Setiap orang tahu, kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Walaupun..
tidak setiap orang menyadarinya. Akhir hayat yang indah selalu jadi
dambaan. Walaupun.. yang mendambakan kadang tidak mengusahakan. Dan kita
semua menginginkan surge. Tahukah Anda bagaimana gambaran surga itu?
Surga selalu jadi cerita indah. Penghuninya duduk-duduk di dipan
bertahtakan emas. Bertelekan berpandangan dengan kekasih. Mereka
dilayani anak-anak muda; membawa gelas, cerek, dan minuman dari
sungai-sungainya. Buah-buahannya landai mendekat. Daging-daging jadi
hidangan lezat untuk disantap. Kekasih mereka adalah bidadari yang
terjaga. Bagaikan intan dan mutiara. Usia bidadari itu sebaya dan penuh
cinta. Di dunia manusia lelah dengan pertengkaran dan keributan.
Alangkah damainya surga, karena para penghuninya tidak pernah mendengar
ucapan yang sia-sia. Tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa.
Di surga, ada pohon bidara tak berduri. Dan pohon pisang yang buahnya
tersusun rapi. Ada naungan yang terbentang luas. Ada aliran sungai yang
tercurah. Buah-buahannya banyak, tidak terhenti, tidak mengenal musim.
Kasur-kasurnya tebal lagi empuk. Itulah balasan bagi mereka golongan
kanan.
Mereka yang berbuat kebajikan semasa hidup di dunia.(1)
Aah.. betapa indahnya surga.. Mudah-mudahan Allah anugerahkan kita untuk memasukinya.
Surga yang indah dan damai itu memiliki delapan pintu. Nabi kita ﷺ telah mengabarkan tentang hal itu.
عن عبادة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “مَنْ
قَالَ: أَشْهَدُ أَنّ لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ،
وَأَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنّ عِيسَىَ عَبْدُ اللّهِ
وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ،
وَأَنّ الْجَنّةَ حَقّ، وَأَنّ النّارَ حَقّ، أَدْخَلَهُ الله مِنْ أَيّ
أَبْوَابِ الْجَنّةِ الثّمَانِيَةِ شَاءَ”.
Dari Ubadah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi tidak
ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan tiada sekutu bagi-Nya,
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, Isa adalah hamba Allah dan anak
dari ibunya (Maryam), ia adalah kalimat dan Ruh dari-Nya yang Dia
sampaikan kepada Maryam, bersaksi bahwa surga benar adanya, dan neraka
benar adanya, maka Allah akan masukkan dia dari delapan pintu surga yang
mana saja yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari).
Apa Saja Delapan Pintu Itu?
Delapan pintu surga itu adalah: (1) Pintu Shalat, (2) Pintu Sedekah,
(3) Pintu Jihad, (4) Pintu Rayyan, (5) Pintu al-Ayman, (6) Pintu
al-Kazhimina al-Ghaizha wa al-Afina ‘an an-Nas. Mengenai pintu sisanya
para ulama berbeda pendapat. Pendapat-pendapat mereka didasarkan pada
isyarat dari nash syariat. Yaitu: Pintu Taubat, Pintu Dzikir, Pintu
Ridha, Pintu Ilmu, atau Pintu Haji.
Setiap pintu ini akan memanggil orang-orang yang memiliki
keistimewaan dalam amalan tersebut.
Barangsiapa yang banyak melaksanakan
shalat, selain yang wajib, maka pintu shalat akan memanggilnya.
Demikian juga dengan pintu-pintu yang lain. Hanya orang-orang yang
amalannya istimewa dan luar biasa yang akan dipanggil dari pintu-pintu
tersebut.
Dalil dari nama-nama pintu tersebut adalah sabda Nabi ﷺ:
Nama pintu pertama sampai yang keempat terdapat dalam hadits:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من
أنفق زوجين في سبيل الله نودي من أي أبواب الجنة يا عبد الله هذا خير، فمن
كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دعي من باب
الجهاد، ومن كان من أهل الصيام دعي من باب الريان، ومن كان من أهل الصدقة
دعي من باب الصدقة.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya ia akan dipanggil dari
pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.
Barangsiapa
termasuk orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari
pintu shalat.
Barangsiapa termasuk orang yang berjihad, ia akan
dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang yang rajin
berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyaan. Dan barangsiapa
termasuk orang yang gemar bershadaqah, maka ia akan dipanggil dari pintu
shadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Setelah sepakat dengan nama-nama empat pintu surga di atas, para ulama berbeda pendapat tentang nama-nama berikutnya
Nama pintu kelima terdapat dalam hadits:
عن أبي هريرة في حديث شفاعة النبي صلى الله عليه وسلم
وفيه: فيقال: يا محمد أدخل الجنة من أمتك من لا حساب عليه من باب الأيمن من
أبواب الجنة، وهم شركاء الناس فيما سوى ذلك من الأبواب.
Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabi ﷺ dikatakan,
“Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab
untuk masuk ke dalam surga melalui pintu al-Ayman yang merupakan di
antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu
surga bagi semua orang”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Nama pintu keenam terdapat dalam hadits:
عن الحسن مرسلاً: إن لله باباً في الجنة لا يدخله إلا من عفا عن مظلمة.
Dari al-Hasan secara mursal, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah
pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang
memaafkan kezaliman.” (HR. Ahmad).
Kemudian nama pintu berikutnya ada yang mengatakan adalah Pintu Haji
dikarenakan haji termasuk ibadah yang agung dan bagian dari rukun Islam.
Kemudian Pintu Dzikir atau Pintu Ilmu atau Pintu Taubat.
Al-ilmu ‘indallah..
Delapan Pintu Surga Memanggil Abu Bakar
Tidak diragukan lagi, Abu Bakar adalah sahabat Nabi ﷺ yang paling
mulia. Ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Umat
Muhammad ﷺ yang paling dalam ilmunya, paling kuat tekadnya dalam
berjihad, paling bertakwa, dan paling banyak amalannya.
Abu Bakar adalah orang yang paling banyak sedekahnya.
Dari Umar bin al-Khattab
radhiallahu ‘anhu:
“Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun
melaksanakannya. Aku berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu
Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah
ﷺ bertanya, ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’
Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh
hartanya. Rasulullah ﷺ lalu bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau
sisakan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Ku tinggalkan bagi
mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan
bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’.” (HR. Tirmidzi).
Abu Bakar adalah orang yang dalam ilmunya dan teguh dalam berjihad. Dari Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Ketika Nabi ﷺ wafat, dan Abu Bakar menggantikannya. Banyak orang
yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar,
bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah ﷺ bersabda, aku
diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan
laa ilaaha illallah.
Barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali
dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’
Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan
antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta.
Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal
mereka menunaikannya di masa Rasulullah ﷺ, akan kuperangi dia’. Umar
berkata, ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah
telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku
yakin ia di atas kebenaran’.” (HR. Bukhari dan Mulim).
Abu Bakar adalah seorang yang pemaaf. Diriwayatkan dari Abu Darda
radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi ﷺ. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar
menghadap Nabi ﷺ sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat
lututnya. Nabi ﷺ berkata, ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah’.
Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul
Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta
maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku,
karena itu aku datang menghadapmu sekarang’.
Nabi ﷺ lalu berkata, ‘Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar
(sebanyak tiga kali)’. Tak lama setelah itu Umar menyesal atas
perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, ‘Apakah di
dalam ada Abu Bakar?’ Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera
mendatangi Rasulullah ﷺ. Sementara wajah Rasulullah ﷺ terlihat memerah
karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon
sambil duduk di atas kedua lututnya, ‘Wahai Rasulullah, demi Allah
sebenarnya akulah yang bersalah (sebanyak dua kali)’. Maka Rasulullah ﷺ
bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika
itu kalian mengatakan, ‘Engkau pendusta wahai Muhammad’. Sementara Abu
Bakar berkata, ‘Engkau benar wahai Muhammad’. Setelah itu dia membelaku
dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera
menyakiti sahabatku? (sebanyak dua kali)’. Setelah itu Abu Bakar tidak
pernah disakiti’.” (HR. Bukhari).
Ketika mendengar Rasulullah ﷺ mengbarkan tentang pintu-pintu surga, Abu Bakar
radhiallahu ‘anhu
pun menanggapi, “Wahai Rasulullah, Tidaklah sulit bagi seseorang untuk
dipanggil dari satu pintu itu. Adakah orang yang dipanggil dari semua
pintu itu?”
Nabi ﷺ menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.” (HR. Bukhari, No. 3666).
Subhanallah… Abu Bakar mengganggap mudah bagi seseorang untuk
dipanggil dari satu pintu surga. Beliau mengucapkan ini bukan karena
sombong dan menganggap remeh. Namun itulah standar beliau. Menurut Abu
Bakar, apabila seseorang hanya fokus pada satu amalan saja dalam mengisi
hari-hari kehidupannya, maka itu adalah hal mudah. Seseorang yang fokus
hanya memperbanyak ibadah shalat saja, atau sedekah saja, atau puasa
saja. Itu adalah sesuatu yang ringan dalam pembagian waktunya menurut
Abu Bakar. Sehingga beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang yang
lebih hebat lagi. Tentang yang lebih tinggi lagi kedudukannya. Dan
ternyata beliau adalah orangnya. Nabi ﷺ langsung yang mengabarkan
kepadanya.
Semoga Allah ﷻ mengumpulkan kita bersama Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya di surga kelak.
Ket:
(1) Gambaran surga yang terdapat dalam surat al-Waqi’ah
Sumber:
– Utsaimin, Muhammad bin Shaleh. 1433 H. Syarh Riyadush Shalihin. Riyadh: Madar al-Wathan li an-Nasyr.
– Asma Abwab al-Jannah wa Abwab an-Nar: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=17317
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com