Kisah heboh bocah usia lima tahun yang telah menghafalkan seluruh isi Al Qur’an bahkan menerjemahkan setiap ayat serta memahami makna ayat-ayat tersebut, memang masih milik Sayyid Muhammad Husein Tabataba’I dari Iran. Anak yang dijuluki mukjizat abad 20 ini bahkan telah meraih gelar doctor honoris causa dari Hijaz College Islamic University, Inggris, saat berusia tujuh tahun karena kemampuannya tersebut.
Seakan tak mau kalah, kisah sukses Husein itu nampaknya mulai diikuti oleh Indonesia. Meski belum resmi meraih gelar doctor, dan belum menghafal seluruh 30 juz al Qur’an namun Adam Ali Masykur, Hafidz cilik umur 10 tahun ini sudah hafal 20 JUZ. Bocah asal Sukabumi, Jawa Barat ini bahkan mampu menyeimbangi kemampuan orang dewasa dalam menghafal Al Qur’an. Hal ini terbukti dari eksistensinya di pagelaran STQ (Seleksi Tilawatil Qur'an) Provinsi Jawa Barat, yang masuk ke dalam kelas untuk usia 25 tahun.
Dalam pagelaran STQ yang diselenggarakan di Asrama Haji Bekasi, anak pertama dari tiga bersaudara buah cinta Sukito dan Muntayah ini adalah salah satu peserta yang berlomba dalam cabang Tahfidz (menghafal Al-Qur'an). Keberadaan Adam dalam STQ yang dibuka Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Sabtu (18/04) silam patut diacungi jempol. Seharusnya peserta seumuran dia mengikuti perlombaan Tahfidz dengan menghafal sebanyak 5 JUZ, Namun dirinya bergabung dengan perlombaan pada kategori 20 JUZ. Melihat talenta itu, guru ngaji, orang tua, bahkan Kepala Desa daerahnya mendukung keberaniannya masuk dalam kategori yang lebih tinggi.
Keikutsertaanya dalam perlombaan itu, diakui Adam, tidak dilalaui dengan mudah. Karena ia harus menyisihkan ribuan Hafizh cilik hingga akhirnya terpilih untuk mewakili daerahnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Untungnya, Seleksi yang dilakukan pada 2008 kemarin membuahkan hasil berupa juara pertama.
Kholil Rachman, guru mengaji di pesantren Al Qori’ah, Sukabumi menjelaskan bahwa kepribadian Adam di Pondok Pesantren Al-Qoriah tergolong periang dan ramah terhadap rekan sesama santri. Kholil kemudian juga menjelaskan Bahwa pria cilik kelahiran Nganjuk 14 Mei 1998 Jawa Timur ini kerap mencuri waktu untuk menghabiskan hobby menghafal Al-Qur'an. “Adam ulet dan rajin menghafal,” Katanya. Disaat santri lain dalam sehari hanya menghafal satu halaman Al-Qur'an saja, Adam biasanya belajar menghafal lebih dari satu halaman.
Sekretaris Umum Panitia STQ, Dien Ucu mengatakan hingga kini, Adam berada pada peringkat 10 besar pada cabangnya. “Adam merupakan salah satu peserta yang berpotensi keluar sebagai juara," katanya. Meskipun masih kecil, tambah dia, ia sudah berani mengikuti perlombaan yang bukan kela usianya. Hal ini, tambahnya, yang bisa menjadi nilai lebih baginya di mata dewan hakim.
Kepiawaianya dalam menghafal Al-Qur'an, diakui Adam, bukan semata-mata karena pelajaran di pondok pesantrenya. “Saya mau menghafal Al-Qur'an karena saya punya rasa cinta kepada Al-Qur'an dan khususnya kepada Allah SWT,” Ujarnya dengan tegas.
Ia memang telah lama mengimpikan ikut berbagai lomba pengetahuan tentang Agama Islam semacam STQ. Dengan senyum tersipu malu, bocah bertubuh kurus yang sudah belajar manghafal Al-Qur'an sejak dua tahun lalu juga berambisi mengikuti STQ tingkat nasional yang akan diselenggarakan 5 Juni mendatang di Asrama Haji Pondok Gede. "Saya akan berjuang dengan sungguh-sungguh supaya bisa menang dan dilombakan lagi di tingkat Nasional," ujarnya dengan polos.c88/fif
http://www.republika.co.id/berita/46149/Doktor_Cilik_dari_Sukabumi
No comments:
Post a Comment