Umat Islam Di Vietnam



Vietnam berbentuk negara Republik Sosialis dan salah satu negara Asia Tenggara yang terletak di antara Kamboja dan Republik Laos di bagian barat dan Cina di bagian utara. Vietnam merupakan negeri animisme yang memiliki banyak sejarah yang berdiri sejak 4 ribu tahun lalu dan terdiri dari lebih 50 suku, dan setiap suku memiliki dan berbicara dengan bahasa sendiri-sendiri, sementara bahasa Vietnam merupakan bahasa resmi mereka.

Adapun jumlah penduduknya mencapai 85 Juta jiwa, Ibu kotanya Hanoy, dan kota terbesarnya adalah Ho Chi Minh City atau Saigon (nama lama). Luas negaranya mencapai 329560 km2, dan terbagi pada 59 wilayah daerah dan 5 kota besar yang kesemuanya tunduk pada pemerintah pusat di kota Hanoy. Di antara kota-kotanya adalah Ho Chi Minh City atau Saigon, dan Haiv Onh.

Masuknya Islam ke Vietnam

Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang penentuan tahun masuknya Islam ke Vietnam, namun mereka sepakat bahwa Islam telah sampai ke tempat ini pada adab ke 10 dan 11 Masehi melalui jamaah dari India, Persia dan pedagang Arab, dan menyebar antara jamaah cham sejak adanya perkembangan kerajaan mereka di daerah tengah Vietnam hari saat ini, dan dikenal dengan nama kerajaan Cham.

Jumlah umat Islam dan daerah penyebarannya:

Sesuai dengan statistik yang bersumber dari departemen luar negeri Vietnam melalui situs internet bahwa jumlah umat Islam di Vietnam mencapai 70.700 ribu jiwa, dan terdapat 100 masjid di beberapa bagian negeri, dan umat Islam tersebar pada daerah yang beragam, di antaranya: Binh Thuan, Ninh Thuan, An Giang, Tay Ninh, Dong Nai, dan Ho Chi Minh City, kelompok kecil di ibu kota Ha Noi.

Mazhab Yang Diikuti

Terdapat dua mazhab besar umat Islam di Vietnam: mazhab Sunni dan mazhab Bani. Adapun mazhab Sunni tersebar diseluruh penjuru negara kecuali dua tempat antara Tuan Han dan Ninh Thuan, dan mayoritas mereka menganut mazhab Syafi’i. Adapun mazhab Bani tersebut di daerah Ninh Thuan dan Binh Thuan, dan mazhab ini tidak banyak dikenal oleh umat Islam di dunia; karena memiliki ciri khusus domistik dan memiliki pengaruh kuat warisan dari India yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam yang benar, seperti menjadikan pemimpin untuk shalat mewakili jamaah, tidak ada perhatian dari para pemimpin dengan jamaah mereka sehingga menyebar di tengah mereka ajaran-ajaran syirik, dan tersebar di tengah mereka aktivitas yang tidak sesuai dengan aqidah yang benar oleh karena kebodohan, sedikitnya ulama dan para dai. Dan ketika datang bulan Ramadhan mereka memisahkan diri dari istri-istri mereka sejak awal bulan hingga akhir, karena mereka tinggal di masjid selama bulan Ramadhan, dan banyak lagi permasalahan lainnya yang ada di sana. Boleh jadi phenomena terjadi oleh karena kebodohan mereka terhadap Islam dan ajaran-ajaran yang sebenarnya, dan terputusnya hubungan mereka dengan dunia Islam dalam waktu lama sehingga mereka memiliki keyakinan apa yang dalam Islam dan bahkan hingga mencapai pada tuduhan bahwa mazhab sunni adalah bid’ah. Sebagaimana yang terjadi di sana adanya perselisihan dan perdebatan tentang tema antara mereka dan mazhab Sunni.

Pada tahun 1959 sebagai mereka umat Islam bagian selatan, khususnya umat Islam di kota Shai Ghon, dan terjadi perkenalan dan dialog di tengah mereka tentang Islam sehingga mereka memahami bahwa jamaah mereka jauh dari hakikat Islam, dan mereka mulai belajar dari mereka ajaran yang benar, dan juga memperbaharui keislaman mereka dan memperbaikinya. Kemudian kelompok ini pulang ke negeri mereka dan mengajak masyarakat pada ajaran Islam yang bersih dan benar, maka dakwah itupun berhadapan dengan berbagai bentuk penolakan, pendustaan dan tuduhan dari warga dan menganggapnya sebagai bid’ah dan khurafat. Namun berkat karunia Allah SWT, mampu memenangkan agama dari keyakinan yang menyimpang dan agama yang batil yang diacuhkan kecuali Allah mampu menyempurnakan cahaya-Nya sehingga sebagian mereka menerima dakwah ini dengan penuh kepuasan dan kerelaan, dan akhirnya mereka memperbaharui dan memperbaiki keislaman mereka.

Dan melalui ini terjadi titik tolak penting dalam sejarah berupa bersinar kembali cahaya Islam di tengah mereka setelah sebelumnya mengalami kejahilan di negeri mereka dalam waktu yang lama, dan akhirnya setiap hari terus bertambah orang-orang yang memperbaharui keislaman mereka. Dan bertambah pula 4 pembangunan masjid di daerah tersebut, karena keberadaan mereka dalam masjid-masjid yang ada dapat mengarah pada perbedaan dan perdebatan. Adapun masjid yang dimaksud adalah masjid Phuic Nhon, masjid An Xuan, masjid Van Lam, dan masjid Nho Lam, dan semuanya terdapat di propinsi Ninh Thuan.

Sementara itu gerakan pembaharuan tidak mencakup propinsi Ninh Thuan, sehingga penduduknya tetap berada pada keyakinan tersebut hingga datang pembaharuan yang dibawa oleh sebagian pemuda Islam mereka pada tahun 2006, sebagaimana sisa dari mereka menerima gerakan ini dan bertambah jumlah mereka, karena mereka betul-betul membutuhkan orang yang bisa mengajarkan Islam kepada mereka.

Kelompok-kelompok klasik umat Islam

Umat Islam Vietnam banyak yang loyal pada suku-suku beragam, dan melalui tulisan dapat kita bagi pada 3 kelompok:

1. Kelompok pertama: Muslim Tcham, yang merupakan kelompok mayoritas.
2. Kelompok kedua: umat yang berasal dari suku-suku yang beragam, mereka adalah pedagang muslim yang datang dari negeri-negeri yang beragam kemudian menikah dari anak-anak negeri tersebut, seperti Arab, India, Indonesia, Malaysia dan Pakistan, dan jumlah mereka merupakan kelompok terbesar dari jumlah umat Islam secara keseluruhan.
3. Kelompok ketiga: muslim dari warga Vietnam asli, dan mereka adalah warga Vietnam yang masuk setelah berinteraksi dengan para pedagang muslim dan komunikasi secara baik, seperti kampng Tan Buu pada bagian kota Tan An, baik dengan masuknya warga kepada Islam atau mereka masuk Islam melalui pernikahan.


Kondisi umat Islam



Umat Islam adalah bagian dari penduduk negeri, maka dari itu kondisi mereka sangat berhubungan dengan pertumbuhan negara dan kemajuannya. Dan kondisi negara Vietnam sepanjang tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang pesat dan prestasi yang banyak yang belum pernah dialami pada pemerintahan sebelumnya. Pada tahun 2007, Vietnam resmi menjadi anggota organisasi negara perdagangan internasional, setelah mampu berpartisipasi melakukan perbaikan ekonomi dan meluas jaringannya pada beberapa tahun terakhir. Karena itulah Vietnam menjadi salah satu dari negara yang mampu membangun beberapa komponen perbaikan ekonomi dan membuka negara di hadapan investor asing dan perusahaan-perusahaan swasta dengan jumlah milyaran dollar untuk menanamkan investasinya di berbagai lini dan sektor yang beragam.

