LATAR BELAKANG
1. Pagi dan petang adalah dua waktu yang mengapit terbit dan terbenamnya matahari. Matahari terbit di awali oleh sholat shubuh, matahari terbenam dengan kumandang adzan maghrib. Shubuh, amal dicatat. Ashar, amal dilaporkan. Pada waktu shubuh dan ashar bertemu 2 malaikat; antara malaikat siang yang mau turun dan malaikat malam yang mau naik. Sementara pada waktu ashar, malaikat siang mau naik dan malaikat malam mau turun. Pagi petang adalah waktu ibadatnya Nabi-nabi terdahulu. Dunia flora dan fauna sangat bergantung pada pagi dan petang sebagai waktu terbaik bagi mereka untuk bekerja dan beribadat. Pagi-petang adalah asal waktu diperintahkan sholat.
Ibnu 'Abbas RA mengatakan: "Kedua waktu ini adalah awal mula difardlukannya sholat. Maka disukai pada kedua waktu itu dipakai untuk berdoa oleh hamba Allah Ta’ala." (Tafsir Ibnu Katsir, 3/303; Fathul Qadir Imam Syaukani, 4:74)
1. Pagi dan petang adalah dua waktu yang mengapit terbit dan terbenamnya matahari. Matahari terbit di awali oleh sholat shubuh, matahari terbenam dengan kumandang adzan maghrib. Shubuh, amal dicatat. Ashar, amal dilaporkan. Pada waktu shubuh dan ashar bertemu 2 malaikat; antara malaikat siang yang mau turun dan malaikat malam yang mau naik. Sementara pada waktu ashar, malaikat siang mau naik dan malaikat malam mau turun. Pagi petang adalah waktu ibadatnya Nabi-nabi terdahulu. Dunia flora dan fauna sangat bergantung pada pagi dan petang sebagai waktu terbaik bagi mereka untuk bekerja dan beribadat. Pagi-petang adalah asal waktu diperintahkan sholat.
Ibnu 'Abbas RA mengatakan: "Kedua waktu ini adalah awal mula difardlukannya sholat. Maka disukai pada kedua waktu itu dipakai untuk berdoa oleh hamba Allah Ta’ala." (Tafsir Ibnu Katsir, 3/303; Fathul Qadir Imam Syaukani, 4:74)
2. Nabi Zakaria AS adalah di antara Nabi & Rasul yang banyak menggunakan waktu pagi dan petang untuk beribadat. Ketika Allah Ta’ala melarang Nabi Zakaria untuk bicara selama 3 hari, sebagai tanda dikabulkannya permohonan beliau akan punya anak meskipun beliau sudah mandul dengan syarat tidak boleh bicara 3 hari, namun ibadat pada pagi-petang; Allah Ta’ala kecualikan, Ali Imran:41. Berkata Muhammad bin Ka'ab Al Qurdzi: "Jika ada keringanan bagi seseorang untuk meninggalkan kewajiban dzikir, maka niscaya Nabi Zakaria termasuk yang diberi rukshah, namun ternyata tidak ada keringanan, sebab ibadat pagi-petang tetap ia lakukan (Ali Imran:41). Dan jika ada keringanan bagi seseorang untuk tidak bersuara, maka dzikir adalah pengecualiannya (Al-Anfal:45)
3. Matahari sesaat ketika terbenam, terlebih dahulu ia bersujud kepada Allah Ta’ala menyusul dikumandangkannya adzan maghrib dan naiknya amal kehadirat Allah Ta’ala, sebagaimana tafsir surah Fathir:10, dan sabda Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam Maka doa pagi petang sebagai syukur hamba kepada Allah Ta’ala atas nikmat terbit dan terbenamnya matahari, sebagai kesempatan untuk bertaubat dan mencari keridhaan-Nya. Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada Abu Dzar Al Ghifari, ketika matahari terbenam. "Apakah engkau tahu kemana matahari itu pergi." Jawab Abu Dzar: "Allah dan Rasul-Nya saja yang tahu." Sabda Nabi: "Matahari itu pergi setelah bersujud di bawah 'Arsy Allah. Lalu matahari itu minta idzin, Allah pun mengidzinkannya. Maunya setiap saat ia bersujud, namun tidak diterima dari sujudnya yang setiap saat itu (bandingkan dengan al Hajj:18, pent.). Matahari minta idzin, namun tetap tidak diidzinkan, sampai Allah Ta’ala katakan padanya: "kembalilah, dari awal kamu datang dan ia pun terbenam ke tempat di mana ia biasa terbenam, itulah maksud firman Allah Ta’ala: "dan matahari berjalan di tempat peredarannya, demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Yasin:38) . Shahih Bukhari (4803); Shahih Muslim (159)
FAWA'ID
1. Doa pagi petang termasuk waktu doa yang utama, yang layak dipergunakan secara optimal oleh setiap muslim. Dimulai dari penguasaan materi doa dan koleksi-koleksinya berdasarkan standar Qur'an-Sunnah, berlanjut pada pemahaman dan pengamalannya melalui sistem pembiasaan dan pendisiplinan setiap hari, sebagaimana pesan Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam terhadap Arab Badui. 'Abdullah bin Busr RA meriwayatkan, ada seorang badui bertanya kepada Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, katanya; "Sesungguhnya ajaran-ajaran Islam telah banyak diketahui, maka beritahukanlah kepadaku sesuatu darinya yang dapat saya ucapkan berulang-ulang." Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: "Biasakanlah lidahmu terus bergerak dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala." Hadits Shahih, HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Hakim, Ibnu Hibban. Shahih Targhib no.:1491
2. Sebagaimana diketahui, materi doa pagi-petang variasinya sangat banyak sekali, baik bacaan maupun pilihan-pilihan doanya. Ini semua menunjukkan, supaya setiap muslim jangan sampai melewatkannya atau sengaja melupakannya dengan alasan apapun. Di antara kalimatnya ada doa yang pendek,tujuannya supaya orang tidak sulit menghapal, merepotkan atau tidak menyita waktu banyak. Ada pula kalimat yang panjang, ini untuk mereka yang terbiasa menghapal dan punya waktu yang memadai. Selain ada juga pilihan kalimat yang isinya cukup padat dan berisi, sebagai pilihan alternatif bagi yang lain.
