Masjid Al Muttaqun Potret Keberagaman


PERESMIAN MASJID: Ketua Dewan Pembina Yayasan Masjid Al Muttaqqun, Hidayat Nur Wahid bersama perwakilan kementrian Qatar sebagai donatur meninjau bangunan masjid senilai Rp 12 miliar yang memadukan berbagai arsitektur modern dan tradisional.

PRAMBANAN -- Masjid Raya Al Muttaqun dan Islamic Centre Asy Syaihul Jasim Bin Muhammad Alistani di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, diresmikan Mendagri, Mardiyanto -- mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) -- bersama Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, Jum'at (13/3).

Turut hadir dalam peresmian masjid, Wakil Kementrian Islam dan Wakaf Pemerintah Qatar, Muhammad bin Asslam Hadad Khawari, Pimpinan Persatuan Ulama Dunia, Dr Wahid Hasan Khalif Hasan Hindawi, Dirjen BInasos Depsos, Dr Gunawan Somadiningrat, Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, Bupati Klaten, Sunarno, dan sejumlah ulama setempat.

Beragam ''tafsir'' tentang berdirinya kembali masjid Al Muttaqun. Petinggi yang hadir, dan dalam menyampaikan kata sambutanpun memberi penafsiran sendiri-sendiri. Gubernur Bibit Waluyo, misalnya, menyatakan, pembangunan kembali masjid ini mewujudkan kearifan lokal -- dengan berbasis sosial-budaya. ''Ini selaras dengan konsep pembangunan Jawa Tengah 'Bali Deso Bangun Deso','' katanya.

Keberadaan masjid yang berdiri megah -- berdampingan dengan Candi Prambanan -- ini, untuk meningkatkan kesadaran umat islam untuk membangun keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat. Ini merupakan pembangun sendi-sendi perikehidupan berbudaya, bermasyarakat dan berbangsa. Hal ini merupakan modal utama untuk membangun ditengah keberagaman.

Hidayat Nur Wahid, Ketua MPR yang juga Ketua Dewan Pembina Masjid Raya AL Muttaqun dan Islamic Centre Asy Jasim Bin Muhammad Alitsani, mengatakan, ''dalam membangun kembali masjid ini merupakan obsesi konsep 'bali deso bangun deso''. Tekad membangun kembali yang rusak akibat gempa bumi tektonik 27 Mei 2006, kata dia, diilhami mitos ceritera kisah Bandung Bodowoso membangun Candi Seribu dalam tempo semalam.

Ia ''menantang'' arsitek dan sipil Islam untuk mewujudkan pembangunan kembali Masjid AL Muttaqun. Dr Budi Faisal, insinyur sipil asal Kota Bandung dan Ir Robi, insinyur sipil asal Kota Bodowoso, yang mengotaki pembangunan masjid yang menelan dana sekitar Rp 14 miliar ini. Dan, ternyata semanat mitos Bandung Bodowoso, mampu mewujudkan masjid dengan multi corak arsitektur tersebut.

Yang jelas, kata Hidayat Nur Wahid, Masjid Al Muttaqun merupakan ujud keberagaman kehidupan beragama. Posisi measjid ini berdampingan persis dengan Candi Prambanan. kalau di Jakarta, ada Masjid Istoqlal berdampingan dengan gereja Katedral. ''Obsesi kami di sini bisa juga terujud Masjid Al Muttaqun berdampingan dengan Candi Prambanan,'' katanya. Ini meneguhkan keberagaman umat beragama ; ada Istiqlal-Katedral, juga ada Al Muttaqun-Cand Prambanan. Sehingga meneguhkan sendi-sendri kerukunan umat beragama.

Dan, lanjut dia, arsitek yang diambil mengadopsi masjid-masjid bersejarah di tanah air. Sebagian, mengadopsi masjid Keraton Kasunanan Surakarta, masjid Kasultanan Yogyakarta, masjid Walisongo Demak. Demikian juga, menara kembar dan pintu gerbang masjid Cordova Spanyol. Sebagian, mencuplik arsitek masjid Makah dan Madinah.

Ia juga berpikir ke belakang, ''Islam berkembang di tanah Jawa disebarkan para Wali Songo. Kenapa Islam masuk sampai ke Klaten juga. Dan. ternyata dibawa oleh Kiai Ageng Gribig (makam dio Jatinom) dan Sunan Pandanarang atau Sunan Bayat (makam di Kecamatan Bayat).

Jadi, kehadiran masjid ini merupakan momen untuk menengok sejarah ke belakang. Kemudian, untuik melanjutkan perjuangan sejarah untuk melakukan dakwah islamiyah. Oleh karena itu, silahkan //monggo// siapapun juga boleh memakmurkan masjid ini demi ukhuwah islamiyah. Sekarang, tidak saatnya ini untuk melempar fitnah yang kurang produktif.

Mendagri, Mardiyanto, mengatakan, membangun masjid tidak hanya untuk salat semata. Tapi, juga untuk mengendalikan kehidupan sosial kemasyarakatan. Masjid merupakan tempat untuk musyawarah, juga untuk menuntut hak keadilan. Sehingga akan tercipta pengembangan syariat islam, dan menciptakan manusia berakhlak.

Pepimpin Persatuan Ulama Dunia, Muhammad Bin Hadad Al Khowari, bersyukur bisa hadir dalam peresmian masjid ini. Pihaknya, siap memberi dukungan sekuat-kuatnya yang diminta selama untuk pengembangan ukhuwah islamiyah. ''Sungguh ini suatu fitrah sebagai oranbg moslem untuik saling membahu dalam menyebarkan dakwah,'' kata dia dalam Bahasa Arab.

Ia mencuplik sebuah hadis rosul yang mengingatkan tanda-tanda akan datangnya hari akhir. Yakni, ada sebuah masjid megah tapi sepi dari kegiatan keagamaan. '' Ini sungguh menakutkan kita semua''. Tapi, kita membangun masjid megah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memakmurkan dalam segala kegiatan Islamiyah. '' -eds/ahi

By Republika Newsroom - www.republika.co.id
Jumat, 13 Maret 2009

No comments:

Post a Comment