Baitul Muslim

Insya Allah Menyatukan Jejak Merangkum dalam Hikmah

Urgensi Lafaz-lafaz Nubuwwah dalam doa dan dzikir


Harus diyakini oleh setiap muslim, bahwa lafaz-lafaz dzikir dan do’a yang shahih diajarkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam adalah wahyu yang turun dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Sehingga harus diyakini pula bahwa lafaz-lafaz tersebut akan terjaga keasliannya dari berbagai macam perubahan sampai hari kiamat.

Para sahabat setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dan orang-orang yang mengikuti sahabat dari kalangan Taabi’iin dan Taabi’ut Tabi’iin serta para Imam yang empat, mereka semua telah berjihad dengan segenap usaha untuk menjaga keaslian lafaz-lafaz dzikir dan do’a yang datang dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam. Karena Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam telah bersabda:

نَضَّرَ اللهُ عَبْدًا سَمِعَ مَقَالَتِيْ فَوَعَاهَا وَحَفِظَهَا، ثُمَّ أَدَّاهَا إِلَى مَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا
“Semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala memberikan cahaya bagi seorang hamba yang mendengar sabdaku kemudian dia membawanya dan menghafalkannya, lalu menyampaikannya kepada orang-orang yang belum mendengarnya.” [al-Musnad: 1/437, 4/80, Jaami'ut Tirmidzi no. 2657, Sunan Ibnu Majah no. 232, di-shahihkan oleh al-'Allamah al-Albani dalam Shahiihul Jaami' no. 6766]

LAFAZ NUBUWWAH, TAUQIFIYYAH

Kemudian melalui risalah singkat ini, kami hendak memaparkan bagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam sangat menekankan lafaz-lafaz yang beliau ajarkan dan betapa tingginya semangat para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dalam usaha menjaga lafaz-lafaz do’a dan dzikir yang diajarkan kepada mereka.

Di antaranya adalah apa yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu anhu:

أَنَّ رَسُوْلُ الله كَانَ يُعَلِّمُهُمْ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يُعَلِّمُهُمُ السُّوْرَةَ مِنَ الْقُرْآنِ
“Bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam pernah mengajarkan do’a ini (secara teliti dan fokus) persis sebagaimana (teliti dan fokusnya) beliau r dalam mengajarkan satu surat dari surat-surat al-Qur-an (do’a tersebut adalah):

اللّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّم، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
‘(artinya) Wahai Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari adzab neraka Jahannam, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah al-Masiih ad-Dajjaal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian.” [Shahih Muslim no. 590]

Demikian pula ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam mengajarkan do’a istikhoroh kepada para sahabatnya. Jabir bin ‘Abdillah Radhiallahu anhu menceritakan: “Dulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam mengajarkan kami (para sahabat) do’a istikhoroh sebagaimana beliau Shalallahu ‘alaihi wasalam mengajarkan kami satu surat dari al-Qur-an.” [Shahih Bukhari no. 1162]

al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolani dalam Fathul Baari (11/184) menukil ucapan Ibnu Abi Jamroh yang menjelaskan; “bahwa yang dimaksud dengan penyerupaan para Sahabat perihal metode Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dalam mengajarkan do’a, persis sebagaimana beliau mengajarkan al-Qur-aan, adalah dalam hal menjaga huruf-hurufnya, susunan kalimatnya, dan larangan dari menambah ataupun mengurangi do’a tersebut (sebagaimana kita tidak boleh merubah huruf dan susunan kalimat ayat al-Qur-aan)…..[dinukil dari Fiqhul Ad’iyati wal Adzkaar hal. 341]

Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq al-Badr mengatakan dalam kitabnya Fiqhul Ad’iyati wal Adzkaar (hal. 340):
“(lafaz-lafaz do’a dan dzikir tersebut) telah dipilih oleh Allah untuk Nabi-Nya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam, dan Allah telah mengajarkannya kepada beliau Shalallahu ‘alaihi wasalam. Maka beliaupun mempelajarinya dan mengamalkannya dengan sempurna, serta menyampaikannya kepada ummat beliau secara jelas. Kemudian para Sahabat beliau yang mulia, mempelajarinya dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam secara talqin, dengan sebaik-baik talqin. Mereka bersungguh-sungguh dalam mengamalkannya dan memakmurkan waktu dengannya. Kemudian mereka menyampaikannya kepada orang-orang setelah mereka secara sempurna dengan huruf-huruf dan lafaz-lafaznya… ”

DALIL-DALIL DARI SUNNAH

Abu Bakar ash-Shiddiq t pernah berkata kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam:

عَلِّمْنِيْ دُعَاءً أَدْعُوْ بِهِ فِيْ صَلاَتِيْ
“Ajarkanlah aku (wahai Rasulullah r) satu do’a yang aku berdo’a dengannya dalam sholatku.”

Lihatlah! Bahkan pembesar sahabat seperti Abu Bakar ash-Shiddiq t juga mendatangi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam secara khusus demi meminta untuk diajarkan lafaz-lafaz do’a dari beliau Shalallahu ‘alaihi wasalam. Padahal seluruh ulama sepakat bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu anhu adalah Wali Allah yang paling berilmu dan paling tinggi maqam-nya setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam.

Sangat mungkin bagi Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu anhu untuk mengarang untaian bait-bait do’a dan dzikir dengan bahasa yang indah, namun itu tidak beliau lakukan, karena meyakini bahwa lafaz do’a yang bersumber dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam adalah yang terbaik tanpa ada tandingannya karena bersumber langsung dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala.

Lalu apa yang diajarkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam kepada Abu Bakar ash-Shiddiq? Beliau mengajarkan do’a yang ringkas namun nilainya jauh lebih besar di sisi Allah daripada sya’ir-sya’ir do’a buatan manusia yang panjangnya sampai ratusan baris. Do’a tersebut adalah:

اللَّهُمَّ إنِّيْ ظَلَـمْتُ نَفْسـِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا وَلاَ يَغْفِـرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku dengan kezhaliman yang banyak, dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku, maghfirah datang dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku, sesugguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.” [Shahih Bukhari no. 834, Shahih Muslim no. 2705]

al-Barraa’ bin ‘Aazib menceritakan bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam pernah besabda kepadanya sebagaimana termaktub dalam Shahih Bukhari (no. 247) dan Shahih Muslim (no. 2710) :

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ ، وَقُلِ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِى إِلَيْكَ ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِى إِلَيْكَ ، رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِى أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ . فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ » فَقُلْتُ أَسْتَذْكِرُهُنَّ وَبِرَسُولِكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ. قَالَ « لاَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ »

”Jika engkau hendak tidur, maka wudhu-lah terlebih dahulu sebagaimana engkau ber-wudhu untuk sholat. Kemudian berbaringlah dengan sisi tubuhmu yang kanan, dan ucapkanlah (do’a yang artinya)
‘Ya Allah, aku menyerahkan jiwaku kepada-Mu, dan aku limpahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan kembali punggungku (bertawakkal) kepada-Mu, dengan penuh harap dan cemas pada-Mu, tidak ada tempat bersandar dan tidak pula tempat keselamatan dari (adzab)-Mu kecuali hanya pada-Mu. Aku beriman dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan dengan Nabi-Mu yang Engkau utus.’

Jika engkau (wahai Barraa’) diwafatkan pada malam tersebut, maka (sungguh) engkau diwafatkan di atas fitrah. Maka jadikanlah do’a tersebut sebagai kalimat terakhir yang engkau ucapkan (sebelum tidur).

Maka aku berkata, ‘Aku akan mengucapkannya dengan lafaz (وَبِرَسُولِكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ). Lantas Nabi (melarang) seraya mengatakan, ‘Tidak, akan tetapi ucapkan (وَبِنَبِيِّكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ).”

al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolani menjelaskan dalam Fathul Baari (11/112), bahwasanya penolakan Nabi r terhadap al-Barraa’ yang hendak mengganti lafaz (وَبِنَبِيِّكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ) dengan lafaz (وَبِرَسُولِكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ), menunjukkan bahwa lafaz do’a tersebut bersifat tauqifiyyah (bersumber dari wahyu). Maka wajib untuk menjaga lafaz-lafaznya sebagaimana lafaz yang datang dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam.

al-Barraa’ tidaklah meniatkan perubahan lafaz tersebut kecuali kebaikan. Dalam benaknya, akan lebih pantas jika kata “wabi-Nabiyyika” diganti dengan kata “wabi-Rasuulika”, karena setiap Rasul sudah pasti seorang Nabi, dan tidak setiap Nabi adalah Rasul, inilah yang lebih pantas untuk memuliakan Rasulullah menurut benaknya. Akan tetapi dalam lafaz do’a tersebut terdapat banyak rahasia dan hikmah yang mendalam, salah satunya adalah sebagai ujian bagi kita, apakah kita benar-benar jujur, dan tulus dalam berkomitmen mengikuti (ittiba’) Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam.

BAGAIMANA SIKAP PARA SALAF?

Imam at-Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiallahu anhu bahwasanya beliau pernah mendengar seseorang bersin, lantas orang tersebut membaca tahmid dengan tambahan shalawat setelahnya:

الْحَمْدُ لله وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ
Lantas Ibnu Umar Radhiallahu anhu menegur orang tersebut dengan ucapannya:

مَا هَكَذَا عَلَّمَنَا رَسُوْلُ اللهِ، بَلْ قَالَ: إذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَـحْمَدِ اللهِ، وَلَـمْ يَقُلْ: وَلْـيُصَلِّ عَلَـى رَسُوْلُ اللهِ
“Bukan demikian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam, mengajarkan kami. Akan tetapi beliau bersabda: ‘Jika salah seorang di antara kalian bersin, maka ucapkanlah Alhamdulillaah. Beliau Shalallahu ‘alaihi wasalam tidak mengatakan: ‘dan ber-shalawat-lah kepada Rasulullaah Shalallahu ‘alaihi wasalam’”  [Shahih, Irwaa-ul Gahliil: 3/245, dinukil dari Fiqhul Ad’iyati wal Adzkaar hal. 343]

SEDERHANA DALAM DO’A, NAMUN MENCAKUP SEMUA

Do’a yang terbaik di mata sunnah adalah do’a yang lafaznya datang dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam, sederhana, namun mencakup semua hajat hamba.

Diriwayatkan bahwasanya Abdullah bin Mughaffal t pernah mendengar anaknya berdo’a: “Ya Allah, aku meminta kepada-Mu istana putih di sisi kanan surga, jika masuk ke dalamnya”

Maka Abdullah bin Mughaffal t berkata: “Wahai anakku, (cukup bagimu) minta kepada Allah surga, dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka (jangan mengada-ngada dalam do’a), karena aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:

سَيَكُوْنُ فِيْ هَذِهِ الأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُّوْنَ فِيْ الطُّهُوْرِ وَالدُّعَاءِ
“Akan ada pada ummat ini suatu kaum yang melampaui batas dalam berdo’a dan bersuci.” (Shahih, lih. Shahih Abu Dawud no. 87, dinukil dari Fiqhul Ad’iyati wal Adzkaar hal. 344)

***
Disarikan oleh Redaksi dari:
Karya tulis: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq al-Badr
Judul: Fiqhul Ad’iyah wal Adzkaar (2/340-344),
Cetakan Wakaf Syaikh Ibrahim ibn Hamd al-Waqish
Tahun 1423 H
http://alhujjah.com/wp/?p=81
Posted by 3Mudilah at 4:18 AM
Labels: Dzikir dan Doa

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS 2:30)

Murotal


Jadwal Shalat

Skala Prioritas

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ جَعَلَ الْهُمُومَ هَمًّا وَاحِدًا هَمَّ آخِرَتِهِ كَفَاهُ اللَّهُ هَمَّ دُنْيَاهُ وَمَنْ تَشَعَّبَتْ بِهِ الْهُمُومُ فِي أَحْوَالِ الدُّنْيَا لَمْ يُبَالِ اللَّهُ فِي أَيِّ أَوْدِيَتِهَا هَلَكَ. رواه ابن ماجه والحاكم وحسنه الألباني

“Barang siapa yang menjadikan pikiran-pikirannya menjadi satu pikiran yaitu pikiran akhirat, Allah cukupkan masalah dunianya. Dan barang siapa yang pikirannya bercabang-cabang di urusan dunia, Allah tidak perduli di lembah dunia mana dia akan binasa.” (HR Ibnu Majah dan al-Hakim dihasankan oleh al-Albani)

Select Your Language

Blog Archive

  • ►  2017 (2)
    • January (2)
  • ►  2016 (4)
    • December (2)
    • September (1)
    • January (1)
  • ►  2015 (7)
    • December (1)
    • October (1)
    • July (1)
    • April (3)
    • March (1)
  • ►  2014 (26)
    • July (1)
    • May (6)
    • April (5)
    • March (3)
    • February (9)
    • January (2)
  • ►  2013 (39)
    • December (1)
    • October (1)
    • August (3)
    • July (2)
    • June (2)
    • May (4)
    • April (5)
    • March (6)
    • February (9)
    • January (6)
  • ►  2012 (44)
    • December (3)
    • November (6)
    • October (4)
    • September (9)
    • August (7)
    • July (5)
    • June (4)
    • April (2)
    • March (1)
    • February (2)
    • January (1)
  • ►  2011 (67)
    • October (7)
    • September (5)
    • August (3)
    • July (1)
    • June (4)
    • May (3)
    • April (4)
    • March (13)
    • February (10)
    • January (17)
  • ▼  2010 (436)
    • December (30)
    • November (34)
    • October (62)
    • September (16)
    • August (40)
    • July (25)
    • June (29)
    • May (30)
    • April (45)
    • March (33)
    • February (38)
    • January (54)
  • ►  2009 (736)
    • December (83)
    • November (76)
    • October (85)
    • September (74)
    • August (42)
    • July (82)
    • June (37)
    • May (28)
    • April (62)
    • March (129)
    • February (38)

