Segala puji hanya milik Allah dan shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mendukungnya…
Allah SWT berfirman:
وَقُلِ اعملوا فَسَيَرَى الله عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
“Dan bekerjalah kalian, niscaya Allah akan melihat perbuatan kalian, dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman”. (At-Taubah:105);
Maksudnya adalah bahwa perbuatan kalian tidak dapat disembunyikan dihadapan Allah dan dihadapan Rasul-Nya dan juga orang-orang beriman, dan barangsiapa yang menyadari bahwa perbuatannya tidak dapat disembunyikan maka dirinya akan termotivasi dan senang melakukan perbuatan baik, menjauhi perbuatan jahat, memiliki semangat tinggi disertai dengan ikhlas karena Allah, karena itu semangat yang tinggi dan niat yang ikhlas jika bersatu maka akan mencapai tujuan yang diinginkan…
Allah SWT berfirman:
فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
“Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). tetapi Jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”. (Muhammad:21)
Risalah yang agung harus diiringi dengan semangat yang tinggi…
Wahai Ikhwan…
Demikianlah seruan Allah kepada kalian dan umat manusia seluruhnya, dan kalian lebih utama untuk bersegera melakukan ketaatan; karena kalian memiliki tugas membawa risalah yang agung ini… risalah nabi Muhammad saw yang juga membawa kebaikan untuk seluruh dunia, dan yang tidak mungkin dapat mencapai tujuan yang hakiki kecuali oleh para duat yang berpegang teguh pada agama dengan kuat, siap menanggung beban risalah dengan penuh kesungguhan dan azam.
Allah berfirman:
يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ
“Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh “.(Maryam:12)
وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الأَلْوَاحِ مِن كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَتَفْصِيلاً لِّكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ
“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; Maka (kami berfirman): “Berpeganglah kepadanya dengan teguh”. (Al-A’raf:145)
dan firman Allah:
خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ
“Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu “. (Al-Baqarah:63)
Karena itu berpegang teguh pada kitab ini dan membawa risalah ini membutuhkan adanya perasaan tanggungjawab yang besar , azimah yang kuat dan keteguhan yang kokoh, yang tidak akan mampu dibawanya kecuali orang-orang pilihan yang siap berjuang dan berkorban…
Ustadz imam Hasan Al-Banna rahimahullah berkata kepada pemuda pengemban dakwah:
إِنَّمَا تَنْجَحُ الْفِكْرَةُ إِذَا قَوِيَ الإِيْمَانُ بِهَا، وَتَوَفَّرّ الإِخْلاَصُ فِي سَبِيْلِهَا، وَازْدَادَتْ الْحَمَاسَةُ لَهَا، وَوُجِدَ الاسْتِعْدَادُ الَّذِي يَحْمِلَ عَلىَ التَّضْحِيَةِ وَالْعَمَلُ لِتَحْقِيْقِهَا
“Bahwa keberhasilan suatu ideologi itu hanya akan tercapai jika keimanan yang kokoh dengannya, keikhlasan yang penuh di jalannya, meningkat terus semangat untuknya dan terdapat kesiapan diri untuk berkorban dan bekerja untuk mewujudkannya”.
Kalian adalah pilihan umat ini…
Rasulullah saw bersabda:
تَجِدُونَ النَّاسَ كَإِبِلٍ مِائَةٍ لاَ يَجِدُ الرَّجُلُ فِيهَا رَاحِلَةً
“Kalian menemukan di tengah umat manusia seperti 100 unta, tidak seorangpun yang mendapatkan unta pilihan”.
Dalam riwayat lain disebutkan:
لاَ تَكَادُ تَجِدُ فِيهَا رَاحِلَةً
“Hampir saja tidak ditemukan di dalamnya unta pilihan”. (Syaikhani).
Dan makna rahilah adalah unta yang bagus dan kuat, mampu membawa beban yang berat dan menempuh perjalanan yang panjang, indah dilihat dan memiliki bentuk yang menakjubkan, dan yang demikian sangatlah jarang, begitu pula manusia yang produktif yang mampu membawa beban dan tanggung, memikul beban berat dan pengorbanan yang besar guna mewujudkan tujuan yang mulia; mereka sangatlah sedikit, bahkan hampir sulit ditemukan dari setiap 100 orang salah satu dari mereka.
