1. Hancurnya hotel-hotel berbintang dan matinya ratusan mungkin ribuan manusia dalam hitungan detik secara serentak dalam persitiwa gempa adalah satu peristiwa dahsyat yang perlu diambil ‘ibrahnya (pelajarannya) bagi setiap orang yang berakal. Tidak mungkin peristiwa dahsyat itu terjadi sendiri tanpa dikehendaki Allah Ta’ala. Dan tidak mungkin Allah Ta’ala dzalim. Itu semua adalah akibat dari kesalahan dan dosa manusia. Dosa manusia itu besar pengaruhnya bila dilakukan oleh orang-orang yang hidupnya mewah, karena rangkaiannya lebih banyak. Untuk berbuat satu dosa, misalnya, bila dilakukan oleh orang yang hidupnya mewah maka akan melibatkan banyak orang, maka otomatis pengaruhnya pun lebih banyak. Itu berbeda dengan dosa yang dilakukan oleh orang miskin, dari segi banyaknya pengaruh dan orang yang terlibat. Maka benarlah firman Allah mengenai dihancurkannya desa akibat orang-orangnya yang hidp mewah berbuat kefasikan (pelanggaran, kedurhakaan) di dalamnya.
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيراً ﴿١٦﴾
016. Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS Al-Israa’/ 17: 16).
2. Di antara dosa dan kesalahan manusia adalah lupa dan terlena, sehingga melupakan kehidupan kekal di akherat dan mementingkan kehidupan di dunia bahkan sangat cinta harta. Berlebihan dalam cinta harta dan adanya gempa mestinya menjadi peringatan sangat dahsyat bagi orang yang mau berfikir. Karena Allah Ta’ala telah mengingatkan tentang kebangetan cinta harta itu dikaitkan dengan digoncangnya bumi dengan segoncang-goncangnya di saat terjadi Hari Qiyamat. Orang yang tadinya sengat cinta harta, menggunakan hidup di dunia ini hanya untuk senang-senang hingga terlena tidak sempat beramal shalih maka hanya penyesalan akibatnya. Itu telah ditegaskan dalam firman Allah Ta’ala:
وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبّاً جَمّاً ﴿٢٠﴾ كَلَّا إِذَا دُكَّتِ الْأَرْضُ دَكّاً دَكّاً ﴿٢١﴾ وَجَاء رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفّاً صَفّاً ﴿٢٢﴾ وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى ﴿٢٣﴾ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي ﴿٢٤﴾
020. dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
021. Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut,
022. dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.
023. dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.
024. Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (QS Al-fajr/ 89: 20-24).
3. Penting untuk disadari pula bahwa kehidupan dan harta dunia itu sendiri adalah fana, akan hancur. Sedang yang kekal adalah amal shalih (kebaikan) yang didasari keimanan dan ikhlas hanya untuk Allah Ta’ala.
Firman Allah,
وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاء أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيماً تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِراً ﴿٤٥﴾ الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً ﴿٤٦﴾
045. Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
046. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS Al-Kahfi/ 18: 45, 46).
4. Menjadi lahan amal bagi orang-orang yang berkenan membantu kesulitan mereka dengan ikhlas lilLahi Ta’ala. Pahala yang baik telah dijanjikan Allah di antaranya lewat sabda Nabi-Nya dalam hadits:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ –صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ – وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ لَمْ يَذْكُرْ عُثْمَانُ عَنْ أَبِى مُعَاوِيَةَ « وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ ». سنن أبي داود – (ج 2 / ص 704) قال الشيخ الألباني : صحيح
Dari Abi Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa melepaskan dari seorang Muslim satu keruwetan dari keruwetan-keruwetan dunia maka Allah akan melepaskannya satu keruwetan dari keruwetan-keruwetan akherat, dan barangsiapa memudahkan atas orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akherat, dan barangsiapa menutupi (aib) atas seorang Muslim maka Allah akan menutupi (aib) atasnya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiasa menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya. (HR Abu Dawud, shahih kata Syaikh Al-Albani).
http://www.nahimunkar.com/i%E2%80%99tibar-dari-gempa-padang-yang-menghancurkan-7-hotel-berbintang/#more-1163
No comments:
Post a Comment