Surat “Yasin” Bukan untuk Orang mati ?


Tradisi membaca surat yasin ada di setiap perkumpulan pengajian, tradisi ini dibaca pada saat ada kematian seorang warga, pembacaan dilakukan pada 7 hari kematian, hari ke 40 kematian, hari ke 100 kematian dan hari ke 1000.untuk perkumpulan pengajian biasanya dilakukan 1 minggu sekali yang biasa dilakukan di Masjid/ Mushola bahkan dilakukan dari rumah kerumah dalam wilayah Rt/RW.

Tradisi membaca surat yasin pada saat kematian tersebut sudah dilakukan sebagian besar umat muslim indonesia, tidak semua umat muslim melakukannya, yang saya tulis ini yang terjadi dilingkungan tempat kami tinggal.

Pembacaan surat yasin juga dibacakan pada saat ada acara ulang Taahun, tasyakuran Rumah, anak lulus kuliah/sekolah, mau naik haj, menikahkan anak, khitanan dan masih banyak lagi.untuk perkumpulan pengajian dilakukan setiap 1 minggu sekali, untuk Bapak-Bapak setiap malam senin, untuk ibu-ibu setiap malam Jum’at.

Dampak positif dari perkumpulan pengajian ini adalah terjadinya interaksi sosial antar warga, untuk silahturahmi dan kegiatan sosial. karena kesibukan warga tidak setiap hari bertemu, ditempat inilah hal tersebut dapat menjadikan keakraban dan bahkan membicarakan kegiatan RT/RW.

Untuk acara tertentu misalnya acara Tasyakuran, sesudah Membaca surat yasin , diadakan makan bersama. Disinilah kita bisa menikmati hidangan yang disediakan tuan rumah, suasana sangat menyenangkan walaupun dengan hidangan masakan daerah seperti sayur Besan, lontong sayur, pecal lele plus sambal terasi dan lalapan.

Suasana ini adalah susana kampung yang penghuninya bermacam-macam profesi tapi dapat berinteraksi sanagt baik, sehingga menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
Pembinaan Rohkhani warga untuk meningkatkan pemahaman agama yang masih kurang, kebanyakan anggota Hafal surat yasin tapi tidak memahami arti bacaan / kandungan yang tersirat. selama ini banyak diantara kita punya pemahaman yang keliru Bahwa Surat yasin dibaca untuk orang mati.
untuk memahami kita sepakat mendatangkan Ustad DR.Rusli Hasbi MA agar pemahaman agama anggota perkumpulan semakin bertambah.

Dari tausyiah ustad tersebut kita semakin mengerti bahwa surat yasin berisi petunjuk bagi orang Hidup bukan dibacakan untuk orang mati. yasin jelas untuk orang hidup lebih prioritas bagi Pimpinan masyarakat wajib  mengamalkan yasin terlebih dahulu sebelum menyuruh pengikutnya/rakyatnya, seorang pimpinan harus berubah sebelum merubah rakyatnya dan tentunya semua wajib mengamalkan surat yasin.


kenapa kita terlalu fokus pada yassin. setiap 2 minggu sekali berkumpul dan membaca hanya yassin.
tidakkah menampakan yassin itu seakan lebih hebat.

bukankah baik jika jika membaca Al-Quran secara keseluruhannya daripada hanya fokus kepada yassin sahaja.

contohnya.. minggu 1 pertemuan membaca surah al-baqarah. minggu 2 membaca surah al-imran dan minggu berikutnya membaca surah-surah berikutnya. mungkin selepas beberapa pertemuan habis Al-Quran selesai di baca. (kemudian boleh diulang baca kembali).
fokus kita kepada yassin, menampakkan yassin itu seperti sebuah kitab yang lain dengan AlQuran.
malah hadith-hadith berkenaan yasin adalah lemah.

Hadits – Hadits Palsu Fadhilah Surah Yasin

HADITS PERTAMA

Artinya : Barangsiapa membaca surat Yaasiin karena mencari keridhaan Allah Ta’ala, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu. Oleh karena itu, bacakan-lah surat itu untuk orang yang akan mati di antara kalian.”