Nabi saw bersabda:
لاَ نَعْلَمُ شَيْئًا خَيْرًا مِنْ مِائَةٍ مِثْلِهِ إِلَّا الرَّجُلَ الْمُؤْمِنَ
“Kami tidak mendapatkan sesuatu kebaikan dari seratus orang yang serupa kecuali seseorang yang beriman”. (Ahmad)
Dan dalam riwayat lain
لا نَعْلَمُ شَيْئًا خَيْرًا مِنْ أَلْفٍ مِثْلِهُ إِلَّا الرَّجُلَ الْمُؤْمِنَ
“Kamu tidak akan mendapatkan sesuatu kebaikan dari seribu orang yang sama kecuali seseorang yang beriman”. (Thabrani),
Dan dengan seperti inilah proses tarbiyah dapat sempurna dalam dakwah kalian, wahai ikhwan… kalian bukan bagian dari mereka yang disampaikan di dalamnya
إنّي لأفتَحُ عَينِيَ حِينَ أفتَحُها عَلَى كَثِيرٍ ولكن لا أرى أحَدا
Sungguh ketika saya membuka kedua mata pada saat akan membukanya, dihadapan khalayak ramai namun saya tidak mendapatkan seorangpun.
Bahkan kalian mengerahkan jiwa kalian untuk melakukan peran yang besar dalam memberikan pelayanan pada agama dan umat, kalian bangkit dengannya, dan membangkitkan umat bersama kalian, karena itulah imam Syahid berkata:
وَمِنْ هُنَا كَثُرَتْ وَاجِبَاتُكُمْ، وَمِنْ هُنَا عَظُمَتْ تَبَعَاتُكُمْ، وَمِنْ هُنَا تَضَاعَفَتْ حُقُوْقُ أُمَّتِكُمْ عَلَيْكُمْ، وَمِنْ هُنَا ثقُلَتْ الأَمَانَةُ فِي أَعْنَاقِكُمْ، وَمِنْ هُنَا وَجَبَ عَلَيْكُمْ أَنْ تُفَكِّرُوْا طَوِيْلاً، وَأَنْ تَعْمَلُوْا كَثِيْرًا، وَأَنْ تُحَدِّدُوْا مَوْقِفَكُمْ، وَأَنْ تَتَقَدَّمُوْا لِلإِنْقَاذِ، وَأَنْ تُعْطُوا الأمَّةَ حَقَّهَا كَامِلاً مِنْ هَذَا الشَّبَابِ
“Dari sinilah tampak kewajiban kalian begitu banyak, begitu berat beban atas kalian, begitu banyak hak-hak umat atas kalian, begitu berat amanah yang dipikulkan di pundak kalian, karena itu wajib atas kalian untuk berfikir panjang, bekerja lebih banyak, menentukan sikap, maju ke depan untuk melakukan penyelamatan, memberikan umat hak mereka secara sempurna dari para pemuda ini”.