Tersedia

  • Aamiin (1)
  • Adab (30)
  • Adzab (1)
  • Adzan (7)
  • Aib (1)
  • AirMata (1)
  • Akad (1)
  • Akal (1)
  • Akhirat (1)
  • Akhlak (35)
  • Al Ghuslu (1)
  • Al-Haya' (1)
  • Al-Khulu' (1)
  • Al-Wafa (1)
  • Al-Wahan (2)
  • Al-Wara Al-Bara (2)
  • Alam Kubur (2)
  • Almarhum (1)
  • Amal (3)
  • Amanah (2)
  • Amar Maruf Nahi Munkar (2)
  • Aqidah (35)
  • Aqiqah (4)
  • Arba'in (1)
  • As Sunnah (1)
  • Ashobiyyah (1)
  • Asma'wa Shifat (1)
  • Asmaul Husna (2)
  • Aurat (2)
  • Bakhil (1)
  • Baldatun (1)
  • Banci (1)
  • Barakallah (1)
  • Basmalah (3)
  • Berkah (3)
  • Bid'ah (5)
  • Birrul Walidain (1)
  • Budak (1)
  • Cemburu (3)
  • Ceramah (3)
  • Cinta (1)
  • Dajjal (3)
  • Dakwah (6)
  • Dhuafa (8)
  • Diam (1)
  • Doa (17)
  • Dosa (1)
  • Dzalim (1)
  • Dzikir dan Doa (39)
  • Fakir (1)
  • Fatrah (1)
  • Fiqh (4)
  • Firasat (1)
  • Firqoh (1)
  • Fitnah (5)
  • Fujur (1)
  • Futur (3)
  • Ghaib (1)
  • Gharib (1)
  • Ghibah (6)
  • Ghuluw (3)
  • Hadits (1)
  • Hafidz (6)
  • Hajar Aswad (1)
  • Haji (27)
  • Halal (3)
  • Hanif (1)
  • Harta (12)
  • Hasad (4)
  • Hati (3)
  • Hawa Nafsu (1)
  • Hidayah (2)
  • Hidup (1)
  • Hijab (32)
  • Hijrah (3)
  • Hisab (1)
  • Husnuzh zhan (2)
  • Hutang (7)
  • I'tibar (1)
  • I'tikaf (6)
  • Ibadah (3)
  • Ibrah (1)
  • Ihsan (3)
  • Ijma' (1)
  • Ijtihad (1)
  • Ikhlas (6)
  • Ikhtilaf (1)
  • Ikhtilat (1)
  • Ilmu (1)
  • Imam (1)
  • Iman (7)
  • Infaq (4)
  • Iqamah (2)
  • Ishlah (1)
  • Islam (5)
  • Islamic Hijr (13)
  • Isti’adzah (1)
  • Istidraj (1)
  • Istighfar (5)
  • Istimbath (1)
  • Istiqamah (5)
  • Ittiba' (2)
  • Jamaah (3)
  • Janabah (1)
  • Jannati (1)
  • Jariyah (1)
  • Jenazah (1)
  • jenggot (2)
  • Jin (3)
  • Jujur (1)
  • Jumat (1)
  • Ka'bah (2)
  • Kafir (2)
  • Kajian (1)
  • Kambing (1)
  • Kebahagian (1)
  • Kekayaan (5)
  • Keluarga (71)
  • Kesurupan (1)
  • Khalifah (1)
  • Khalwat (1)
  • Khatam (1)
  • Khawarij (3)
  • Khilafiyah (3)
  • Khitan (1)
  • Khomr (1)
  • Khulafa'ar Rasyidin (1)
  • Khusnul Khotimah (1)
  • Kiamat (2)
  • Kiblat (1)
  • Kikir (1)
  • Kufur (2)
  • Laa Ilaha Illallah (3)
  • Lailatul Qadar (1)
  • Larangan (1)
  • Latin (1)
  • Liqo' (1)
  • Lisan (1)
  • Ma’rifatullah (2)
  • Madinah (5)
  • Madzhab (1)
  • Mahabbah (1)
  • Maksiat (2)
  • Malu (1)
  • Man Jadda wa Jadda (6)
  • Mancanegara (132)
  • Manusia (1)
  • Masjid (56)
  • Maslahat (1)
  • Materialistis (1)
  • Maulid (1)
  • Mayit (2)
  • Mazhab (5)
  • Mekah (30)
  • Mihnah (1)
  • mu'tazilah (1)
  • Muadzin (1)
  • Mualaf (2)
  • Muhasabah (3)
  • Multazam (1)
  • Munafik (3)
  • Muraja'ah (1)
  • Murtad (1)
  • Musibah (1)
  • Musik (2)
  • Muslimah (16)
  • Musyrik (1)
  • Muzaki (1)
  • Najis (3)
  • Najwa (1)
  • Namimah (1)
  • Nasehat (2)
  • Neraka (1)
  • Niat (2)
  • Nikah (2)
  • Nuzulul Qur'an (1)
  • Nyanyian (2)
  • Pasar (2)
  • Pesantren (12)
  • Poligami (1)
  • Puasa (13)
  • Qadha dan Qadar (2)
  • Qana'ah (3)
  • Qishash (1)
  • Qunut (8)
  • Qurban (2)
  • rahn (1)
  • Rambut (1)
  • Rasul (2)
  • Rezeki (8)
  • Riba (8)
  • Riddah (1)
  • Roja' dan Khouf (1)
  • Ruhiyah (2)
  • Ruqyah (2)
  • Sabar (6)
  • Safar (4)
  • Sakaratul Maut (7)
  • Saleh (1)
  • Sedekah (3)
  • Sekulerisme (1)
  • Shadaqah (1)
  • Shalat (62)
  • Shalawat (1)
  • Sholawat (1)
  • Sidiq (1)
  • Sihir (2)
  • Silatul Ukhuwah (1)
  • Silaturahmi (1)
  • Siwak (2)
  • Sombong (1)
  • Sorban (1)
  • Sosok (15)
  • Su’u-dhan (1)
  • Subuh (1)
  • Sufi (1)
  • Sujud Sahwi (1)
  • Sujud Syukur (1)
  • Sukses (1)
  • Sumpah (1)
  • Sunnah (2)
  • Surga (8)
  • Syahadat (1)
  • Syaitan (3)
  • Syam (1)
  • Syar'i (1)
  • Syariah Islam (25)
  • Syirik (15)
  • Syubhat_Syahwat (1)
  • Syukur (5)
  • Ta'arudh (1)
  • Ta'aruf (1)
  • Ta'asub (1)
  • Ta'awun (4)
  • Ta'ziyah (3)
  • Tabarruj (2)
  • Tabaruk (2)
  • Tabattul (1)
  • Tabayyun (3)
  • Tabdzir (1)
  • Tadabbur (5)
  • Tadarus (1)
  • Tafakur (42)
  • Tahfizh (12)
  • Tahlilan (3)
  • Takabur (2)
  • Takbir (1)
  • Takfir (3)
  • Taklid (1)
  • Takut (1)
  • Talak (1)
  • Talqin (1)
  • Taqdir (4)
  • Taqlid (1)
  • Taqwa (5)
  • Tarawih (1)
  • Tarbiyah (8)
  • Tashawwuf (1)
  • Tasyakuran (1)
  • Taubat (8)
  • Tauhid (3)
  • Tawadhu' (2)
  • Tawakal (12)
  • Tawassul (5)
  • Tetangga (1)
  • Thagut (1)
  • Thowaf (2)
  • Tilawah (1)
  • Uban (1)
  • Ujub (1)
  • Ukhuwah (5)
  • Ulama (4)
  • Umat (1)
  • Ustadz (1)
  • Uswah (1)
  • Wakaf (5)
  • Waktu (1)
  • Wali (1)
  • Waris (4)
  • Was-Was (1)
  • Wirid (1)
  • Wudhu (2)
  • Yahudi (3)
  • Yasinan (1)
  • Yatim (3)
  • Zakat (41)
  • Zhalim (1)
  • Ziarah (1)
  • Zina (5)
  • Zuhud (2)

