Tamanna Rahman: Saya Dilempari Gelas, Kaleng dan Botol


Dua Muslim Inggris yang bekerja sebagai reporter berhasil membongkar perilaku rasial baik secara verbal maupun fisik di kota Brisbol. Amil Khan dan Tamanna Rahman menyamar sebagai pasangan suami isteri agar bisa mendokumentasikan tindak kekerasan dan perilaku rasial yang bisa dijadikan sebagai barang bukti.

Rahman dan Khan memilih sebuah perumahan di Bristol sebagai tempat tinggal mereka sejak bulan Januari lalu. Mereka memasang kamera-kamera tersembunyi untuk merekam sikap dan perilaku setiap orang terhadap mereka. Sejak pertama kali datang ke perumahan itu, Rahman dan Khan sering ditatap dengan tatapan tajam dan dingin oleh orang-orang di lingkungannya. Dan setelah delapan minggu, terekam lebih dari 50 insiden serangan terhadap mereka karena latar belakang agama dan etnis Rahman dan Khan yang sama-sama asal Asia.

"Saya belum pernah mengalami perilaku rasial sebanyak ini dalam hidup saya, seperti yang saya alami selama delapan minggu ini. Kami mendapat lemparan gelas, kaleng, botol dan batu. Di hari kedua saya tinggal di sini, saya mendapat lemparan batu ketika baru selesai berbelanja," tutur Rahman.

Pernah di suatu tempat, selain dilempari batu Rahman juga disuruh menjauh dari tempat itu. Seorang anak muda juga pernah mencoba merampas dompetnya dan mengancam akan membunuh Rahman. Dalam sebuah rekaman kamera, Rahman diolok-olok dengan sebutan "Paki" , istilah merendahkan untuk para imigran keturunan Pakistan di Inggris. Di negara ini terdapat sekitar dua juta Muslim yang kebanyakan para imigran asal Pakistan, Bengali dan India.

Rahman mengungkapkan, kemanapun ia pergi, di jalan, di taman, ia selalu menemukan wajah orang-orang yang menunjukkan raut wajah tidak suka atas kehadirannya. Bahkan ada yang sampai menatap jendela kamar atau ke kaca mobil saat mereka berkendaraan.

"Saya tak habis pikir ada manusia yang seperti itu," tukas Rahman yang bukan hanya mengalami serangan verbal tapi juga fisik.

Bristol adalah kota keenam di Inggris dan kota kedelapan se-Inggris Raya yang paling padat penduduknya. Kota ini juga menjadi pusat kebudayaan, pendidikan dan tempat banyak orang mencari pekerjaan. Menurut sensus tahun 2001, 60 persen penduduk Bristol adalah penganut Kristen dan 25 persen warganya mengaku tidak beragama. Jumlah warga Muslim hanya 2 persen dan di kota ini hanya ada tiga masjid yang melayani keperluan komunitas Muslim.

Inggris termasuk negara yang penduduknya masih rasis. Komunitas etnis minoritas di negeri itu sering menjadi korban perilaku dan tindak kekerasan berlatar belakang perbedaan ras. (ln/iol)

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/tamanna-rahman-saya-dilempari-gelas-kaleng-dan-botol.htm

No comments:

Post a Comment