[HR. Al-Baihaqi dalam kitabnya, Syu’abul Iman]

Keterangan: HADITS INI LEMAH
Lihat Dha’if Jami’ush Shaghir (no. 5785) dan Misykatul Mashaabih (no. 217 .

HADITS KEDUA

Artinya : Barangsiapa menziarahi kubur kedua orang tuanya setiap Jum’at dan membacakan surat Yaasiin (di atasnya), maka ia akan diampuni (dosa)nya sebanyak ayat atau huruf yang dibacanya.
Keterangan: HADITS INI PALSU

Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy (I/286), Abu Nu’aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan (II/344-345) dan ‘Abdul Ghani al-Maqdisi dalam Sunannya (II/)91 dari jalan Abu Mas’ud Yazid bin Khalid. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaim ath-Thaifi, dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah, dari Abu Bakar secara marfu’.

Lihat Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (no. 50).

HADITS KETIGA

Artinya : Barangsiapa membaca surat Yaasiin setiap malam, niscaya diampuni (dosa)nya.” [HR. Al-Baihaqy dalam Syu’abul Iman]

Keterangan: HADITS INI (ÖóÚöíúÝñ) LEMAH

Lihat Dha’if Jami’ush Shaghir hadits no. 5788 dan Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah no. 4636.

HADITS KEEMPAT

Artinya : Surat Yaasiin itu bisa memberi manfaat bagi sesuatu tujuan yang dibacakan untuknya.”
Keterangan: HADITS INI TIDAK ADA ASALNYA

Periksa: Al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’, oleh ‘Ali al-Qari’ (no. 414 hal. 215-216), ta’liq: Abdul Fattah Abu Ghuddah.

Kata Imam as-Sakhawi: “Hadits ini tidak ada asalnya.”
Periksa: Al-Maqaashidul Hasanah (no. 1342).

HADITS KELIMA

Artinya : Surat Yaasiin itu hatinya al-Qur-an, tidaklah seseorang membacanya karena mengharapkan keridhaan Allah dan negeri akhirat (Surga-Nya), melainkan akan diampuni dosanya. Oleh karena itu, bacakanlah surat Yaasiin itu untuk orang-orang yang akan mati di an-tara antara kalian.”

Keterangan: HADITS INI LEMAH

Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (V/26) dan an-Nasa’i dalam kitab Amalul Yaum wal Lailah (no. 1083) dari jalan Mu’tamir, dari ayahnya, dari seseorang, dari AYAH-NYA, dari Ma’qil bin Yasar, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ….”

Dalam hadits ini ada tiga orang yang majhul (tidak di-ketahui namanya dan keadaannya). Jadi, hadits ini lemah dan tidak boleh dipakai.

Periksa: Fat-hur Rabbani (VII/63).

HADITS KEENAM
Artinya : Bacakan surat Yaasiin kepada orang yang akan mati di antara kalian.”
Keterangan: HADITS INI LEMAH
Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (V/26-27), Abu Dawud (no. 3121), Ibnu Abi Syaibah, an-Nasa-i dalam Amalil Yaum wal Lailah (no. 1082), Ibnu Majah (no. 144 , al-Hakim (I/565), al-Baihaqi (III/383) dan ath-Thayalisi (no. 973), dari jalan Sulaiman at-Taimi, dari ABU UTSMAN (bukan an-Nahdi), dari AYAHNYA dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: …”

Hadits ini LEMAH, karena ada tiga sebab yang menjadikan hadits ini lemah:

[1]. ABU ‘UTSMAN seorang rawi majhul.
[2]. AYAHNYA juga majhul.
[3]. Hadits ini mudhtarib (goncang) sanadnya.

Kata Ibnul Mundzir: “Abu Utsman dan bapaknya bukan orang yang masyhur (tidak dikenal).”
Lihat ‘Aunul Ma’bud (VIII/390).

Kata Imam Ibnul Qaththan: “Hadits ini ada ‘illat (penyakit)-nya, serta hadits ini MUDHTHORIB (goncang) dan Abu ‘Utsman majhul.”