Search This Blog

Popular Posts

  • Doa Harian
    Doa Menjenguk Orang Sakit Allahumma rabbannasi azhibil ba’sa isyfi antasy syafi la syifa’a illa syifauka syifa’an la yugadiru saqaman, ims...
  • Ucapan Selamat bagi Orang tua yang Baru Lahir Anaknya
    Sering bingung mau mengucapkan apa ketika mendengar ada ikhwah yang baru mendapatkan bayi? Saya juga. Maunya sih mengucapkan doa tertentu, ...
  • SIFAT (TATA CARA) ADZAN
    Ketahuilah bahwa lafazh-lafazh adzan adalah masyhur: Tarji' dalam pandangan kami adalah sunnah, yaitu bahwasanya mu'adzin mengucapka...
  • Adab Bergaul Antara Lawan Jenis
    Para pembaca yang budiman, ketika seseorang beranjak dewasa, muncullah benih di dalam jiwa untuk mencintai lawan jenisnya. Ini merupakan fit...
  • Mengenali Diri -( Fujur & Taqwa )
    Allah SWT menciptakan semua yang ada di dunia ini berpasang-pasangan. Lelaki dan perempuan, besar dan kecil, siang dan malam, menang dan kal...
  • Talak Kinayah
    Talak Kinayah Tanya : Ustadz, apakah sudah jatuh talak, ketika suami berkata kepada istrinya,”Pulang saja kamu ke rumah orang ...
  • Pengertian Akad
    Secara bahasa, akad artinya ikatan, mengencangkan, menjamin, atau perjanjian. Mengikat tali, bahasa arabnya: عَقَدَ الحَبْلَ . Sesuatu ya...
  • Pokok-Pokok Keimanan Kepada Hari Akhir
    Iman kepada hari akhir hukumnya wajib dan kedudukannya dalam agama merupakan salah satu di antara rukun iman yang enam. Banyak sekali Allah ...
  • Peran dan Tanggung Jawab Wanita Muslimah
    Peran dan Tanggung Jawab Wanita Muslimah (bagian ke-1) Sekilas tentang peran dan tanggungjawab wanita pada masa Rasulullah dakwatuna.com – ...
  • Menutup Aurat
    Aurat dan Pakaian   dakwatuna.com – Keberhasilan pertama kali yang diperoleh iblis dalam menggoda manusia setelah ia mendapat vonis dius...

