الحمد لله الذي جَعَلَ كَلِمَةَ التَوْحِيْدِ لِعِبَادِهِ حِرْزاً وَحِصْناً. وَجَعَلَ الْبَيْتَ الْعَتِيْقَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْناً، وَأَكْرَمَهُ بِالنِّسْبَةِ إِلَى نَفْسِهِ تَشْرِيْفاً وَتَحْصِيْناً وَأَمْناً، وَجَعَلَ زِيَارَتَهُ وَالطَوَافَ بِهِ حِجَاباً بَيْنَ اْلعَبْدِ وَبَيْنَ العَذَابِ وَمَجْناً، وَالصَّلاَةُ عَلَى مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ وَسَيِّدِ الأُمَّةِ وَعَلَى آلهِ وَصَحْبِهِ قَادَةِ الْحَقِّ وَسَادَةِ الخَلْقِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْماً كَثِيْراً. أما بعد…
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ (197) الحج
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ (52) المؤمنون
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Alhamdulillah, Allah SWT masih melimpahkan karunia dan nikmatNya kepada kita. Perlunya kita mensyukuri kembali nikmat-nikmat ini dengan memperbanyak beribadah. Tidak hanya bersyukur secara lisan saja, akan tetapi kita harus manivestasikan dengan gerak, amal dan kegiatan yang nyata.
Kebersamaan dan Kesatuan
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Pada bulan Dzul Hijjah -bulan yang dikenal dengan symbol pengorbanan, perjuangan dan puncak ibadah- kita menyaksikan jutaan umat Islam dari seluruh dunia hadir di Makkah Al-Mukarramah untuk menteladani jejak Nabiullah Ibrahim as dan Rasulullah Muhammad SAW.
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ (27)
27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. QS 22:27
Dalam Syari’at Islam, banyak kita temukan bentuk ibadah yang menunjukkan sebuah kesatuan dan persatuan ummat ini. Seperti sholat Jama’ah, sholat Jumu’at, sholat kusuf (gerhana), sholat istisqa dan puasa Ramadhan. Ibadah-ibadah ini memuat makna kebersamaan, ketaatan dan persatuan. Ada gerak dan kegiatan yang sama. Ruku’ bersama, sujud bersama, kumpul bersama, disiplin dalam berbuka dan sahur. Bahkan hal ini seperti miniature pemerintahan dan Negara. Ada pemimpin, ada yang dipimpin, ada aturan dan system yang harus dipatuhi.
Persatuan dan Kesatuan Ummat adalah Keniscayaan
Ma’asyiaral Muslimin Rahimakumullah….
Tabiat ummat ini adalah satu kesatuan yang tidak dibenarkan bercerai berai. Mereka adalah bak bangunan yang kokoh. Bagian yang satu saling menguatkan bagian yang lain. Semen, bata, pasir, air dan besi merupakan kesatuan unsure perekat bangunan. Unsure yang menguatkan dan mengokohkan bangunan tersebut bila bersatu dalam satu kesatuan. Oleh karenanya, Rasululllah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ. رواه البخاري
Dari Abu Burdah bin Abdullah bin Abu Burdah, dari kakeknya, dari Abu Musa ra, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya orang mukmin bagi mukmin yang lain seperti bangunan yang satu sama yang lain saling menguatkan. Dan beliau mengeratkan jari jemarinya. HR Imam Al-Bukhari
Ummat ini juga digambarkan oleh Rasulullah SAW seperti satu jasad. Setiap organ tubuh saling memerlukan dan saling sinergi dalam satu kesatuaan yang sempurna. Baik dalam suka maupun duka. Di saat salah satu oragan tubuh kita ada yang sakit, pasti akan berpengaruh pada organ tubuh yang lain. Bila gigi kita ada yang sakit, maka akan berpengaruh pada saraf mata, selera makan turun dan kenyamanan tidur terganggu. Akan tetapi seluruh organ tubuh saling memahami dan ikut larut dalam rasa duka dan sakit.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Betapa indah, ketika kita menemukan keharmonian yang sempurna dalam tubuh ummat ini. Saling mengasihi, saling tolong menolong dan saling menguatkan satu sama lain. Larut dalam duka dan suka saudara-saudaranya seiman. Rasulullah SAW ketika mengikat perjanjian dengan Kaum Anshar sempat bersabda:
…فَهَلْ عَسَيْتَ إِنْ نَحْنُ فَعَلْنَا ذَلِكَ ثُمَّ أَظْهَرَكَ اللهُ أَنْ تَرْجِعَ إِلَى قَوْمِكَ وَتَدَعَنَا قَالَ فَتَبَسَّمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ بَلِ الدَّمُ الدَّمُ وَالْهَدَمُ الْهَدَمُ أَنَا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مِنِّيْ أُحَارِبُ مَنْ حَارَبْتُمْ وَأُسَالِمُ مَنْ سَالَمْتُمْ. تهذيب سيرة ابن هشام، 1/130
“Bila kami melakukan itu semua kemudian Allah memenangkan engkau, apakah engkau akan kembali ke kaummu dan meninggalkan kami. Rasulullah SAW senyum kemudian bersama: “akan tetapi darah dengan darah, kehancuran dengan kehancuran, aku bagian dari kamu dan kamu bagian dariku, aku akan memerangi kaum yang kamu perangi dan berdamai dengan kaum yang kamu berdamai dengan mereka. (Tahdziib, Sirah Ibnu Hisyam)
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى. رواه مسلم
“Dari An-Nu’man bin Basyir berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kecintaan mereka, kasih mengasihi di antara mereka dan saling tolong menolong seperti jasad. Apabila satu organ merasa sakit maka berpengaruh terhadap seluruh jasad dengan jaga (tidak bisa tidur) dan panas. HR Imam Muslim
Haji Simbol Persatuan Dunia Islam
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Seruan dan panggilan qurani terhadap orang-orang beriman juga mengisyaratkan adanya persatuan dan kesatuan. Karena selalu menggunakan bentuk jama’ (Plural) sebelum perintah dan larangan. Dan yang merupakan simbol persatuan ummat dalam syari’at adalah ibadah haji. Di mana seluruh ummat Islam dari bermacam bangsa, beragam bahasa dan berbeda warna hadir di tanah suci Makkah dalam rangka melakukan ibadah haji. Mereka berpakaian serba putih, yang merupakan warna koustum ihram yang disunnahkan. Mereka berkumpul di tempat yang sama pada saat wuquf. Mereka disatukan oleh ruang dan lorong waktu untuk melakukan kegiatan ibadah haji ini.
Inilah fenomena persatuan dunia Islam dalam bingkai ibadah. Dan yang seharusnya bisa dipraktekan dalam kehidupan ummat Islam secara internasional dan regional. Haji yang merupakan ibadah yang menitik beratkan unsur maliyah (harta) dan jasadiyah (fisik) harus menjadi inspirasi ummat ini untuk membangun jaringan di antara mereka yang menuju terbentuknya “Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafuur” dan selanjutnya lahir “Pemerintahan Ala Manhajin Nubuwwah” atau “Khilafah Islamiah” yang menjadi soko guru dunia.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Untuk menuju proyek besar ummat ini, perlu langkah-langkah berikut ini:
- Pemahaman yang utuh tentang makna ibadah haji
- Implementasi makna haji dalam kehidupan sehari-hari
- Pemanfaatn musim haji untuk sharring dan koordinasi ulama dan umara
Tiga hal ini bila dilakukan oleh setiap muslim akan memudahkan lahirnya persatuan dan kesatuan dunia Islam. Minimal adanya persatuan ummat secara regional. Karena tiga hal ini merupakan cerminan dari usaha islamisasi kehidupan dan merapatkan barisan diantara tokoh, pemimpin dan cendikiawan ummat. Haji mabrur yang merupakan target tertinggi dalam ibadah haji adalah predikat yang inherent dengan adanya perubahan dan perbaikan dalam diri orang yang melaksanakan ibadah haji. Inilah makna islamisasi kehidupan.
Semoga kita menjadikan ibadah haji dan maknanya sebagai sarana perbaikan menuju proyek persatuan dan kesatuan ummat, baik secara regional maupun International.
بَارَكَ اللهُ لَنَا وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَاكُمْ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَنَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ فَإِنَّهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
No comments:
Post a Comment