Barat Ketakutan Dengan Perdamaian Pakistan-Taliban


Pemberlakukan syariah Islam, di Lembah Swat, yang terletak di di kawasan propinsi NWFP, membuat negara-negara Barat, merasa shock dan ketakutan. Perjanjian damai antara pemeritnah Pakistan – Taliban, yang dilandasi kesepakatan pemberlakuan syariah Islam, menjadi solusi sebuah konflik yang keras yang sudah berlangsung lama. Tentu, yang paling tidak menginginkan perjanjian damai antara Pakistan-Taliban adalah negara-negara Barat.

Pemimpin pejuang Taliban, yang memiliki 1000 pasukan, dan telah berperang melawan pasukan pendudukan AS di Afghanistan, ia datang ke Lembah Swat, dan disambut bagaikan pahlawan. Di sepanjang jalan dielu-elukan, tanpa henti. Kedatangan pemimpin pejuang Taliban ini, sehari sesudah penandatanganan perjanjian damai antara Pemerintah Pakistan-Taliban di Lembah Swat.

Sufi Muhammad, berhasil masuk ke kota Lembah Swat, yaitu Mingora, dan berbicara dengan menantunya, yang memimpin pejuang Taliban di Lembah Swat. Kelompok Taliban di Lembah Swat, merupakan kelompok Taliban yang terbesar di kawasan itu. Kedatangan Sufi Muhammad itu, disertai dengan para pejuang Taliban, yang menggunakan 300 kendaraan, motor dan mobil, dan sepanjang jalan mendapatkan sambutan yang hangat. “Hidup perdamaian. Hidup Islam”, teriakan kerumunan rakyat di sepanjang jalan di Lembah Swat, yang menyambut kedatangan Sufi Muhammad.

Tentu, yang paling tidak senang, perjanjian itu, negara-negara Barat,yang merasa cemas dan risau. Para pengamat barat yang berada di ibukota Pakistan, Islambad, nampak sangat cemas dengan adanya perjanjian itu. Karena, dengan pengakuan pemerintah Pakistan, dan perjanjian itu,nilai-nilai syariah Islam, yang pernah diberlakukan Taliban di seantero Afghanistan, kini diberlakukan di wilayah Pakistan, di mana wilayah itu menjadi basis gerakan Taliban, yang setiap saat dapat masuk ke Afghanistan.

Juru bicara Nato, James Apparthurai, di Brussel menyatakan : “Kami mempunyai perhatian yang serius terhadap situasi di kawasan Lembah Swat, yang sangat ekstrim itu”, tegasnya. Sementara itu, Sufi Muhammad, di Mingora menyatakan : “Kami ingn segera dibuka dialog dengan Taliban, dan berharap menantu saya dapat menciptakan perdamaian”. “Kami akan tetap tinggal di sini, sampai terwujud perdamaian”, tambah Muhammad.

Perjanjian ini salah satu usaha yang dijalankan pemerintah Pakistan, mengurangi ketegangan dan kekerasan yang terjadi di Lembah Swat, antara kelompok-kelompok suku di Perbatasan dan para pendukung pejuang Taliban. Karena, pendekatan dengn militer, tidak menghasilkan apapun, bagi sebuah penyelesaian konflik di Swat. (m/abc)

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/barat-ketakutan-dengan-perdamaian-pakistan-taliban.htm

No comments:

Post a Comment