Syirik

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar"

(QS. An Nisaa' : 48)


"Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga"

(HR. al Bukhari)

Blog Ustadz

  • Abu Abdillah Addariny, Lc
  • Abu Zubair Al-Hawaary, Lc
  • Ahmad Sabiq Abu Yusuf
  • Ahmad Sarwat, Lc
  • Al Qiyamah
  • Aris Munandar
  • DR. Adian Husaini
  • Dr. Daud Rasyid M.A
  • Farid Nu'man
  • Kholid Syamhudi, Lc
  • Moslemsunnah
  • Muhammad Abduh Tuasikal
  • Nuim Hidayat
  • Zainal Abidin, Lc

Sombong

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.


Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".


Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".


( QS. Al-A’raf :11-13 )

Islamic Hijri Calendar

Rezki

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata [Lauh Mahfuzh].
(QS.11 : 6)

Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.

(QS.2 : 212)

Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya [sebelum sampai ke tempat yang dituju], maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(QS.4 : 100)

Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui, dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezkikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

(QS.6 : 140)

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah [membunuhnya] melainkan dengan sesuatu [sebab] yang benar" . Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya
kamu memahami [nya]. (QS.6 : 151)


"Aku bertawakal kepada Allah di dalam rezekiku Aku tak pernah meragukan bahwa Allah-lah yang berkuasa mengaruniakanku rezeki. Apa pun yang tercatat untuk menjadi rezekiku, pasti takkan ke mana, meski rezeki itu kini masih berada di dasar lautan yang maha dalam.

(Imam Syafi’i)

Murotal II


Rahasia Hijrah


"Dan Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui" (QS.Yasin:38)

Imam Syafii’i menggambarkan dalam sya’irnya yang sangat indah:

"Bahwa air yang tergenang akan busuk dan air yang mengalir akan bening dan jernih. Seandainya matahari berhenti di ufuk timur terus menerus, niscaya manusia akan bosan dan stres."

Syaikh Muhammad Al Ghazali berkata:

”Bahwa orang-orang yang nganggur adalah manusia yang mati. Ibarat pohonan yang tanpa buah para penganggur itu adalah manusia-manusia yang wujudnya menghabiskan keberkahan.”

more..

Hidayah & Dholalah

“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu) merekalah orang-orang yang sukses.”
(Q.S. Al-Baqarah : 5)

“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”.
(Q.S. An-Nahl : 37
)

Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta (penolak kebenaran yang datang dari-Nya). (Q.S. Al-Mu’min : 28)

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Q.S. Al-An’am : 116)

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." (Q.S. An-Nisa' : 116)

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang Mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,dalam keadaan sesat yang nyata.”(Q.S. Al-Ahzab : 36)

Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya". Barang siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.(Q.S. An-Nisa’ : 119)

“Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata. Dan lidah beserta dua bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (jalan kebaikan dan jalan keburukan)” (Q.S. Al-Balad : 8 – 10)

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”(Q.S. Al-Qashash : 56)


Ingin Sukses ?

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar ucapan (nya) dari pada Allah? (QS. Annisa’ : 87 )

Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah? (QS. Annisa’ : 122 ).

