Islam di Venezuela Punya Semangat dan Militansi Melawan Penindasan.


Venezuela adalah salah satu negara yang terletak di kawasan Amerika Latin. Secara geografis, negara yang dipimpin oleh Hugo Chavez ini berada di daerah ketinggian. Kondisi cuacanya sangat ekstrem, bahkan bisa mencapai 0 derajat celsius. Karena itu, kondisi cuacanya dikenal sangat dingin. Bagi yang tak terbiasa dengan kondisi yang sangat ekstrem ini, dapat mengalami kesulitan bernapas. Namun, rata-rata suhunya mencapai 27 derajat celsius.

Negara yang menganut sistem pemerintahan bikameral (dua kamar) ini, memiliki air terjun yang termasuk tertinggi di dunia. Begitu juga dengan danau, negara ini memiliki danau terbesar di Amerika Selatan.

Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di Amerika Selatan. Dan, berkat minyak itu pula, Venezuela dikenal sebagai salah satu negara modern dan negara industri di kawasan Amerika Latin.

Kendati demikian, hal itu tidak menjamin negara ini bebas dari angka kemiskinan. Dalam sebuah penelitian diungkapkan, hampir setengah dari penduduk Venezuela berada di bawah garis kemiskinan. Angka pengangguran sangat tinggi. Kondisi ini memicu tingginya tingkat kejahatan dan kekerasan, terutama di ibu kota Venezuela, Caracas.

Pada tahun 2003 silam, tercatat lebih dari 11 ribu kasus pembunuhan. Angka ini meningkat sekitar lima kali lipat dibandingkan tahun 1991 yang dilaporkan mencapai 2.000 kasus.

Inilah tantangan terbesar Presiden Venezuela, Hugo Chavez. Sikapnya yang tegas dan pemberani, ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, kendati memiliki cadangan minyak terbesar di Amerika Latin.

Minoritas

Secara umum, luas wilayah Venezuela mencapai 912 ribu kilometer persegi. Tak terlalu luas bila dibandingkan dengan Indonesia. Namun demikian, negara yang berbatasan dengan Brasil, Kolombia, dan Guyana, ini memiliki jumlah penduduk sekitar 30-33 juta jiwa.

Dari total populasi itu, mayoritas warganya menganut agama Katolik Roma. Jumlahnya mencapai 96 persen atau sekitar 24,7 juta jiwa. Sementara itu, pemeluk Kristen Protestan berkisar sekitar 400 ribu jiwa. Kemudian, agama lainnya, seperti Islam, Hindu, Buddha, dan Yahudi, sebanyak dua persen. Pemeluk agama Islam tercatat sebanyak setengah (0,5) persen dari seluruh penduduk Venezuela, atau sekitar 127 ribu jiwa.

Sebagian besar umat Islam Venezuela tinggal di Caracas. Jumlahnya mencapai 15 ribu jiwa. Mereka umumnya berasal dari keturunan Arab, seperti Libanon, Palestina, Syria, dan Turki.

Di ibu kota Caracas ini, terdapat Masjid terbesar di Amerika Latin. Namanya Masjid Ibrahim. Masjid ini merupakan peninggalan atau didirikan oleh Syekh Ibrahim al-Ibrahim. Walaupun tidak berada di pusat kota, masjid ini memberikan pengaruh signifikan bagi kemajuan Islam di seluruh wilayah Venezuela, terutama di Caracas.

Bentuknya yang unik, mampu memberikan pengaruh bagi bangunan-bangunan (arsitektur) tempat ibadah atau masjid lainnya. Mulai dari kubah, mimbar, serambi, menara, hingga perangkat audio. Masjid ini dibangun dengan dana bantuan dari Yayasan Ibrahim bin Abdul Aziz Al-Ibrahim. Perancang atau arsiteknya bernama Oscar Bracho.

Sejumlah organisasi keislaman juga cukup banyak. Antara lain, Caribe Islam Margarita-La Comunidad Islamica Venezolana, Centro Islamico de Venezuela, Mezquita Al-Rauda di Maracaibo, Asociacian Honorable Mezquita de Jerusalen di Valencia, Islamico Centro de Maiqueta di Vargas, serta Asociacion Benefica Islamica di Bolivar.

Selain di Caracas, pemeluk agama Islam terbesar lainnya di Venezuela adalah di Pulau Margarita. Di daerah ini, banyak bermukim penduduk Muslim yang berasal dari keturunan Arab.

Keberadaan umat Islam di Venezuela ini seringkali mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan dunia. Jumlah minoritas tak mengurangi semangat umat Islam setempat, untuk menyuarakan kebenaran Islam dan menentang penindasan. Tak heran bila mereka sering mendapat liputan dari TV Al-Jazeera, LBC, ART, CNN, BBC, dan lainnya.

Bahkan, para wanita Muslim setempat tak ragu untuk menunjukkan jati diri mereka sebagai penganut agama Islam. Mereka senantiasa menggunakan jilbab dalam kehidupan sehari-hari. Baik ketika di rumah, kantor, pasar, ataupun bergaul dengan penduduk non-Muslim.

Pada 11 Februari 2006 lalu, sekitar 200 warga Muslim melakukan unjuk rasa ke Kedutaan Besar Denmark di Caracas. Mereka protes atas pemuatan kartun Nabi Muhammad SAW yang dilakukan warga Denmark.

Pada tanggal 20 Juli 2006, warga Muslim Venezuela kembali melakukan aksi unjuk rasa. Kali ini dilakukan di Kedutaan Besar Israel. Mereka memprotes sikap Israel yang memerangi Palestina dan Libanon.

Dukungan Chavez

Sikap aktif dan militansi warga Muslim Venezuela ini mendapat dukungan dari Presiden Hugo Chavez. Kendati tidak secara langsung, Chavez menyatakan kebenciannya terhadap kebijakan Pemerintah Israel. Chavez mengecam tindak dan aksi Israel serta Amerika dalam memerangi pejuang Palestina.

Chavez dikenal sebagai salah satu pemimpin dunia yang berani mengecam kebijakan Amerika Serikat dan Israel. Begitu juga, dengan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Keduanya seringkali melawan tindakan AS dan Israel.

Contoh sikap tegas Chavez adalah saat mengusir diplomat Israel dari Venezuela pada awal tahun 2009 lalu. Chavez meminta zionis Israel untuk meninggalkan bumi Palestina. Bahkan, ia menyebut pimpinan AS dan Israel sebagai Holocaust. Ia juga meminta Israel dan AS agar diseret ke pengadilan internasional. Karena itu, Venezuela memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

''Saya harap masyarakat Yahudi di venezuela turut menentang kebarbaran Israel. Apakah kalian (Yahudi--Red) hanya diam saja dan membiarkan segala bentuk penindasan?'' kata Chavez menegaskan.

Kendati demikian, Chavez juga tidak suka ada umat yang merusak tempat ibadah. Beberapa waktu silam, ketika sejumlah warga Venezuela merusak sinagog, tempat ibadah agama Yahudi, Chavez mengecam tindakan warganya itu. Ia meminta polisi setempat menindak tegas pelaku perusakan itu. sya/osa/taq

http://www.republika.co.id/berita/68527/Islam_di_Venezuela_Punya_Semangat_dan_Militansi_Melawan_Penindasan

No comments:

Post a Comment