Masjid tak hanya untuk Urusan Ubudiah



Miris karena tidak ada satupun lembaga survey yang memiliki bobot keislaman. Tokoh-tokoh Islam di survey untuk menjadi Presiden berada di nomor tujuh atau delapan,


Jakarta-Lembaga Survey Jamaah Masjid Indonesia (JAMI) diresmikan Jumat (27/2/09) di hotel Borobudur Jakarta. Lembaga ini dibentuk untuk mengembalikan fungsi masjid seperti zaman Rasulullah saw. Masjid menjadi pusat kegiatan berhubungan dengan Allah dan manusia.

“Kita ada bidang politik, ekonomi, social, budaya, pendidikan, dan keamanan,” kata Daud Poliraja, ketua umum Lembaga Survey JAMI.

Dia menjelaskan dasar pemikirannya adalah keinginan mengembalikan masjid seperti zaman Rasulullah. “Bukan hanya ubudiyah saja, tapi juga bersosial,” jelasnya.

Daud yang baru saja dilantik, menjelaskan, “Antara zaman Rasulullah dengan perkembangan Islam di Indonesia tidak berbeda.”

Faktanya adalah di kota-kota kalau ada masjid agung sebelahnya pasti pendopo, depannya alun-alun, dan tidak jauh lagi adalah pasar, jelas Daud. “Ini adalah lambang ubudiyah, pemerintahan, sosial, dan ekonomi,” jelasnya.

Ketua umum ini juga menjelaskan masjid banyak jumlahnya dan asetnya besar. “tetapi fungsinya sangat minim,” jelasnya.

Dia menjelaskan di zaman Rasulullah ada satu masjid bernama Quba dibina dengan maksimal bisa mengarahkan kekaisaran Persia dan Romawi. “Sedangkan kita jumlahnya 700 ribu masjid. Untuk mengelola ekonomi saja masih tertinggal.”

Ketika ditanya kenapa munculnya lembaga survey ini menjelang Pemilu, Daud berkomentar, “Kalau dibilang kebetulan, ini mengada-ada.”

Selebihnya dia menuturkan ada rasa miris karena tidak ada satupun lembaga survey yang memiliki bobot keislaman.

“Tokoh-tokoh kami di survey untuk presiden itu nomor tujuh atau delapan, kami prihatin.”

Dia akhirnya berpikiran dengan memiliki jaringan sendiri, bisa bertanya kepada jamaah masjid. Bachtiar mengutarakan masalah ini memerlukan penelitian. “Karena itulah saya mengucapkan selamat kepada lembaga survey ini,” ucapnya.

Mengomentari lembaga ini, menteri sosial, Bachtiar Chamsyah, mengutarakan rasa terimakasih. “Survey nanti bisa menelusuri masalah umat, kenapa umat Islam miskin?” jelasnya. Dia menyarankan untuk menelusuri peranan masjid supaya umat bisa bergerak

Mensyukuri berdirinya lembaga survey ini, Tarmizi Taher, menteri agama orde baru, berpesan untuk survey “metodologi sangat penting,” jelasnya.

Tarmizi yang juga menjadi penanggungjawab lembaga survey ini menambahkan “Kalau sudah ada hasil penelitian, yang diserang pertama adalah metodologi.”

Tarmizi menghimbau juga “Bagi yang mau membuka cabang lembaga survey ini di daerah-daerah boleh, kami punya ahlinya,” tegasnya.

Dia menambahkan pengurus lembaga survey ini bekerja hanya karena Allah, tidak ada yang mengharapkan uang, jelasnya.

Oleh: Erdy Nasrul
http://sabili.co.id/index.php/200903031143/Indonesia-Kita/Masjid-tak-hanya-untuk-Urusan-Ubudiah.htm

No comments:

Post a Comment