Dan jika dibandingkan dengan kondisi umat pada kurun sebelumnya umat Islam saat ini mengalami perbaikan, sehingga sebagian umat Islam mampu keluar dari sangkar kemiskinan dan ketiadaan, bahkan berubah kondisi hidup mereka. Namun jumlahnya masih terbatas, karena masih banyak dari umat Islam bahkan dalam jumlah yang begitu besar umat Islam menghadapi berbagai problema kemiskinan dan permasalahan materi khususnya yang tinggal di luar dari Ho Chi Minh City.

Pelajar Islam Vietnam


Pada bidang pendidikan, para pelajar Islam mampu masuk pada sekolah-sekolah negeri, ma’had-ma’had (kejuruan) dan universitas-universitas baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Dan di antara negara yang dijadikan tempat untuk belajar bagi pelajar Vietnam adalah Malaysia, Indonesia, Saudi, Libia dan Mesir. dan mereka mempelajari berbagai bidang ilmu dan spesialis. Dan jumlah pelajar Vietnam yang berada di Malaysia berjumlah 50 orang, dan yang belajar di UII Kuala Lumpur berjumlah 30 orang dan sisanya di sekolah-sekolah umum dan ma’had-ma’had lainnya. Sementara di Saudi terdapat 15 orang, di Libia 5 orang, di Mesir 3 orang. Dan sebagian mereka ada yang telah lulus dan kembali ke negara mereka, kemudian mendapatkan pekerjaan dan masih bisa melakukan pekerjaan di berbagai perusahaan yang beragam. Dan kelompok ini adalah yang berhasil meraih ilmu terapan, adapun yang berhasil mendapatkan ilmu-ilmu syariah seperti kuliah syariah dan kuliah ushuluddin tidak mendapatkan pekerjaan resmi dan tidak ada lembaga atau yayasan yang mau menampung mereka. Karena itu mereka sangat membutuhkan dukungan dari negara-negara Islam atau lembaga-lembaga sosial seperti mengangkat mereka sebagai duat dan memberikan mereka bantuan materi atau gaji bulanan untuk dapat melakukan aktivitas dan agenda dakwah di tengah masyarakat mereka dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Agenda-agenda dakwah

Bahwa dakwah kepada merupakan pekerjaan terbaik dan mulia, karena itu tidaklah seseorang menunaikan tugas ini kecuali pasti mendapatkan ganjaran terbaik dan karunia di sisi Allah. Allah SWT berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?

Ini merupakan perhiasan paling berharga yang diberikan oleh Allah SWT bagi siapa yang menginginkan kebaikan dan kemenangan di dunia dan di akhirat. Sungguh, tidak akan sia-sia bagi siapa yang menjalin hubungan erat kepada Allah dan berpegang teguh kepadanya.

Dan jika setiap umat Islam bersungguh-sungguh menyeru orang yang ada di sampingnya kepada Islam dan iman maka akan berubah jumlah Islam dan bertambah dari hari ke hari. Karena kelompok Kristenisasi telah banyak bekerja keras dengan mengorbankan harta yang begitu besar untuk mengkristenkan warga dengan berbagai sarana, dan bahkan mereka bekerja siang dan malam hanya untuk menambah jumlah mereka, sehingga bertambahlah jumlah mereka dan menjadi banyak. Namun apa yang dialami oleh dakwah Islam dan para dai manusia kepada Islam? Bukanlah dakwah kita lebih berhak dan lebih baik? Kenapa kita bermalas-malasan dalam berdakwah? Beruntunglah seorang dai yang menyeru manusia kepada Allah, sebagaimana yang disabdakan nabi saw:

“لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ امْرَأً خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمُرِ النَّعَمِ”

Sungguh, seseorang yang mendapat petunjuk melalui dirimu, maka itu lebih baik daripada unta yang merah sekalipun”.

Dan untuk merasakan dan memahami keutamaan ini, muslim Vietnam telah ikut andil pada bidang dakwah ini. Dan dakwah di Vietnam terbagi pada dua kelompok:

1. Dakwah yang dilakukan oleh muslim Vietnam di luar negeri dan duat dari berbagai macam lembaga dan yayasan dari luar negeri.
2. Dakwah yang dilakukan oleh muslim Vietnam dari dalam negeri.

Dan di antara agenda dakwah yang dilakukan pada kelompok pertama adalah:

* Mendirikan perkumpulan kelompok muslim yang hijrah ke Amerika perpustakaan Islam atau TU SACH TIM HIEU ISLAM di Amerika. Dan pemiliknya telah banyak menulis buku-buku keagamaan, dan menerjemahkan berbagai macam buku dari bahasa Arab dan Inggris ke bahasa Vietnam. Terutama terjemah makna-makna Al-Qur’an ke bahasa Vietnam yang dilakukan oleh Sayyid Hasan Abdul Karim.
* Muslim Vietnam yang hijrah ke Perancis menerbitkan majalah ” VE NGUON ” setiap 3 bulan sekali, sebagai majalah yang memberikan perhatian dengan makalah-makalah ke Islaman dan berbagai urusan agama dengan menggunakan bahasa Vietnam.
* Menerbitkan Majalah berbahasa vietnam HAI DANG VA DOI SONG di Paris, yang memberikan perhatian pada penyebaran informasi terkini dan penting tentang Islam seperti penemuan-penemuan ilmiah dan lain-lainnya. Dan pemilik majalah tersebut telah mendirikan website khusus di internet untuk menyebarkan berbagai artikel yang ada di majalah yaitu www.haidang.org dan www.chanlyislam.net yang mana keduanya memiliki peranan penting dalam menyebarkan permasalahan yang berhubungan dengan agama Islam.
* Usaha lembaga An-Nuur charity dalam mengurusi pelajar Vietnam dengan bentuk tarbiyah, sebagaimana berusaha mewujudkan adanya hubungan kerja sama dan saling kenal antar pelajar.

Dan di antara agenda dakwah yang dilakukan oleh muslim Vietnam di dalam negerinya adalah:

* Mengajarkan Al-Qur’an dan berbagai permasalahan tentang agama yang sesuai kepada anak-anak mereka di sekolah-sekolah yang berdekatan dengan masjid pada waktu sore hari.
* Peranan Jamaah Tabligh (JT) dalam mengingatkan manusia terhadap dan ajaran-ajarannya.
* Kerja keras personal

Kebutuhan umat Islam di Vietnam

1. Mendapatkan dukungan dan support dari dunia Islam dengan mengangkat para duat, karena adanya peraturan negara melarang masuknya duat asing.
2. Memberikan dukungan untuk melakukan gerakan penerjemahan, karena mereka belum memiliki berbagai buku dengan bahasa Vietnam. Bahkan pada tingkat sebagian umat Islam yang tidak mengetahui prinsip-prinsip Islam dan pondasi-pondasinya, sehingga mereka hidup dalam kondisi bodoh dan tidak mengetahui prinsip dasar Islam.
3. Meningkatkan tingkat kehidupan umat Islam oleh karena kondisi ekonomi yang tidak menentu, yaitu dengan cara memberikan investasi di berbagai tempat umat Islam tinggal.
4. Lemahnya perekonomian yang menghambat proses pendidikan, karena anak-anak umat Islam di sana tidak mampu masuk dan melanjutkan pendidikan mereka di berbagai universitas karena kemiskinan dan kecilnya income untuk membayar cicilan universitas dan juga buku-buku diktatnya.
5. Membangun dan membuka sekolah yang mengajarkan manhaj pemerintahan dan tsaqafah islamiyah serta memberikan beasiswa pendidikan untuk pelajar Vietnam di berbagai universitas Islam.

Lembaga-lembaga dan yayasan-yayasan


1. Perwakilan muslim Ho Chi Minh City, atau yayasan Islam. Yayasan ini didirikan pada tahun 1991, dan pusatnya di Ho Chi Minh City, dan yayasan tersebut memberikan perhatian terhadap berbagai urusan umat Islam yang di temukan di kota tersebut.
2. Perwakilan muslim An Giang. Dan perwakilan ini di dirikan pada tahun 2004, dan pusatnya terletak di perbatasan An Giang. Dan perwakilan ini menjadi lembaga penting bagi warga muslim di perbatasan ini.

http://www.dakwatuna.com/2009/umat-islam-di-vietnam/

No comments:

Post a Comment