Janganlah menjadi plin-plan
Wahai ikhwan, sesungguhnya misi kalian sangatlah gamblang, tujuan kalian sangatlah mulianya, visi kalain sangatlah tingginya, dan memahmi kebutuhan dunia pada dakwah kalian untuk bersegera memperbaharui azam kalian dan menampilkan potensi kalian, mendorong kalian untuk berada di shaf terdepan bersama para kaum reformis, mencegah kalian dari bermalas-malasan dan futur, canggung dan ragu atau memiliki karakter mengekor, demikianlah nabi saw mengingatkan:
لاَ تَكُونُوا إِمَّعَةً، تَقُولُونَ: إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا، وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا، وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ؛ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا، وَإِنْ أَسَاءُوا فَلاَ تَظْلِمُوا
“Janganlah menjadi orang yang plin-plan, dengan berkata: Jika manusia baik kami akan ikut baik, jika mereka zhalim kamipun akan ikut zhalim, namun teguhkanlah pendirian kalian; jika manusia baik maka berbuatlah lebih baik, dan jika mereka berbuat jahat maka jangan ikut melakukannya”. (Tirmidzi)
Al-akh ust. Al-Bahi Al-Khuli berkata:
“Bahwa seorang da’i wajin merasakan bahwa dakwahnya hidup dalam persendiannya, bergelora di dalam hatinya, mengalir pada aliran darahnya, sehingga mampu merubah dari sikap santai dan malas pada gerak dan kerja, menyibukkan diri dengannya dalam jiwanya, anaknya dan hartanya, demikianlah seorang da’i yagn jujur yang merasakan keimanan pada dakwah dalam pandangan, gerak dan petunjuk, dalam bentuk yang bercampur dengan air wajahnya”.
Melalui titik tolak ini saya ingin menyeru kalian –wahai ikhwah yang tercinta- pada silsilah (rangkaian) dari (suara dari hati) saya mengingatkan kalian dan diri saya sendiri yang di dalamnya ada kewajiban kita yang terbesar dan misi kita yang mulia, untuk membangkitkan kembali semangat kita, menggerakkan kembali azam kita, meninggalkan kemalasan dan futur, menjadikan segala perkara Allah untuk kita, dan berprasangka baik pada umat bagi kita, tidak menjadikan kewajiban dan dakwah banyak permusuhan dan penopang kekuatan jahat.
Saya sangat yakin bahwa jika kita mampu merealisir kekuatan maka kelak Allah akan memberikan kemenangan dan mewujudkan cita-cita.
Allah berfirman:
وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ
“Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang Mengadakan perbaikan”. (Al-A’raf:170)
Renungkanlah akhi yang mulia apa yang difirmankan Allah “Orang-orang yang berpegang teguh” sebagai petunjuk akan kekuatan, semangat, azam, kesungguhan, motivasi dalam mengambil kita..!
Sampai jumpa lagi pada pertemuan “Suara dari hati” selanjutnya…
saya memohon kepada Allah yang tidak pernah menyiapkan titipan kepada-Nya.
Allahu Akbar
Dan segala puji hanya milik Allah.
Muhammad Mahdi Akif
Mursyid Am Ikhwanul Muslimin
http://www.al-ikhwan.net/suara-dari-dalam-hati-dan-katakanlah-bekerjalah-kalian-2792/
Suara dari dalam hati (2) Al-Akh Al-Qur’ani
Al-akh Al-Qur’ani
Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mendukungnya..
Bahwa akhlaq nabi saw adalah Al-Qur’an..
أرادت أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها أن تقدِّم لنا شخصية رسول الله صلى الله عليه وسلم حين سُئلت عن أخلاقه، فقالت للسائل: أَلَسْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ؟ قال: بَلَى، قَالَت: “فَإِنَّ خُلُقَ نَبِيِّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ الْقُرْآنَ” (مسلم)، وفي حديث آخر قَالَتْ: “كَانَ خلقُهُ الْقُرْآنَ، يَغْضَبُ لِغَضَبِهِ، وَيَرْضَى لِرِضَاهُ” (مسلم)
Ummul mukminin hendak memberikan kepada kita hidangan akan karakter Rasulullah saw ketika ditanya tentang Akhlaqnya, beliau berkata: Tidakkah Anda membaca Al-Qur’an? Orang tersebut berkata: ya, beliau berkata lagi: maka sesungguhnya Akhlaq nabi saw adalah Al-Qur’an”. (Muslim) dan dalam hadits yang lain beliau berkata: “Bahwa akhlaqnya adalah Al-Qur’an, marah untuknya dan ridha (senang) untuknya”. (Muslim)
وفي بعض الروايات أن أم المؤمنين أرادت أن تقدِّم صورةً عمليةً تفسيريةً لهذا، فقالت للسائل: “تقرءون سورة (المؤمنون) التي مطلعها ﴿قَدْ أَفْلَحَ المُؤْمِنُونَ(1)الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ(2)وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ(3)﴾ إلى قوله: ﴿…أُوْلَئِكَ هُمُ الوَارِثُونَ(10)﴾ [المؤمنون: من الآية 1 إلى 10] قال: نعم. قالت: “كان هذا خُلُقَ رسول الله صلى الله عليه وسلم”
Dan dalam beberapa riwayat lain bahwa ummul mukminin ingin menghadirkan kepada kita gambaran perbuatan secara rinci akan hal tersebut, maka beliau bertanya kepada sang penanya: “Kalian tentu membaca surat Al-Mukminun yang diawali dengan ayat Allah: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna….. hingga ayat: mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi”. (Al-Mukminun:1-10) sang penanya berkata: Benar. Beliau berkata lagi: “Demikianlah Akhlaq Rasulullah saw”. (Bukhari dalam kita Al-Adab), maksudnya adalah bahwa akhlaq Rasulullah saw merupakan terjemahan nyata terhadap Kitabullah, dan nabi saw adalah Qur’an yang berjalan di tengah umat manusia.
