Sebagai pelajar, mahasiswa dan (terlebih) penuntut ilmu syar’i yang telah banyak meluangkan waktunya untuk pergi ke kampus atau ma’had, tentunya kita dituntut untuk banyak memahami dan mencatat ilmu yang telah kita dapatkan. Bagaimana tidak, kesibukan sehari – hari yang silih berganti menghabiskan waktu, tentu sedikit banyak akan membuat kita lupa akan ilmu-ilmu yang telah kita dapatkan… entah itu ilmu tentang perkuliahan, terlebih lagi ilmu tentang dien / agama yang dicari oleh para thalabul ‘ilmi.
Seringkali ketika telah menempuh kuliah di fakultas teknik, namun ketika ditanya permasalahan tentang bidangnya, kita dapati jawaban,” waduh ga tau ya…” (*^&%$^$#&@*%@)
Miris sekali bukan…
Kemudian terlebih lagi ketika seorang thalabul ilmi yang telah jelas mengetahui sebuah kebenaran akan suatu syari’at, akan tetapi karena jarangnya dia memurajaah pelajaran yang dia dapatkan dari ustadz, maka ketika ditanya temannya yang lain, dia mengatakan,” waduh, tentang masalah itu ada haditsnya kok, tapi aku lupa…“
Sehingga tak jarang dari sini, si penanyapun akhirnya pergi berlalu begitu saja… Sungguh disayangkan bukan…? Padahal jika kita tau dalil permasalahan tersebut, bisa jadi -dengan izin Allah- teman kita tadi akan mengikuti jalan hidayah…
Dan ternyata, muraja’ah ini telah menjadi hal krusial yang tengah dihadapi oleh beberapa para thalabul ‘ilmi. Kebiasaan tidak mencatat ilmu serta tidak mengulanginya, amat mencuat.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah mengingatkan umatnya tentang pentingnya mencatat dalam sebuah hadits:
قيدوا العلم بالكتاب
“Ikatlah ilmu dengan tulisan” [HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 637, Abu Nu’aim dalam Taariikh Ashbhaan 2/228 ; shahih lighairihi].
Namun, teramat sering kita mengabaikan titah Nabi kita yang mulia -shallallahu ‘alaihi wa sallam- ini…
Hal ini sangat berkebalikan dengan para salaf yang telah mendahului kita dalam mengamalkan kebaikan. Mereka selalu mencatat apa yang telah diberikan gurunya, padahal ketika itu lembar yang ada hanyalah daun – daunan dan kulit. Subhanallah…
Akan tetapi, mereka tak lupa untuk memberikan nasehat kepada kita agar selalu murajaah, dan memahami betapa pentingnya murajaah sesungguhnya…
Sebagaimana’Abdullan ibnu Mas’ud mengabarkan dari Nabi…
عن عبد الله. قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “بئسما لأحدهم يقول: نسيت آية كيت وكيت. بل هو نسى. استذكروا القرآن. فلهو أشد تفصيا من صدور الرجال من النعم بعقلها”.
Dari ‘Abdullah (bin Mas’uud), ia berkata : Telah bersabda Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam :
“Alangkah mereka yang berkata : ‘Aku telah lupa ayat ini dan itu’. Namun sebenarnya ia dibuat lupa (oleh Allah ‘azza wa jalla). Maka, perbanyaklah mengingat (membaca) Al-Qur’an, karena ia lebih cepat hilang/tercabut dari dada-dada manusia daripada onta di tambatannya” [HR. Al-Bukhari no. 5032 & 5039, Muslim no. 790]
Ditambah dengan ‘Alqamah berkata :
تَذَاكَرُوا الْحَدِيثَ فَإِنَّ ذِكْرَهُ حَيَاتُهُ“Ulang-ulanglah hadits (yang telah kalian dapat), karena dengan mengingatnya adalah kehidupan hadits tersebut” [HR. Ad-Daarimiy no. 627; shahih].kemudian Yuunus bin ‘Ubaid rahimahullah menceritakan:كُنَّا نَأْتِي الْحَسَنَ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِهِ تَذَاكَرْنَا بَيْنَنَا
“Kami pernah mendatangi (majelis) Al-Hasan. Apabila kami keluar dari sisinya, kami saling ber-mudzakarah/mengulang-ulang (hadits) di antara kami” [HR. Ad-Daarimiy no. 632; shahih].
Itulah nasehat ulama tentang betapa pentingnyamencatat & mengulang ilmu yang kita dapatkan, baik itu ilmu dunia dari perkuliahan, terlebih lagi itu ilmu dien yang dengannya akan dapat menyelamatkan kita di dunia dan akhirat kelak…
Semoga Allah ta’ala melindungi kita dari penyakit – penyakit ilmu seperti yang dijelaskan Ibnu Mas’uud radliyallaahu ‘anhu :
إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ آفَةً وَآفَةُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ
“Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai penyakit, dan penyakit dari ilmu itu adalah lupa” [HR. Ad-Daarimiy no. 647; hasan].
Wallahua’lam…
-ditulis Didit Fitriawan setelah shalat isya’, 20 Oktober 2010-
No comments:
Post a Comment