. Abdul Khabeer Muhammad adalah pemimpin spiritual umat Islam di Panama.

Sejak memeluk Islam, Abdul Khabeer Muhammad terus mendalami Islam dan menyebarkan agama Muhammad SAW ini kepada masyarakat Panama. Ia berdakwah pada orang-orang yang berbahasa Spanyol di Amerika Latin, Karibia, serta sebagian Amerika Serikat. Bahkan, untuk mencapai tujuannya itu, Abdul Khabeer belajar bahasa Arab.

Seusai menamatkan pendidikan tingginya di Universitas Islam Omdurman, ia melanjutkan ke Universitas Ummul Qura, Madinah, jurusan bahasa Arab dan lulus tahun 1982.

Sekembalinya ke Panama, Abdul Khabeer Muhammad makin aktif dan intensif berdakwah, baik melalui rumah ke rumah, masjid, maupun media massa. Ia juga aktif berceramah di televisi lokal, radio, dan koran.

Sebagai salah satu tokoh Muslim ternama di Panama, Abdul Khabeer banyak menulis buku tentang keislaman. Buku-bukunya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, seperti Spanyol, Arab, dan Inggris.

Di sela-sela kesibukannya berdakwah dan mengajar, Abdul Khabeer Muhammad juga terlibat dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) di sejumlah negara, serta menghadiri dialog Islam-Kristen di Vatikan. Seharihari, Abdul Khabeer aktif di Pusat Penelitian dan Studi Islam di Panama. dia/sya/berbagai sumber


Data
Nama : Republic of Panama
Ibu Kota : Panama City
Bahasa Utama : Spanyol
Suku Bangsa : Mestizo 58,1 persen,Kulit Hitam dan Mulatto 14 persen,
Amerindian 6,7 persen, kulit putih 8,6 persen, Asia 5,5 persen, dan lainnya 7,1 persen (2000).
Hari Kemerdekaan :
- Dari Spanyol, 28 November 1821
- Dari Kolombia, 3 November 1903
Jumlah Penduduk : 3,309,679 jiwa
Agama : Katolik Roma (80 persen), Kristen Evangelis (10 persen),
Islam (lima persen), dan lainnya (lima persen)

http://www.republika.co.id/berita/71935/Islam_di_Panama_Nyaris_Punah

No comments:

Post a Comment