Karakter al-akh Al-Qur’ani
Wahai Ikhwan…
Demikian pulalah yang diinginkan oleh Ikhwanul Muslimin dengan menjadikan Kitabullah sebagai wirid pertama mereka, dan di antara janji mereka adalah hendaknya seorang al-akh menyusun agenda atas dirinya setiap hari membaca Al-Qur’an minimal satu juz; sebagaimana berusaha menghafal ayat-ayat Al-Qur’an walau hanya sedikit; dan dengan penuh kesadaran bahwa Al-Qur’an memiliki keutamaan dan pengaruh yang sangat besar dalam tarbiyah.
Namun seorang Al-akh Al-Qurani tidak boleh menjadikan Al-Qur’an sekadar bacaan atau ayat-ayat yang diperdengarkan saja, juga harus mampu menjadikannya sebagai petunjuk atau taujih yang dihafal, arahan yang diamalkan dan diterapkan, tarbiyah yang nampak dalam perilaku dan akhlaqnya, dan inilah yang diperingatkan oleh sahabat Rasulullah saw Abdullah bin Mas’ud ra ketika berkata: “Para pembawa Al-Qur’an selayaknya selalu menjaga malamnya –qiyamullail- saat manusia sedang terlelap tidur, dan waktu siangnya –berpuasa pada siang hari- saat manusia tidak berpuasa, merasa sedih saat manusia merasa senang, menangis saat manusia pada tertawa, menyepi saat manusia bercampur baur, khusyu’ saat manusia terlena. Dan para pembawa Al-Qur’an selayaknya selalu sedih secara bijak, lembut, sadar dan tenang. para pembawa Al-Qur’an hendaknya menjadi seorang yang memiliki kesadaran bukan lalai, tidak suka berteriak, tidak suka gaduh dan tidak berhati besi”. (Hulliyatul awliya).
Namun yang dimaksud dengan sedih di sini bukan karena kehilangan harta duniawi, namun sedih karena selalu merasa kurang dalam menunaikan hak-hak Allah, sedih karena belum mampu menjadi orang yang terbaik sehingga dirinya bangkit untuk bersungguh-sungguh dan memperbaikinya, mengubah dari rasa malas dan futur menjadi kerja dan semangat.
Demikianlah keadaan Abu Bakar dan Umar serta para sahabat lainnya, seperti yang disebutkan oleh Asma binti Abu Bakar, saat mereka diperdengarkan Al-Quran: “Air mata mereka menetes dan kulit mereka bergidik sebagaimana yang disebutkan oleh Allah tentang sifat-sifat mereka”. (Al-Baihaqi dalam As-Syu’ab)
Al-akh Al-Qur’ani adalah seorang reformis dan mujahid..
