Apa Itu Syirik?
Syirik kepada Allah adalah menjadikan sesuatu selain Allah sebagai tandingan bagi Allah dalam hal peribadahan, baik itu berdo’a kepadanya, meminta syafaat kepadanya, bertawakkal kepadanya, meminta pertolongan kepadanya, bernadzar untuknya, menyembelih dengan namanya, atau berkeyakinan bahwa dia dapat memberi manfaat dan menolak musibah.[1]
Ya, kesyirikan merupakan kejahatan yang paling besar kepada Allah. Hal ini disebabkan kesyirikan telah mengambil hak asasi Allah dan justru memberikannya kepada selain Allah. Hak Allah sendiri adalah hak untuk mendapatkan peribadahan dan tidak boleh diberikan kepada selain-Nya. Hal tersebut selaras dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, ”Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah ( hanya ) kepada-Ku.” (Q.S Adz Dzariyat: 56) dan dalam firman-Nya yang lain yang artinya, ”Hanya kepadaMu lah kami beribadah dan hanya kepadaMu lah kami minta pertolongan.” (Q.S Al Fatihah: 5)
Berikut ini adalah beberapa bahaya kesyirikan. Dengan mengetahuinya, diharapkan kita bisa membenci dan menjauhi kesyirikan tersebut.
Kesyirikan merupakan kezhaliman terbesar
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah yang artinya, ”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)
Kesyirikan merupakan dosa yang tidak diampuni oleh Allah
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Q.S An-Nisa’: 48). Dan dalam firman-Nya yang artinya, “Barangsiapa yang menyekutukan Allah, pasti Allah haramkan atasnya untuk masuk surga. Dan tempatnya adalah di neraka. Dan tidak ada bagi orang yang dhalim ini seorang penolongpun.” (Q.S Al-Ma’idah: 72).
Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa kesyirikan yang dibawa mati. Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang berbuat syirik (musyrik) sampai dia bertaubat kepada Allah. Jadi, kalau ada orang musyrik yang bertaubat (dengan sungguh-sungguh) dari kesyirikannya, maka dia akan diampuni oleh Allah. Sebagai contoh adalah sahabat Umar bin Khattab radiyallah anhu’ yang bertaubat dari gelapnya kesyirikan menuju kepada cahaya Islam. Bahkan dengan baiknya keislamannya, Allah pun meninggikan derajat beliau sebagai salah satu manusia pilihan yang beruntung menyertai dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan termasuk dari manusia yang mendapat janji surga dari Allah Azza Wa Jalla.
Kesyirikan membuat pelakunya haram masuk surga dan kekal dalam neraka
Hal tersebut serasi dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Q.S Al Maidah: 72)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa meninggal sedang ia berdo’a (memohon) kepada selain Allah sebagai tandingan (sekutu), niscaya ia masuk Neraka.”[2]
Kesyirikan menghapus seluruh amal kebaikan pelakunya
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi–nabi) yang sebelummu: ‘Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.’” (Q.S Az Zumar: 65)
Ayat ini menerangkan bahwa para Nabi memiliki amal yang banyak saja telah diancam oleh Allah dengan dihapusnya seluruh amal mereka jika mereka berbuat syirik. Nah, lalu bagaimana lagi dengan diri kita yang amalannya masih sedikit dan malah berbuat syirik?
Kesyirikan membuat pelakunya kehilangan hak waris dan hak perwalian nikah
Pelaku kesyirikan kehilangan hak waris dari harta keluarganya yang muslim dan berlaku pula pada orang Islam yang kehilangan hak warisnya dari harta keluarganya yang kafir. Hal ini tercermin dari riwayat Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ”Tidak boleh seorang muslim mewarisi orang kafir, dan tidak boleh orang kafir mewarisi orang muslim.”[3]
Adapun mengenai hak perwalian, maka orang musyrik tidak boleh menjadi wali nikah bagi anak perempuannya yang beragama islam.
Kesyirikan membuat pelakunya diharamkan memasuki kota Makkah
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Al Masjidil Haram sesudah tahun ini …” (Q.S At Taubah: 28)
Kesyirikan membuat hewan sembelihan orang musyrik menjadi haram dimakan
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaithan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Q.S Al-An’am: 121)
Kesyirikan membuat pelakunya menjadi halal untuk diperangi
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S At Taubah: 5)
Kesyirikan membuat pelakunya haram dinikahi
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Alloh mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Q.S Al-Baqarah: 221)
Kesyirikan membuat pelakunya melakukan perbuatan yang tidak manfaat
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa’atan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.’Katakanlah, ‘Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya baik di langit dan tidak (pula) di bumi.’ Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (itu).” (Q.S Yunus: 18)
Kesyirikan merupakan sumber dari segala ketakutan dan kecemasan
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zhalim.” (Q.S Ali Imran: 151)
Kesyirikan merendahkan martabat manusia
Iya, kesyirikan telah merendahkan martabat manusia. Manusia yang seharusnya menghambakan diri kepada Zat yang Maha Agung, yaitu Allah Ta’ala, malah menghambakan diri kepada makhluk yang tidak sempurna. Orang musyrik telah berpindah dari penghambaan kepada Zat yang Maha Agung dan Sempurna kepada makhluk yang lemah dan banyak kekurangan. Hal tersebut senada dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, ”Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui, bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.” (Q.S An-Nahl: 20-21).
Kesyirikan memecah-belah umat
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Q.S Ar-Ruum: 31-32)
Kesyirikan membuat pelakunya disiksa dan dihardik oleh malaikat
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir, seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa nereka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, sesungguhnya Allah sekali kali tidak menganiaya hambaNya.” (QS. Al Anfal: 50-51)
Kesyirikan membuat pelakunya haram untuk dishalatkan jenazahnya dan diharamkan pula untuk dido’akan rahmat dan ampunan baginya
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan janganlah kamu (Muhammad) sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburannya, sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan RasulNya, dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (Q.S At Taubah : 84)
Demikianlah beberapa bahaya syirik yang patut diketahui. Semoga Allah menjauhkan kita semua dari perbuatan syirik dengan segala macamnya.
At Tauhid edisi VI/04
Oleh: Rizki Mula Saputra
_____________
[1] Risalah Laailahaillallah, Asy Syaikh Muhammad Al Wushabi Al Abdali, hal 27.
[2] H.R. Bukhari
[3] H.R. Bukhari dan Muslim
http://buletin.muslim.or.id/aqidah/awas-bahaya-syirik-di-sekitar-anda
No comments:
Post a Comment