3. Di antara faedah doa pagi-petang adalah:
(a) Senantiasa dalam pantauan Allah Ta’ala, seperti firman Allah Ta’ala fadzkuruwni adzkurum wasykuruulii walaa takfuruun, al-Baqarah:152. Imam Qurthubi (w.671 H) dalam Tafsirnya: summiya adz-dzikr bi al-lisaan zikran li'annahuw dilaalah alaa adz-dzikr al-qalbii; dzikir lisan didahulukan penyebutannya dahulu karena dengan sendirinya melakukan dzikir hari. Sa'id bin Jubeir (w.95 H) mengatakan, dzikir itu termasuk amal taat, orang yang berdzikir berarti senantiasa dalam ketaatan dan balasan ampunan dan pahala; adzkuruunii bi't-thaa'ah adzkurukum bi ats-tsawab wa al-maghfirah.
(b) Terjaga dari kemungkinan yang tidak baik.
Dari Aban bin Utsman dia berkata; saya mendengar 'Utsman bin 'Affan RA berkata; saya mendengar Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba yang membaca pada pagi dan sore hari di setiap malamnya; Bismillahilladzii laa yadzurru ma'asmihi syai`un fil alrdli walaa fis samaa` wahuwas samii'ul 'aliim (Dengan menyebut nama
Allah yang tidaklah sesuatu yang ada di bumi dan di langit akan celaka dengan nama-Nya, dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui)." Sebanyak tiga kali, niscaya tidak akan di celakakan oleh sesuatu." Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad [660]; Imam Tirmidzi, Ibnu Majah. Shahihul Jami' [5745]
(c) Diangkat derajat dan kemuliaannya
Abu Ayyub Al Anshari meriwayatkan dari Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "barang siapa yang ketika pagi hari mengucapkan LA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LA SYARIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYI WA YUMITU WA HUWA 'ALA KULLI SYAI'IN QADIR sebanyak 10 kali maka Allah akan menulis untuknya setiap satu kali dia ucapkan dengan 10 kebaikan dan Allah akan mengangkat darinya 10 kesalahan dan Allah akan mengangkatnya dengan kalimat itu 10 derajat dan hal itu baginya seperti sepuluh pengawal yang menjaganya dari awal siang hingga akhir dan dia tidak melakukan suatu amalan pada hari itu yang mengalahkannya jika dia membacanya pada sore hari seperti itu. Hadits Shahih, HR Ahmad & Thabarani, as-Shahihah Syeikh Albani no.:114.
(d) Waktu di mana malaikat saling bertemu antara malaikat malam yang mau turun untuk mencatat amal dan malaikat siang yang mau melaporkan amal. Abu Hurairah bahwa Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda; Di tengah kalian ada malaikat yang bergantian di waktu malam dan siang, mereka berkumpul ketika shalat fajar dan shalat ashar, lantas malaikat yang bermalam naik dan Tuhan mereka menanyai mereka -sekalipun Dia paling tahu terhadap mereka- bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku? Jawab mereka; "Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan kami datangi mereka juga dalam keadaan shalat." Shahih Bukhari [555,7429,7486]; Shahih Muslim [1376]
(e) Dihapuskan kesalahannya.
Dari Abu 'Ayyasy Az Zuraqi dia berkata; Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa ketika pagi hari mengucapkan; "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai`in qadiir (Tiada ilah selain Allah yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, serta Dia berkuasa atas segala sesuatu). Maka ia akan mendapatkan pahala seperti memerdekakan seorang budak dari keturunan Isma'il, di hapuskan darinya sepuluh kesalahan, di angkat baginya sepuluh derajat, dan ia tetap terjaga dari syaitan hingga sore hari. Jika dia berada di sore hari, maka ia akan tetap demikian sampai pagi hari menjelang." Perawi berkata; "Seorang laki-laki bermimpi bertemu dengan Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam sebagaimana mimpinya orang-orang yang tidur, dan dia berkata; "Wahai Rasulullah, Abu 'Ayyasy telah meriwayatkan darimu begini dan begini." Beliau menjawab: "Abu 'Ayyasy benar." Shahih Ibnu Majah (3867)
4. Kapan doa pagi-petang ini dibaca? ada yang terkait dengan waktu sholat; seperti usai sholat shubuh (qabla thulu'), dan usai sholat maghrib; ada yang tidak terikat dengan waktu sholat yakni waktu dhuha (pagi) dan ba'da ashar sampai menjelang maghrib.
No comments:
Post a Comment