Ayyuhal Ikhwan…
Namun pada sisi lain, seorang Al-akh Al-Qur’ani selain selalu menangis dan sedih. Pada saat bekerja maka mereka menjadi sosok pekerja yang bersungguh-sungguh dan giat. Jika diseru untuk berjihad maka seakan menjadi seperti penunggang kuda yang gagah di medan perang. Jika bergelut di medan politik menjadi orang yang piawai dan paham terhadap hal-hal yang membawa maslahat dan kerusakan, menunaikan hajat manusia dengan baik. Jika bermuamalah dengan manusia pada harta dan kekayaan duniawi menjadi orang yang paling jujur dan amanah. Jika masuk ke dalam rumahnya menjadi manusia yang paling baik terhadap keluarganya dan pembina terhadap anak-anaknya. Jika melihat kerusakan dan kemungkaran maka menjadi manusia yang paling keras dalam menentang, mengecam, membenci dan marah kepadanya sambil berusaha mencegah dan menghilangkannya. Dan jika negara memanggilnya untuk berkorban maka menjadi orang yang pertama kali dan cepat memenuhi panggilannya, dan membuka tangannya untuk memberi dan berbuat.
Karena itu, Abu Bakar yang menangis saat membaca dan mendengar Al-Qur’an adalah merupakan sosok yang berdiri tegak bak singa yang garang saat ada sekelompok dan golongan yang murtad sepeninggal Rasulullah saw, dan beliau berkata: “Demi Allah, saya akan memerangi mereka walaupun sendirian”. Dan Umar bin Khattab yang menangis saat dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an; adalah sosok yang berhasil menaklukkan Baitul Maqdis dan dua negara adi daya saat itu; Persia dan Romawi. Umar bin Abdul Aziz yang selalu pingsan jika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an adalah sosok khalifah yang kharismatik, yang mampu melakukan perbaikan dan meluruskan sesuatu yang telah menyimpang dari berbagai urusan umat ini.
Demikianlah pula, Al-Qur’an menggerakkan Ikhwanul Muslimin untuk membawa bendera jihad pada berbagai medan perang, diawali dari medan jihad terhadap diri sendiri hingga medan perang melawan musuh-musuh Allah dan musuh umat Islam, contoh dari itu semua sangatlah banyak untuk disebutkan disini.
Pribadi Al-Akh yang diinginkan oleh Ikhwanul Muslimin
Wahai Ikhwan…
Bahwa karakter dan pribadi Qur’ani adalah merupakan sosok yang terbaik dari berbagai sisi dan lininya, sarana untuk melakukan perbaikan terhadap hati dan jasadnya, yang berusaha menjadikan dunia sebagai ladang kebaikan untuk dirinya tanpa melupakan bagiannya di akhirat kelak, selalu mengumandangkan ikrar setiap pagi dan petang
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ
“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam”. (Al-An’am:162).
Bukan shalatnya dan ibadahnya saja untuk dan karena Allah, namun hidupnya secara keseluruhan untuk dan karena Allah dan bahkan matinya juga hanya untuk dan karena Allah Tuhan semesta alam.
Demikianlah sosok, pribadi dan karakter yang diinginkan oleh Ikhwanul Muslimin, sebagaimana yang dibentuk oleh Al-Qur’an Al-Karim, sehingga dengan demikian mampu mencerahkan kehidupannya dan menghadirkan nikmat dunia, dengan amal yang sungguh-sungguh dan dakwah kepada Allah yang berkesinambungan dengan penuh bashirah (kejelian), sehingga Allah berkenan menampakkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan menghancurkan tipu daya orang-orang kafir, maka dari itu ambillah Al-Qur’an wahai Ikhwan dan genggamlah, pahamilah dan berinteraksilah dengan baik pada ilmu dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya, beretikalah dengan etika yang ada di dalamnya, realisasikanlah dalam kehidupan nyata kalian akan makna yang selalu kalian kumandangkan “Al-Qur’an adalah dustur (petunjuk dan undang-undang) kami” niscaya Allah akan selalu bersama kalian dan tidak menyia-nyiakan amal perbuatan kalian.
Sampai jumpa lagi pada pertemuan lain pada (suara dari dalam hati).. semoga Allah selalu bersama kalian.
Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah.
Muhammad Mahdi Akif
Mursyid am Ikhwanul Muslimin.
http://www.al-ikhwan.net/suara-dari-dalam-hati-2-al-akh-al-qurani-2801/
Suara Dari Dalam Hati (3) Dzikir dan Dampaknya Dalam Kehidupan Seorang Muslim
Dzikir dan dampaknya dalam kehidupan seorang muslim
Alhamdulillah, was sholatu was salamu ‘ala Rosulillah, wa ba’du…
Allah swt berfirman :
”Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kalian kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan bertasbihlah kepadanya di waktu pagi dan waktu sore.”(Al-Ahzab : 41-42).
Perintah untuk berdzikir diulang dalam ayat yang berbeda-beda. Aisyah berkata :
”Sesungguhnya Nabi saw. Berdzikir sepanjang hayatnya dalam segala kesempatan.” (muttafaq ‘alaih).
Seorang sahabat berkata :
”Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari’at islam begitu banyak ditujukan kepadaku, beritahukanlah kepadaku satu hal yang harus selalu aku lakukan dengan konsisten.” Dalam riwayat lain “sesungguhnya syari’at islam demikian banyak, maka bab manakah yang kami harus berkomitmen terhadapnya dan telah mencakup semua syari’at itu.” Rasulullah bersabda :”Hendaknya lisanmu selalu basah dengan dzikrullah.” (Tirmidzi dan Ahmad)
Dzikir Itu Amal yang Paling Utama
Wahai Ikhwan….
Sesungguhnya muassis dakwah Imam Syahid Hasan Al-Banna menyebutkan tujuan yang beliau maksudkan untuk ikhwanul muslimin dengan mengtakan: “sesungguhnya ikhwanul muslimin memiliki tujuan yang pertama untuk mentarbiyah jiwa-jiwa mereka pribadi, memperbaharui jiwa-jiwa mereka, menguatkan akhlak, menumbuhkan kepribadian yang benar dalam diri umat. Mereka harus meyakini bahwa semua itu adalah landasan awal yang menjadi pondasi kebangkitan rakyat dan umat.”
Ikhwan meyakini bahwa tidak ada jalan yang harus ditempuh untuk mengaplikasikan tujuan itu selain jalan yang telah ditempuh oleh da’i pertama Rasulullah saw. Dia telah membangunkan jiwa, dan menghubungkannya dengan Allah swt. Dengan jalan mengerjakan amalan yang paling utama yaitu dzikir kepada Allah. Rasulullah saw bersabda :
” Tidakkah kalian ingin aku mengabarkan kepada kalian sebaik-baik amal bagi kalian? Amalan yang paling suci di sisi Tuhan kalian? Paling tinggi derajatnya bagi kalian, dan lebih baik bagi kalian dibandingkan dengan kalian berinfak emas dan permata. Lebih baik bagi kalian daripada kalian bertemu dengan musuh kalian lalu mereka memukul leher kalian dan kalian memukul leher mereka.” Para sahabat menjawab :”Ya.” Rasulullah bersabda :”Dzikir kepada Allah swt.” (Tirmidzi).
Rasulullah saw juga menjanjikan bahwa banyak berdzikir menyebabkan datangnya kemenangan. Beliau bersabda :
”Telah mendapat kemenangan al-mufarridun.” Sahabat bertanya :”siapakah al-mufarridun itu ya Rasulullah?”. Beliau menjawab :”orang-orang yang dikenal dengan banyak berdzikir kepada Allah.Dia menyimpan dzikir sebagai amalan yang paling panyak sehingga dzikir itu akan datang pada hari kiamat sebagai yang meringankan (dosa-dosa mereka.” (Tirmidzi).
• Dan dzikir pintu paling lebar yang dapat engkau masuki
Menuju Allah swt, maka jadikanlah jiwamu selalu memeliharanya
“Diantara tujuh golongan orang yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt pada hari ketika tidak ada perlindungan lain selain perlindungan Allah, yaitu :”seseorang yang selalu menyebut nama Allah sehingga bercucuran air matanya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dzikir menyebabkan hidupnya hati dan meninggalkan sebab matinya hati…
Dalam sebuah hadits dari Nabi saw, beliau bersabda:
“Perumpamaan sebuah rumah yang sering disebut nama Allah didalamnya dan yang tidak pernah disebut nama Allah didalamnya seperti orang hidup dan orang mati.” (Muttafaq ‘alaih)
Dzikir menyebabkan tenangnya hati…
Allah swt berfirman :
”orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang karena dzikir kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya dzikir kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang.” (Ar-Ra’du:28).
Ayat ini menunjukkan bahwa hati seorang mukmin sangat dipengaruhi oleh dzikir kepada Allah.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati-hati mereka .” (Al-Anfal:2).
Oleh karena itu, janganlah ada hal lain yang menyibukkan hati seorang mukmin selain dzikir kepada Allah. Maka porang-orang mukmin itu adalah
“Mereka yang tidak dilalaikan oleh bisnis dan jual beli dari dzikir kepada Allahm ,emdirikan shalat dan menunaikan zakat.” (An-Nur:37)
Dzikir mengembalikan orang yang bersalah kepada kebenaran…
maka ia akan bersegera untuk kembali kepada kebenaran.
Allah swt berfirman :
”Dan orang-orang yang apabila mereka mengerjakan kesalahan atau medzalimi diri mereka, mereka berdzikir kepada Allah dan memohon ampunan atas dosa-dosa mereka.” (Ali Imran:135)
Dzikir menyebabkan terealisasinya kebersamaan Allah dengan seorang hamba…
Sebagaimana Allah swt berfirman :
”Maka berdzikirlah kepada Allah, maka Aku akan mengingat kalian.” (Al-Baqarah:152).
Rasulullah saw bersabda :
”Allah swt berfirman : ‘Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, aku bersamanya ketika ia berdzikir kepada-Ku, jika ia mengingatKu dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingatKu dalam satu kelompok, maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik darinya.” (Muslim).
Maiyyah ini adalah maiyyah dalam kedekatan, perwalian, cinta, pertolongan dan taufik. Dan cukuplah ini sebagai keutamaan dan kemuliaan. Maka berkhayallah kalian berapa banyak yang dapat kalian raih dari kandungan dzikir kepada Allah baik berupa kemenangan, pertolongan, kekuatan, perlindungan dan taufiq. Oleh karena itu Dzikir merupakan sebab suksesnya seorang da’i dan basis keberaniannya dalam menghadapi umat.
Seorang yang biasa berdzikir kepada Allah akan mendapatkan bahwa taqdir yang terjadi berjalan sesuai dengan perintah-Nya. Dzikir menyebabkan hatinya dipenuhi dengan kehebatan dan keagungan Allah, maka ia tidak akan ragu dalam menyampaikan dakwah dan mengungkapkan kebenaran. Dengan landasan itu Allah memerintahkan kepada Musa as dan Harun as dengan firmannya :
”Pergilah engkau dan saudaramu dengan ayat-ayatku dan janganlah kalian meninggalkan dzikir kepadaKu.” (Toha:42)
Meninggalkan dzikir menyebabkan kerasnya hati…
Allah swt berfirman :
”Celakalah bagi orang yang hatinya keras dari berdzikir kepada Allah. Mereka itulah orang-orang yang berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az Zumar:22).
Rasulullah saw bersabda :
”Janganlah kalian banyak berbicara selain mengingat Allah swt. Sesungguhnya banyak berbicara dengan sesuatu yang bukan mengingat Allah akan mengeraskan hati. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang hatinya keras.” (Tirmidzi)
Diantara akibat dari lalainya hati kepada Allah, datangnya setan yang menguasai seorang hamba.
“Setan akan menguasai mereka dan melupakannya dari dzikir kepada Allah.” (Al mujadalah:19)
“Siapa orang yang malas mengingat Allah, maka kami akan menetapkan baginya setan yang akan menjadi sahabat baginya.”(Az zuhruf:36).
