Organisasi Muslim AS Boikot FBI
NIHAD AWAD: Organisasi Muslim menghentikan relasi dengan lembaga pemerintahan agar tercipta ruang untuk mempertimbangkan ulang cara buruk mereka menghadapi komunitas Muslim
WASHINGTON — Kesal karena tidak dipercaya, dicurigai, dan sejumlah aksi provokasi yang menarget komunitas mereka, sebagian besar kelompok Muslim di Amerika akhirnya menyatakan untuk menghentikan upaya hubungan baik dengan FBI dan Departemen Keadilan.
"Organisasi Muslim sangat berhati-hati dalam mempertimbangkan untuk menghentikan relasi dengan lembaga pemerintahan demi menciptakan ruang bagi mereka untuk mempertimbangkan ulang cara mereka menghadapi komunitas Muslim," ujar Nihad Awad, Direktur Eksekutfi dari Lemabaga Hubungan Amerika-Islam (CAIR).
Sebelas organisasi Muslim paling terkemuka di negara Paman Sam tersebut mengeluarkan pernyataan gabungan pada 17 Maret lalu, meminta FBI untuk mempertimbangkan ulang kebijakan menarget Muslim Amerika dan organisasi Muslim.
"Jika FBI tidak bertindak berdasar keadilan dan perlakuan transparan terhadap seluruh Muslim Amerika dan lembaga Islam, maka organisasi Muslim, masjid, dan setiap individu tidak memiliki pilihan lain selain menghentikan aktivitas peningkatan hubungan dengan FBI, para agen, dan personil lain," demikian bunyi pernyataan.
"Penghentian ini tentu saja, tidak akan mempengaruhi tugas dan tanggung jawab kami untuk melaporkan kriminal, atau ancaman tindak kekerasan terhadap bangsa dan negara,"
Para Penandatanganan juga menekankan jika keputusan tersebut tidaklah mudah, namun karena situasi menjadi tak terelakan.
"Kami melakukan ini untuk membawa perlakuan tidak adil dan tanpa berasalan kepada komunitas Muslim kepermukaan agar menjadi perhatian pemerintah, dan memberi mereka cukup ruang dang waktu untuk melakukan perubahan dalam hukum dan kebijakan," Ujar Agha Sahi, Pimpinan Satuan Tugas Muslim Amerika untuk Hak Sipil dan Pemilu (AMT).
Sementara Hatem Bazian, Presiden Muslim Amerika untuk Palestina berbasis di Kalifornia (AMP) juga mengaitkan keputusan tersebut dengan cara-cara FBI menangani Komunitas Muslim di Amerika. "Akhirnya mayoritas organisasi secara kolektif ingin menghentikan hubungan dengan FBI," ujarnya.
Selain CAIR, AMT, dan AMP, organisasi lain yang tergabung dalam pernyataan bersama adalah Aliansi Muslim Amerika (AMA), Pusat Pendidikan Islam Orange County (IEC), Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA), Aliansi Muslim Amerika Utara (MANA), Yayasan Kebebasan Masyarakat Muslim Amerika (MAS-FF), Asosiasi Pelajar Muslim Amerika (MSA-N), Umat Muslim Amerika Utara (MUNA) dan Persatuan Muslim Amerika (UMA).
Provokatif
Dalam pernyataan itu, Kelompok Muslim juga memaparkan beberapa insiden provokatif terakhir oleh FBI.
"Ada sejumlah alasan yang mendorong kami mengambil langkah ini, pertama adalah perlakuan salah dan semena-mena terhadap pemuka dan ulama Muslim," ujar Agha.
"Banyak dari mereka yang ditahan atas tuduhan salah bahkan dideportasi atau dipinggirkan," imbuhnya.
Ia menambahkan jika agen FBI dan informan yang datang ke dalam masjid-masjid untuk memata-matai para jamaah juga meningkatkan kemarahan para Muslim.
"Mereka memprovokasi para Muslim dan memaksa mereka melakukan hal tidak masuk akal serta bodoh, membawa mereka ke pengadilan dan memenjara mereka dari 20 hingga 25 tahun," ujarnya.
"Pekerjaan pemerintah bukanlah untuk memprovokasi orang," kata Agha
Bulan lalu, komunitas Muslim di Kalifornia dibuat sangat marah setelah mengetahui jika FBI mengirimkan seorang tersangka berpose sebagai agen provokator di sejumlah masjid negara.
Tahun lalu laporan media mengungkapkan jika agen FBI memonitoring masid di kota-kota Kalifornia, Los Angeles, dan San Diego.
Bagi Hatem Bazian, salah satu pemimpin komunitas Muslim Kalifornia, mengirim penyusup dan informan ke masjid-masjid menandakan satu asumsi terhadap komunitas tersebut.
"Asumsinya adalah komunitas Muslim bersalah," ujarnya "Mereka memandang kami dengan curiga," imbuh Hatemn.
Hal itu disetujui oleh Nihad Anwar, "Mengirimkan seorang kriminal ke dalam masjid untuk menimbulkan kekerasan sangat tidak diterima," katanya penuh kemarahan
"Itu sangat meremehkan hubungan baik antara komunitas Muslim dan pemerintah yang telah kita bangun lebih dari tiga tahun," ujarnya.
Hak dan Penghormatan
Para organisasi Muslim tersebut juga mencantumkan sejumlah isu untuk dicermati FBI agar tercipta hubungan lebih baik lagi.
Mereka ingin FBI menghentikan posisi dalam menarget dan menggunakan informan sebagai agen provokasi. "Lebih lanjut, kami juga meminta evaluasi objektif terhadap sumber informasi dan perlatan analis dalam memutuskan,'' ujar pernyataan tersebt
Sementara Naeem Baig, Sekretaris Jenderal ICNA mengatakan jika FBI memiliki masalah lembaga itu harusnya meraih pemimpin Muslim dan bekerjasama dengan mereka, dan tidak memiliki taktik yang menyakiti dan provokatif
"Kami terbuka untuk berbicara. Mereka seharusnya datang dan duduk bersama kami berbagi keluhan jika memang ada," ujarnya
"Kami sama pedulinya dengan warga Amerika lain bila menyangkut masalah keamanan," ujar Naeem.
Rekannya Hatem mengatakan Muslim hanyalah menginginkan hak dan jaminan yang sama di bawah undang-undang.
"Kami menuntut FBI dan Departemen Keadilan menjunjung konstitusi dan pernyataan dalam organisasi mereka sendiri, sesorang tak berdosa hingga terbukti bersalah," ujarnya
"Orang memiliki hak berkumpul dan berorganisasi serta berhak dalam posisi mengkritik dan menentang kebijakan pemerintah," imbuh Hatem. "Kami hanya menginginkan hak sesuai undang-undang," ujarnya./iol/itz
http://www.republika.co.id/berita/39173/Organisasi_Muslim_AS_Boikot_FBI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment