Muslimah Norwegia: Mesir Negeri Muslim yang 'Aneh'


Caroline Boston, seorang Muslimah berkewarganegaraan Norwegia mengajukan pengaduan kepada kedutaan besar Norwegia di Kairo yang menggugat pihak hotel Carlos yang berada di wilayah wisata pantai Mediterania Mursi Matruh, Barat Laut Mesir.

Dalam pengaduannya, Boston meminta kedutaan negaranya menggugat pihak hotel karena telah melarang dirinya memasuki area kolam renang di kawasan hotel, dengan alasan ia memakai pakaian renang berjilbab.

Dalam wawancaranya dengan harian Al-Arabiya, Boston mengatakan jika dirinya tengah berlibur musim panas ke Mesir. Ia sengaja memilih Mesir karena negeri itu merupakan negeri Muslim, serta ia memang suka mengunjunginya di beberapa waktu.

"Tetapi saya dikejutkan oleh pelayanan hotel di Matruh itu, ketika keamanan hotel melarang saya untuk memasuki area kolam renang dengan alasan saya memakai pakain renang berjilbab," tutur gadis bule itu.

Alasan pelarangan tersebut, kata Boston, karena pihak hotel mematuhi aturan kementrian wisata Mesir yang melarang hal tersebut (berenang dengan memakai jilbab).

"Pihak hotel menjelaskan kepada saya, bahwa berenang di sini hanya boleh memakai bikini saja," terang Boston.

Boston pun kaget bukan kepalang, pasalnya aturan aneh ini diterapkan dengan sangat ketat di negeri yang justru Muslim.
"Di negeri saya di Norwegia, bakan di Swedia, saya selalu memakai busana renang berjilbab ini ketika berenang dan memasuki kolam renang, dan tidak pernah sekalipun saya mendapatkan komplain, apalagi pelarangan dan pengusiran. Saya heran, bagaimana mungkin saya diperlakukan tidak baik seperti ini justru di negeri Muslim?" gugatnya.

Di Eropa, lanjut Boston, dirinya dan juga sesama Muslimah lainnya memiliki kebebasan mutlak untuk memakai jilbab dan memasuki kolam renang dengan busana Islami. Maka terasa heran juga, kenapa justru kebebasan itu tidak ia ketemukan di negeri "asal jilbab" itu, yaitu di Timur Tengah.

"Padahal, baju yang saya pakai ya baju renang, hanya saja ada tambahan tutup kepala dengan desain jilbab," terang Boston.

Pakaian renang yang dijelaskan oleh Boston bisa jadi masih sangat asing di Mesir, juga di negeri-negeri Timur Tengah lainnya, dan justru banyak didapati di Indonesia.

Dengan nada bicara yang bercampur emosi, Boston mengisahkan jika ia dan kawan-kawan Muslimah lainnya mati-matian memperjuangkan undang-undang dibolehkannya memakai jilbab bagi Muslimah di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya, dan perjuangan itu berhasil, hingga akhirnya ia dan kawan-kawan Muslimah lainnya bisa memakai jilbab di tempat-tempat umum, hingga di kolam renang.

"Justru, saya mendapatkan hal terbalik ini, yaitu pelarangan memakai busana islami (di kolam renang, red) ini di Mesir. Hal yang sungguh sulit di percaya," katanya.

Boston menambahkan, dirinya kemudian menemukan kolam renang khusus untuk perempuan di Mesir. Tetapi, keadaan kolam renang tersebut membuatnya kembali memiliki kesan buruk terhadap Mesir.

"Kolam renang khusus untuk perempuan itu berupa rumah kaca yang sempit, lebih seperti kandang hewan, dan sangat bertentangan dengan kemanusiaan seorang manusia. Saya tak mau," tegas Boston. (L2/aby)

http://eramuslim.com/berita/dunia/muslimah-norwegia-mesir-aneh-negara-muslim-kok-malah-melarang-saya-berbusana-islami.htm

No comments:

Post a Comment