Kata Abu Bakar Ibnul ‘Arabi dan ad-Daraquthni: “Hadits dha’if isnadnya dan majhul, dan tidak ada satupun hadits yang shahih dalam bab ini (yakni dalam bab membacakan Yaasiin untuk orang yang akan mati).”
Periksa: Talkhisus Habir ma’asy Syahril Muhadzdzab (V/110), Fat-hur Rabbani (VII/63) Irwaa-ul Ghaalil (III/151).

Kata Imam an-Nawawi: “Isnad hadits ini dha’if, di dalamnya ada dua orang yang majhul (Abu ‘Utsman dan bapaknya).” Lihat al-Adzkaar (hal. 122).

HADITS KETUJUH

Artinya : Tidak ada seorang pun yang akan mati, lalu dibacakan surat Yaasiin, di sisinya (yaitu ketika ia sedang naza’) melainkan Allah akan mudahkan (kematian) atasnya.”

Keterangan: HADITS INI PALSU

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Akhbaru Ahsbahan (I/18 dari jalan MARWAN BIN SALIM ALJAZAIRI dari Shafwan bin ‘Amr dari Syuraih dari Abu Darda secara marfu’.
Dalam sanad hadits ini ada seorang rawi yang sering memalsukan hadits, yaitu MARWAN BIN SALIM AL-JAZAIRI.

Kata Imam Ahmad dan an-Nasa-i: “Ia tidak bisa dipercaya.”
Kata Imam al-Bukhari, Muslim, dan Abu Hatim: “Ia munkarul hadits.”
Kata Abu Arubah al-Harrani: “Ia sering memalsukan hadits.”
Periksa: Mizaanul I’tidal (IV/90-91). Lihat juga Irwaa’ul Ghalil (III/152).

Hadits-hadits di atas sering dijadikan pegangan pokok tentang dianjurkannya membaca surat Yaasiin ketika ada orang yang sedang naza’ (sakaratul maut) dan ketika berziarah ke pemakaman kaum Muslimin terutama ketika menziarahi kedua orangtua. Bahkan sebagian besar kaum Muslimin menganggap hal itu ‘Sunnah’? Maka sekali lagi saya jelaskan bahwa semua hadits-hadits yang menganjurkan itu LEMAH, bahkan ada yang PALSU, sebagaimana yang sudah saya terangkan di atas dan hadits-hadits lemah tidak bisa dijadikan hujjah, karena itu, orang yang melakukan demikian adalah berarti dia telah berbuat BID’AH. Dan telah menyalahi Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sah yang menerangkan apa yang harus dilakukan ketika ada orang yang sedang dalam keadaan naza’ dan ketika berziarah ke kubur.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Membacakan surat Yaasiin ketika ada orang yang sedang dalam keadaan naza’ dan membaca al-Qur’an (membaca surat Yaasiin atau surat-surat lainnya) ketika berziarah ke kubur adalah BID’AH DAN TIDAK ADA ASALNYA SAMA SEKALI DARI SUNNAH NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM YANG SAH.

Lihat Ahkamul Janaa-iz wa Bida’uha (hal. 20, 241, 307 & 325), cet. Maktabah al-Ma’arif.)
Justru sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Ketika Ada Orang yang Sedang dalam Keadaan Naza’, yakni :

Pertama

Di-talqin-kan (diajarkan) dengan ‘Laa Ilaaha Illallah’ agar ia (orang yang akan mati) mengucapkan ”Laa Ilaaha Illallah”.

Dalilnya:
Artinya : Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ajarkanlah ‘Laa Ilaaha Illallah’ kepada orang yang hampir mati dari an-tara kalian.”

Hadits SHAHIH, riwayat Muslim (no. 916), Abu Dawud (no. 3117), an-Nasa’i (IV/5), at-Tirmidzi (no. 976), Ibnu Majah (no. 1445), al-Baihaqi (III/383) dan Ahmad (III/3).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan agar kalimat Tauhid ini yang terakhir diucapkan, supaya dengan demikian dapat masuk Surga.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Artinya : Barangsiapa yang akhir perkataannya ‘Laa Ilaaha Illallah,’ maka ia akan masuk Surga.” [ Hadits riwayat Ahmad (V/233, 247), Abu Dawud (no. 3116) dan al-Hakim (I/351), dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu.]

