SEBAB-SEBAB ISTIQOMAH DI ATAS AGAMA ALLAH TA'ALA

Semua orang yang beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan hari kemudian tentu menginginkan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat, terlebih lagi ketika dia mendapati kenyataan akan rusaknya kondisi umat manusia di masa sekarang ini, ditambah lagi dengan tersedianya berbagai macam fasilitas dan sarana yang mendukung kerusakan-kerusakan tersebut. Hal ini sebagaimana yng digambarkan oleh Nabi kita shallallahu alaihi wasallam tentang dasyatnya fitnah-fitnah dan kerusakan yang akan muncul secara silih berganti di akhir zaman dalam sabda beliau shallallahu alaihi wasallam:

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (sholeh) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia". ( HSR Muslim)

Maka berdasarkan kenyataan tersebut, seorang muslim yang hidup di zaman ini wajib mempelajari dan mengetahui sebab-sebab yang bisa membantunya –dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla - untuk tetap teguh dan istiqomah di atas agama Allah ‘Azza wa Jalla sampai dia dipanggil menghadap-Nya.

Dalam al Qur'an dan dan Hadist-hadist yang shahih Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam telah menjelaskan sebab-sebab tersebut, dan kami akan sebutkan dalam makalah ini beberapa sebab penting diantara sebab-sebab tersebut sbb:

1. Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاءُ

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan 'ucapan yang teguh' dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki" (Q.S. Ibrahim:27).

Makna 'ucapan yang teguh' dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang difahami dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dalam kitab shahihnya (jilid 4, hal 1735):

باب يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت 4422 حدثنا أبو الوليد حدثنا شعبة قال أخبرني علقمة بن مرثد قال سمعت سعد بن عبيدة عن البراء بن عازب أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ثم المسلم إذا سئل في القبر يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله فذلك قوله يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة

Dari Baro' bin 'Azib radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "seorang muslim ketika dia ditanya (diuji) di dalam kuburnya (oleh malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa 'tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah' dan 'Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah utusan Allah', itulah makna Firman-Nya: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat".

2. Membaca Al Qur'an dengan menghayati dan merenungkannya

Al Qur'an adalah sumber peneguh iman yang paling utama bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah:

قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

"Katakanlah: 'Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepda Allah)"(An Nahl:102)

Allah ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan dalam Al Qur'an bahwa tujuan diturunkannya Al Qur'an secara berangsur-angsur adalah untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلاً

"Berkatalah orang-orang yang kafir: mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)" (Q.S. Al Furqon:32).

3. Berkumpul dan bergaul bersama orang-orang yang bisa membantu meneguhkan iman.

Allah menyatakan dalam Al Qur'an bahwa salah satu diantara sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah keberadaan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditengah-tengah mereka. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَن يَعْتَصِم بِاللّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus" (Q.S. Ali 'Imran:101).

Dalam ayat lain Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur)" (Q.S. At Taubah:119).

Dalam sebuah hadist yang hasan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إن من الناس ناسا مفاتيح للخير ومغاليق للشر

"Sesungguhnya di antara manusia ada orang-orang yang keberadaan mereka sebagai pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu) kejelekan" (Hadist hasan riwayat Ibnu Majah dalam kitab "Sunan" (jld 1, hal. 86) dan Al Baihaqi dalam "Syu'abul Iman" (jld 1, hal. 455) dan Imam-imam lainnya, dan dihasankan oleh Syekh Al Albani).

4. Berdo'a kepada Allah

Dalam Al Qur'an Allah ‘Azza wa Jalla memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo'a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلاَّ أَن قَالُواْ ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِي فَآتَاهُمُ اللّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الآخِرَةِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan: 'Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan" (Ali 'Imran:146-148).

Dalam ayat lain Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْراً وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir" (Al Baqarah:250)

5. Membaca kisah-kisah para Nabi dan Rasul shallallahu alaihi wasallam serta orang-orang shalih yang terdahulu untuk mengambil suri teladan.

Dalam Al Qur'an banyak diceritakan kisah-kisah para Nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu, yang Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَكُـلاًّ نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءكَ فِي هَـذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

"Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman." (QS Huud : 120)

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلىِ آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة, والحمد لله رب العالمين.


Oleh: Ustadz Abdullah Taslim, Lc.
http://www.khayla.net/2008/09/sebab-sebab-istiqamah.html

No comments:

Post a Comment