Namun apa yang kuasa anda lakukan untuk menyatukan kembali ummat Islam agar saling kasih mengasihi dan sayang menyayangi?Banyak hal yang harus kita lakukan untuk dapat mewujudkan impian itu. Namun apapun kiat untuk menyatukan ummat bila tidak segera diterapkan dan hanya diucapkan, maka sia-sia. Karena itu, mari kita bersama-sama, mengayuhkan kaki walau hanya selangkah mempersatukan ummat Islam. Berikut satu kiat mudah namun manjur yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk menyatukan ummat Islam, yaitu MENEBARKAN SALAM.
Setiap berjumpa dengan muslim siapapun; yang anda kenal atau tidak, yang sepaham atau berbeda paham, saudara atau bukan, segera ucapkan salam. Awas! Kebiasaan mengucapkan salam hanya kepada yang anda kenal adalah indikasi dekatnya hari Qiyamat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ السَّلَامَ لِلْمَعْرِفَةِ
“Diantara tanda-tanda dekatnya Qiyamat ialah ucapan salam hanya disampaikan kepada yang dikenal saja“. (HR At Thabrani, Al Baihaqy dll, dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 648)
Sobat! Jangan pernah menanti ucapan salam dari siapapun, namun jadilah orang pertama yang mengucapkan salam kepada siapapun. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤمِنوا
حَتى تحَابُّوا، أَوَلا أدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ
تَحاَبَبْتُم؟ أفْشُوا السَّلام بَيْنَكُم
“Kalian tidak dapat masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidaklah dapat menggapai kesempurnaan iman hingga kalian saling mencintai. Sudikah kalian aku tunjukkan kepada satu hal yang bila kalian lakukan niscaya kalian salin mencintai? TEBARKANLAH UCAPAN SALAM di tengah-tengah kalian“. (HR. Muslim)
—
Penulis: Ustadz DR. Muhammad Arifin Baderi, Lc., MA.
Al Hasan Bin Ali, Pemersatu Umat Islam
Sahabat Abu Bakrah mengisahkan, suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam sedang memangku cucunya Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhuma. Sambil memangku cucunya, beliau berbicara kepada kami. Sesekali beliau menghadap kepada kami, dan sesekali beliau mencium cucunya. Lalu beliau bersabda:
إِنَّ ابْنِي هَذَا لَسَيِّدٌ، إِنْ يَعِشْ يُصْلِحْ بَيْنَ طَائِفَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Sejatinya cucuku ini adalah seorang pemimpin besar. Dan bila ia berumur panjang, niscaya dia akan mempersatukan/ mendamaikan antara dua kelompok ummat Islam yang sedang bertikai” (HR Ahmad dan lainnya).
Sungguh benar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Pada tahun 40 atau 41 Hijriyah, setelah melalui peperangan sengit antara pasukan sahabat Mu’awiyyah dan Pasukan sahabat Al Hasan bin Ali Bin Ali Thalib, kebesaran jiwa Al Hasan cucu Nabi shallallahu alaihi wa sallam benar-benar terbukti. Dengan segala kebesaran jiwanya, beliau menyerahkan kepemimpinan umat Islam yang ada di tangannya, kepada sahabat Mu’awiyyah, demi menyatukan ummat Islam yang sedang berselisih ketika itu.
Sejak saat itulah ummat Islam bersatu dibawah kepemimpinan sahabat Mu’awiyyah, dan terbuktilah kebenaran sabda Nabi bahwa cucunya ini menyatukan antara dua kelompok dari umat Islam yang bertikai. Dan selanjutnya tahun serah terima kekuasaan ini dikenal dengan sebutan Tahun Persatuan.
Semoga Allah menyatukan kita bersama sahabat Al Hasan bin Ali dan juga sahabat Mu’awiyah radhiallahu’anhum jami’an di surga-Nya. Amiin.
—
Penulis: Ustadz DR. Muhammad Arifin Baderi, Lc, MA.
No comments:
Post a Comment