Wajib Membela Al Aqsha


Berulangkali di berbagai kesempatan kita selalu mengingatkan kaum Muslim untuk menunjukkan kepedulian terhadap perjuangan saudara-saudara kita di Palestina terutama sekali berkaitan dengan Masjid Al Aqsha.

Mungkin ada pertanyaan, apa tidak jenuh atau bosan? Jawabnya, yang namanya perjuangan tidak ada rasa bosan atau jenuh! Karena perjuangan memerlukan keistiqamahan dan kesabaran. Itu merupakan syarat agar kita mendapatkan kemenangan dari Allah SWT.

Musuh-musuh Islam sesungguhnya menunggu kelengahan umat Islam. Apa yang terjadi pada Ahad, 25 Oktober 2009? Untuk kesekian kalinya, tentara Israel menyerbu Masjid Al Aqsha.

Sebelumnya, pada 1967 negara-negara Arab kalah perang lawan Israel karena mereka berjuang bukan dilandasi nilai-nilai Islam, bukan berjuang karena Allah SWT. Akibatnya Al Quds dikuasai Zionis Israel.

Kita merasa sedih, bukan saja karena kekalahan itu tetapi juga peninggalan-peninggalan para Shahabat dan pejuang-pejuang Islam diluluhlantakkan oleh Zionis Israel untuk menghilangkan peran umat Islam di tanah suci Al Quds.

Cukup sampai di situ? Tidak. Pada 21 Agustus 1969, ekstrimis Yahudi membakar Masjid Al Aqsha sehingga mimbar Sultan Shalahuddin Al Ayyubi hangus terbakar. Para ahli sejarah, para budayawan, kalau memang komitmen dengan ilmu yang dimiliki, seharusnya memiliki kepedulian juga terhadap Masjid Al Aqsha.

Bayangkan mimbar yang sudah berabad-abad lamanya, kini hangus terbakar menjadi abu karena kedzaliman Zionis Israel. Dua hari satu malam lamanya Masjid Al Aqsha terbakar. Apa umat Islam tidak ada? Ada, tetapi mereka tidak bisa masuk. Karena semua pintu masjid dikunci oleh Zionis Israel. Apa tidak ada air? Ada, tetapi zionis mematikan kran airnya.

Memang inilah skenario mereka. Apa Zionis puas? Tidak.karena kedzaliman mereka terus berlangsung. September 2000, mereka kembali memprovokasi, mencemari, menodai, menistai, masjid yang pernah dikunjungi Rasulullah SAW saat Isra Miraj itu. Ariel Sharon dengan tentara Zionis Israelnya memasuki pelataran Masjid Al Aqsha. Inilah yang menyebabkan Intifadhah Al Aqsha.

Lihat dan perhatikan, itu semua menunjukkan betapa konsistennya mereka dalam upaya menghancurkan Masjid Al Aqsha. Sungguh sangat menyedihkan kalau ada seorang Muslim tidak tergerak hatinya untuk melakukan pembelaan terhadap Al Aqsha.

Namun, alhamdulillah, pada 25 Oktober lalu masih ada pemuda-pemuda yang melakukan pembelaan terhadap Al Aqsha saat Zionis melakukan upaya kejinya itu.

Mereka adalah ujung tombak 1,5 milyar kaum Muslim di muka bumi ini. Kita harus mengucapkan terima kasih kepada mereka. Karena bila tidak ada pembelaan dari mereka Masjid Al Aqsha hanya tinggal sejarah menyusul mimbar Shalahuddin.

Dan umat Islam yang hidup saat ini akan diminta pertanggungjawabannya di pengadilan Allah SWT. Apa pun pangkat, jabatan dan profesinya akan diminta pertanggungjawaban mengapa kiblat umat Islam yang pertama itu bisa runtuh.

Inilah pentingnya berulangkali mengikatkan dengan tidak bosan-bosannya. Dalam rangka mengamalkan perintah Allah SWT, Berilah peringatan. Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang beriman.

Mengapa harus selalu diperingatkan? Karena memang ada orang Islam yang lalai, lengah dan lupa sehingga mereka melupakan tanggung jawabnya terhadap masjid yang bukan sembarang masjid.

Karena Rasulullah SAW pernah menjelaskan, Barangsiapa yang shalat di Masjid Al Aqsha nilainya 500 kali lipat dibandingkan dengan masjid yang lainnya. Dalam kesempatan yang lain Rasulullah SAW menyatakan, Baransiapa yang ingin berkunjung, kunjungilah tiga tempat, Masjid Al Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsha.

Maka apapun bentuk organisasinya dan metode perjuangannya sudah seharusnya, bila merasa dirinya merupakan bagian dari kaum Muslim, menjadikan pembebasan Masjid Al Aqsha dari cengkraman penjajah sebagai salah satu item perjuangannya.[]

Oleh: Ferry Nur, Sekjen Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA)
http://www.mediaumat.com/content/view/1054/2/

No comments:

Post a Comment