Dzikir ma’na yang universal dari banyak berbuat ta’at…
Imam syahid Hasan Al-Banna berkata: ”ketahuilah wahai akhi bahwa yang dimaksud dengan dzikir bukan hanya sekadar dzikir dengan lisan saja, akan tetapi taubat itu adalah dzikir, bertafakkur merupakan dzikir yang paling tinggi, menuntut ilmu adalah dzikir, mencari rizki apabila disertai dengan niat yang baik adalah dzikir, dan setiap pekerjaan yang disertai dengan kesertaan Allah swt dan engkau selalu ingat bahwa pandanganNya melekat kepadamu adalah dzikir. Oleh karena itu maka orang yang bijaksana akan selalu berdzikir dalam setiap kondisinya.”
Qotadah berkata : ”keadaan kaum ini mereka saling berbisnis dan berjual beli, akan tetapi apabila datang salah satu tuntutan hak Allah swt, mereka tidak dilalaikan oleh bisnis dan jual beli mereka dari dzikrullah. Sampai mereka menunaikan yang menjadi hal Allah tersebut.” (Bukhari)
Dzikir dalam setiap waktu dengan segala kondisi….
Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan : ” Jika engkau mengetahui semua ini wahai akhil karim, maka janganlah engkau heran jika seorang muslim harus melakukan dzikrullah dalam setiap kondisinya . dan janganlah engkau heran bila kami menuntut ikhwanul muslimin untuk mencontoh dan mengikuti semua sisi kehidupan nabi mereka. Maka peliharalah dzikir-dzikir ini dan jadikanlah ia sebagai sarana mendekatkan diri kepada Yang Maha Perkasa dan Maha Pengampun.”
Allah berfirman:
”Sungguh telah terdapat dalam diri Rasulullah teladan yang baik bagi orang yang mengharapkan bertemu dengan Allah dan hari akhir dan mereka bangak mengingat Allah.” (Al-Ahzab:21)
Wahai ikhwan…
Dengan paparan diatas, kita mengetahui bahwa asal tarbiyah kita adalah ruhiyah yang selalu terjaga dengan dzikir yang kontinyu yang tertuang dalam wazhifah kubra untuk pagi dan sore. Jika seorang akh memiliki waktu yang sempit, maka cukuplah baginya membaca wazhifah shugra. Kemudian ia menjaga semua dzikir sesuai dengan situasi dan kondisi bahkan di seluruh waktunya.
“Dan jika kalian telah selesai menunaikan shalat, maka berdzikirlah kepada Allah baik sambil berdiri, duduk dan berbaring.” (An-nisa:103).
Maka itu jugalah yang menjadi tanda dan wibawa ulul albab
“yaitu orang-orang yang mereka selalu mengingat Allah baik sambil berdiri, duduk dan berbaring.” (Ali Imran:191).
Ibnu Abbas ra berekata: ”Setiap ibadah yang diwajibkan oleh Allah swt memiliki waktu yang khusus dan seorang hamba boleh melakukannya di luar waktu yang ditentukan karena udzur tertentu. Kecuali dzikir, yang Allah tidak menentukan baginya waktu khusus,
Ia berfirman : ”Dan berdzikirlah kalian dengan dzikir yang banyak.” (Al Ahzab:41)
“Maka hadapkanlah hati kalian wahai ikhwan untuk berdzikir kepada Allah dengan penuh kekhusyuan dan jiwa yang tamak dengan rahmat Allah” (Al anfal:45)
“Dan berdzikirlah kalian kepada Allah dengan dzikir yang banyak agar kalian mendapat kemenangan.” (Al jumu’ah:10)
Sampai bertemu dalam “Suara dari dalam hati” selanjutnya.
Aku menitipkan kalian kepada Allah atas agama kalian, amanah kalian dan penutup amal-amal kalian…
Wallahu Akbar , walillahil hamdu
Muhammad Mahdi Akif
http://www.al-ikhwan.net/suara-dari-dalam-hati-3-dzikir-dan-dampaknya-dalam-kehidupan-seorang-muslim-2813/
No comments:
Post a Comment