Keputusan Besar

Indonesia negeri besar, wilayahnya luas. Kekayaannya pun melimpah ruah. Karena itu, tak salah jika negeri ini disebut gemah ripah loh jinawi. Namun, di negeri yang mayoritas Muslim ini sangat sulit menjumpai negarawan, apalagi pahlawan. Orang-orang yang mengukir prestasi gemilang.

Bahkan, presiden negeri beribu pulau ini yang memiliki kewenangan cukup besar karena mendapat legitimasi besar dari rakyat, harus menunggu berpekan-pekan untuk menyelesaikan sengketa “cicak-buaya” yang sudah sangat gamblang di mata publik.

Sudah jelas pula hitam-putihnya.

Saudaraku, dimanapun Anda beraktivitas, apa pun pekerjaan Anda, apa pun kedudukan Anda, sadarlah bahwa waktu yang Allah sediakan sangat singkat. Sesingkat mata berkedip. Jabatan dan kedudukan terhormat yang Anda emban saat ini, umurnya tidaklah lama. Diminta atau tidak, suatu saat, Anda akan meninggalkan itu semua atau sebaliknya jabatan dan kedudukan itu yang akan meninggalkan Anda.

Tinta sejarah tidak pernah kering mencatat. Puluhan, bahkan ratusan juta orang besar, orang berpangkat, orang kaya di dunia, mengalami hidup tragis. Kehidupan mereka berakhir dalam penderitaan dan kesengsaraan. Masa depannya gelap. Kejayaan mereka berubah menjadi kehinaan. Kenestapaan.

Semuanya sirna, bak siang ditelan gelap. Kekayaan yang mereka bangga-banggakan selama ini, tidak berarti sama sekali. Jabatan dan kedudukan terhormat di depan publik, tidak dapat membantu apa-apa. Istana-istana yang mereka dirikan, semua binasa. Semua diam dan tersipu memandangi tuannya yang nestapa. Sebab, mereka tak pernah menoreh prestasi.

Karena itu, saudaraku, manfaatkan waktu yang tersedia ini. Hiasilah ia dengan aktivitas-aktivitas yang melahirkan karya besar, mendatangkan kegunaan bagi orang banyak. Selagi menjabat, selagi memegang kedudukan terhormat, pergunakanlah jabatan itu untuk memberikan ketentraman dan ketenangan masyarakat.

Sebagai presiden misalnya, keluarkanlah keputusan-keputusan yang membuat para koruptor jera hingga keadilan dirasa semua orang. Bertindaklah yang tegas kepada para bawahan jika nyata-nyata mereka melakukan tindakan tercela, berkolusi dan korupsi untuk keuntungan pribadi.

SABILI
Rivai Hutapea
http://sabili.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1078:keputusan-besar&catid=45:tafakur&Itemid=163

No comments:

Post a Comment