Kedua

Hendaklah mendo’akan kebaikan untuknya dan kepada mereka yang hadir pada saat itu. Hendaknya mereka berkata yang baik.

Dalilnya:

Artinya : Dari Ummu Salamah, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Apabila kalian menjenguk orang sakit atau berada di sisi orang yang hampir mati, maka katakanlah yang baik! Karena sesungguhnya para malaikat mengaminkan (do’a) yang kalian ucapkan.’” [Hadits SHAHIH riwayat Muslim (no. 919) dan al-Baihaqi (III/384) dan selain keduanya.]

PENJELASAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH TENTANG FADHILAH-FADHILAH SURAT YASIN

Al-‘Allamah Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H) berkata: “(Riwayat-riwayat) yang menyebutkan tentang keutamaan-keutamaan (fadhaa’il) surat-surat dan ganjaran bagi orang yang membaca surat ini akan mendapat pahala begini dan begitu dari awal al-Qur’an sampai akhir sebagaimana yang disebutkan oleh Tsa’labi dan Wahidi pada awal tiap-tiap surat dan Zamakhsyari pada akhir surat, semuanya ini kata ‘Abdullah bin Mubarak: ‘Semua hadits yang mengatakan: ‘Barang siapa yang membaca surat ini akan diberikan ganjaran begini dan begitu…. SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU. Mereka (para pemalsu hadits) mengatasnamakan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya orang-orang yang membuat hadits-hadits itu telah mengakui mereka memalsukannya.’”

Mereka berkata: “Tujuan kami membuat hadits-hadits palsu agar manusia sibuk dengan (membaca al-Qur’an) dan menjauhkan (kitab-kitab) selain al-Qur’an.” Mereka (para pemalsu hadits) adalah orang-orang yang sangat bodoh!!! Apakah mereka tidak tahu hadits:

“Artinya : Barangsiapa yang berkata apa yang aku tidak katakan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” [Hadits Mutawatir]

Periksa: Al-Manarul Muniif fis Shahih wadh Dhai’if hal. 113-115, tahqiq: Abdul Fattah Abu Ghaddah.

KHATIMAH

Hadits-hadits tentang fadhilah surat Yaasiin adalah LEMAH dan PALSU, sebagaimana yang sudah saya terangkan di atas. Oleh karena itu hadits-hadits tersebut tidak bisa dipakai hujjah untuk menyatakan keutamaan surat ini dari surat-surat yang lain dan tidak bisa pula untuk menetapkan ganjaran atau penghapusan dosa bagi yang membaca surat ini. Tentang masalah mendapat ganjaran bagi orang yang membaca al-Qur’an memang ada, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Artinya : Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur-an, akan mendapatkan suatu kebaikan. Sedang satu keba-ikan akan dilipatkan sepuluh kali lipat. Aku tidak berkata, Alif laam miim, satu huruf. akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf. [HR. At-Tirmidzi (no. 2910). Lihat pula Shahih at-Tirmidzi (III/9) dan Shahih al-Jaami’ush Shaghir (no. 6469), dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu]

Sesudah kita membaca, kita diperintah untuk memahami isi al-Qur’an. Karena Allah memerintahkan untuk mentadabburkan dan mengamalkan isi al-Qur’an.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan al- Qur’an? Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An-Nisaa’: 82]

“Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an atau-kah hati mereka terkunci?” [Muhammad: 24]

saya bukan tidak menyokong pembacaan yasin cuma. tidak setuju sikap kita yang terlalu fokus kepada pembacaan yasin.

Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Apabila seorang manusia mati, putuslah (tulisan pahala) amalan (setakat itu) Kecuali tiga perkara (yang akan berlanjutan tulisan pahalanya) iaitu sedekah jariah atau ilmu memberi kepada yang faedah orang lain atau anak yang soleh yang berdoa untuknya.”

maka perbaikilah niat kita sewaktu membaca AlQuran. bukan membaca utk si mati. tapi kerana Allah SWT.

http://agama.kompasiana.com/2010/05/25/surat-yasin-bukan-untuk-orang-mati/

No comments:

Post a Comment