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Sesungguhnya pada hari kiamat. Sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah sukses. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imran :185)

Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kesuskesn yang amat besar. (QS. Al-ahzab :71)

(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan nya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kesuksesan yang paling besar. (QS. Attaghabun: 9 )

Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah kesuksesan yang paling besar. (QS. Ash-shaf : 12)

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan merekapun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalmnya selama-lamanya. Itulah kesuksesan yang paling besar. (QS. Attaubah : 100)

llah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kesuksesan yang paling besar. (QS. Attaubah : 89)

Allah berfriman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran (iman) mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah rida terhadap-Nya . Itulah kesuksesan yang paling besar".(QS. Al-Maidah : 119)


Blog List

  • Tridaya Mufakat Adil & Amanah
    Sunnah Tadafu’, Eksistensi Pertarungan antara Hak dan Batil - Foto: Perang Salib sebagai salah satu bentuk sunnah tadafu'' Hidup di dunia ini kita mengenal yang namanya predator, yaitu binatang pemangsa dalam sebua...
    7 years ago







Our Map

Locations of visitors to this page

Did You Know ?

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [2] Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [3] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (11)
Kajian.Net
IP

Sedikit Cukup Banyak Habis


"Sesungguhnya (harta) riba, walaupun banyak jumlahnya, pada akhirnya akan menjadi sedikit."
(Riwayat Imam Ahmad, at-Thabrany, al- Hakim dan dihasankan oleh Ibnu Hajar dan al-Albany).

"Akan diperintahkan (oleh Allah) kepada bumi: tumbuhkanlah buah-buahanmu, dan kembalikan keberkahanmu, maka pada masa itu, sekelompok orang akan merasa cukup (menjadi kenyang) dengan memakan satu buah delima, dan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Dan air susu diberkahi, sampai-sampai sekali peras seekor onta dapat mencukupi banyak orang, dan sekali peras susu seekor sapi dapat mencukupi manusia satu kabilah, dan sekali peras susu seekor domba dapat mencukupi satu cabang kabilah."
(Riwayat Imam Muslim).

Dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia menuturkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasannya beliau bersabda, "Seandainya kalau bukan karena ulah Bani Isra'il, niscaya makanan tidak akan pernah basi dan daging tidak akan pernah membusuk."
(HR. Muttafaqun 'alaih).

Dari sahabat Hakim bin Hizam radhiallahu ‘anhu, ia mengisahkan, "Pada suatu saat aku pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliaupun memberiku, kemudian aku kembali meminta kepadanya, dan beliau kembali memberiku, kemudian aku kembali meminta kepadanya, dan beliaupun kembali memberiku, kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini bak buah yang segar lagi manis, dan barang siapa yang mengambilnya dengan tanpa ambisi (tama' atau atas kerelaan pemiliknya), maka akan diberkahi untuknya harta tersebut. Dan barang siapa yang mengambilnya dengan keserakahan, niscaya harta tersebut tidak akan diberkahi untuknya, dan ia bagaikan orang yang makan dan tidak pernah merasa kenyang. Tangan yang berada di atas lebih mulia dibanding tangan yang berada di bawah.’ Hakim melanjutkan kisahnya dengan berkata, ‘Kemudian aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku tidak akan pernah lagi meminta harta seorangpun sepeninggalmu hingga aku meninggal dunia.’"
(HR. Muttafaqun 'alaih).

"Allah memusnahkan riba dan melipat-gandakan sedekah."

(Syarah Shahih Imam Muslim oleh Imam an-Nawawi, 3/486).

"Dari sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu ia menceritakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku melihat surga, kemudian aku berusaha untuk mengambil setandan buah anggur, seandainya aku berhasil mengambilnya, niscaya kalian akan dapat memakannya selama dunia masih ada."
(HR. Muttafaqun 'alaih).

"Sesungguhnya, pemakan riba tidak rela dengan pembagian Allah untuknya, berupa rezeki yang halal, dan merasa tidak cukup dengan syariat Allah yang telah membolehkan untuknya berbagai cara mencari penghasilan yang halal. Oleh karenanya, ia berusaha untuk mengeruk harta orang lain dengan cara-cara yang batil, yaitu dengan berbagai cara yang buruk. Dengan demikian, sikapnya merupakan pengingkaran terhadap berbagai kenikmatan, dan amat zhalim lagi berlaku dosa, yang senantiasa memakan harta orang lain dengan cara-cara yang batil."
(Tafsir Ibnu Katsir, 1/330).
Menyatukan Jejak Merangkum dalam Hikmah. Picture Window theme. Powered by Blogger.